Profesor Kimia: Gas Air Mata Kedaluwarsa Lebih Berbahaya, Komponennya Bisa Jadi Gas Sianida
Profesor Kimia dari Simón Bolívar University, Venezuela, Mónica Kräuter, menemukan bahwa gas air mata kedaluwarsa lebih berbahaya
“Ini untuk mengurai massa secara klaster dalam jumlah yang sedang lah,” jelasnya.
Ketiga, ia menunjukkan gas air mata dengan kemasan tabung berwarna merah bertuliskan POWDER KAL. 37/38 MM.
“Kemudian yang skala besar, yang paling keras adalah yang CS Powder, ini untuk mengurai atau membubarkan massa dalam jumlah yang cukup besar,” ungkapnya.
Baca juga: Polri Gunakan Gas Air Mata Kedaluwarsa di Kanjuruhan, TGIPF Lakukan Pemeriksaan Laboratorium
Ia juga membenarkan bahwa gas air mata yang ditemukan di TKP Stadion Kanjuruhan sudah kedaluwarsa.
“Ya, betul,” tutur laki-laki yang pernah menjabat sebagai Kapolres Lumajang pada 2009 itu.
Ia menegaskan bahwa kadar atau fungsi kimia dalam gas air mata yang kedaluwarsa justru menurun.
“Kalau gas air mata ini, ketika dia kedaluwarsa, kalau nggak salah 2019 (atau) 2021 yang digunakan itu, itu justru kadar atau fungsi kimianya dia turun,” tegas Dedi.
“Ketika ditembakkan juga ini dia tidak akan efektif juga,” imbuhnya.
Sebagaimana telah diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, Polri memiliki anggaran ratusan miliar untuk membeli gas air mata pada tahun 2022 ini.
Menurut informasi di platform Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Polri, anggaran untuk membeli pelontar dan amunisi gas air mata pada 2022 mencapai Rp160 miliar lebih.
Polri membuat empat kali tender pengadaan pelontar dan amunisi gas air mata sepanjang Januari 2022.
Tender pertama, 3 Januari 2022, dengan nama paket "Pengadaan Gas Air Mata Kal. 38mm (Smoke)" menghabiskan biaya lebih dari Rp19,96 miliar.
Pengadaan kedua, 11 Januari 2022, dengan nama paket "Pengadaan Pelontar dan Gas Air Mata" selesai dengan harga kontrak mencapai lebih dari Rp29,95 miliar.
Sementara itu, pada 17 Januari 2022, Polri membuat dua tender, yakni "Pengadaan Launcher Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022" yang menghabiskan uang negara sebanyak Rp41 miliar dan "Pengadaan Amunisi Gas Air Mata Program APBN T.A. 2022" dengan nilai kontrak Rp68,58 miliar.
Baca juga: VIDEO Perjuangan Ibu Penjual Tiram di Alue Naga - Human Interest
Baca juga: Moskow Terbuka Berdialog Tentang Perang Ukraina dengan Barat, Tawaran AS Bohong
Baca juga: Erdogan Akan Temui Presiden Rusia di Astana, Berharap Dapat Satukan Dengan Volodymyr Zelenskyy
Kompastv: Polri Akui Gunakan 3 Jenis Gas Air Mata di Tragedi Kanjuruhan, dari Skala Rendah hingga Paling Keras