Berita Banda Aceh
Usai Dilantik Jadi Penjabat Wali Kota Banda Aceh, Ini Langkah Strategis yang Dilakukan Bakri Siddiq
Bukan dari belakang meja, tapi turun langsung ke setiap kantor pemerintahan secara maraton, terutama yang berhubungan dengan pelayanan publik.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Ibrahim Aji
"Total anggarannya mencapai Rp 12,7 miliar," sebut Bakri.
Bukan hanya itu, Pemko Banda Aceh juga akan melakukan penanganan long segment tehadap Jalan Hasan Saleh di kawasan Neusu, mulai dari Simpang Lamlagang hingga Lapangan Jasdam.
"Dengan anggaran Rp 11,1 miliar, akan kita rekonstruksi jalan yang sudah mulai crowded itu."
Di samping itu, beberapa usulan program lainnya turut disampaikan Bakri Siddiq kepada pemerintah pusat.
"Insyaallah Banda Aceh Outer Ring Road akan dilanjutkan pembangunannya. Begitu juga dengan proyek flyover Pango," katanya.
Termasuk penataan pinggiran Krueng Aceh mulai dari Jembatan Pante Pirak hingga Jembatan Peunayong.
"Ini semua sudah masuk dalam rencana umum Kementerian PUPR pada 2025 mendatang," katanya lagi.
Item lain, pihaknya juga meminta pelebaran Jalan Sultan Iskandar Muda, tepatnya mulai dari jembatan setelah simpang empat Punge hingga samping rumah Pangdam ke arah Blangpadang.
"Titik ruas jalan nasional tersebut terlalu sempit sehingga selama ini sering terjadi kemacetan."
"Permintaan itu pun langsung disahuti dan akan dikerjakan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Aceh tahun depan dengan menggunakan APBN. Nominal pelebaran jalan beserta jembatan itu Rp 10,5 miliar," ungkapnya.
Baca juga: Ditanya Tentang Rencana Pensiun di Real Madrid, Karim Benzema: Ya, Tidak Ada Alternatif
Baca juga: Pertempuran Sengit Antara Pemberontak Dukungan Turki Pecah di Suriah Utara, 58 Orang Tewas
Meningkatkan Pelayanan Publik
"Menyangkut pelayanan publik, dari persentase 100, jika ada 10 persen saja yang komplain, kita belum sukses. Perbaikan pelayanan Perumdam Tirta Daroy menjadi prioritas saya di Banda Aceh."
Sejak dari bulan tujuh hingga sembilan, Bakri Siddiq menerima banyak keluhan dari masyarakat, baik via WA maupun langsung, terkait dengan kurangnya suplai air.
"Khususnya yang banyak dari daerah Lambaro Skep dan Lampulo," ungkapnya.
Ia pun menginstruksikan Perumdam Tirta Daroy untuk menuntaskan masalah tersebut dalam waktu yang tak terlalu lama.
"Dalam tiga atau empat bulan pasca saya menjabat (September atau Oktober 2022), Perumdam Tirta Daroy harus mampu melayani pelanggan lebih baik, walau belum bisa memuaskan semua."
Terkait dengan debit air baku yang masih fluktuatif (bergantung pada bendungan karet plus air pasang), pihaknya akan mengupayakan tambahan reservoir di kawasan Lambhuk.
"Koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai I Sumatera juga tengah kita lakukan. Dengan adanya reservoir penampungan air baku, stok/debit air baku kita selalu tersedia," katanya.
Saat ini, ujar Bakri, kapasitas produksi air di WTP Lambaro sudah memadai.
"Dari kapasitas maksimal 800, saat ini produksinya mencapai 700 liter per detik, bahkan meningkat 100 meter liter per detik dibanding rata-rata 600 liter per detik."
Baca juga: Lebanon Tuduh Kapal Perang Israel Langgar Perbatasan Maritim Negaranya
Baca juga: Perkuat Adaptasi Perubahan Iklim, FP USK Gelar Seminar Internasional ICAGRI 4
Idealnya, debit air yang bertambah ini harus berbanding lurus dengan pelayanan kepada masyarakat, sehingga keluhan bisa berkurang.
Terkait problem suplai air seperti di Lambaro Skep, Perumdam Tirta Daroy juga sedang memperbaiki jaringan perpipaan bocor dan tumpang tindih yang mengakibatkan kecilnya tekanan air.
Untuk memastikan pelayanan publik tetap prima, Bakri Siddiq pun kerap melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah dinas, terutama dinas dan instansi pelayanan publik.
"Mal Pelayanan Publik (MPP) di Lantai III Pasar Aceh Baru menjadi atensi saya untuk memastikan layanan cepat, tepat, efektif, dan efisien bagi masyarakat kota."
Kepada jajaran MPP, ia menegaskan aparatur harus mampu merubah mindset, memahami dirinya sebagai pelayan masyarakat, bukan malah dilayani.
"Masyarakat tidak boleh menunggu lama, kalau kemarin menyelesaikan satu dokumen butuh waktu dua minggu, ke depan saya ingin dipercepat. Kalau bisa satu atau dua hari selsai. Intinya jangan dipersulit, harus dapat dipermudah."(*)