Jurnalisme Warga
Belajar Menulis di Rumoh Harapan Atjeh
Hari Senin lalu saya mengajar menulis di Rumoh Harapan Atjeh atau sering disebut dengan RHA. Lokasinya di Rumah Sakit Jiwa Aceh

Ada lagi Mr X, yang menulis apa yang dia rasakan hari ini.
“Saya merasa lemas sekali, tetapi harus tetap semangat untuk menjalani hari-hari di rumah pemulihan.
Saking semangatnya saya lupa kalau saya sedang direhabilitasi,” tulisnya di kertas putih yang saya bagikan.
Residen lain, RM, menulis, “Pada suatu hari di sebuah kota hidup seorang pemuda yang namanya ‘RM’.
Ia mempunyai kekuatan bela diri untuk mengalahkan penjahat yang sangat kejam.
Namun, RM tidak takut menghadapi penjahat-penjahat yang sangat ganas atau perbuatannya yang tak akan mengenali lawannya siapa saja.
Yang berhadapan dengannya pasti akan kalah, tetapi dibuatnya tidak berdaya.
” Ada Doraemon, menulis tentang cita-cita ingin menjadi pemain sepak bola, tapi belum kesampaian dan sampai saat ini masih ingin menjadi pemain bola.
Honseping menulis tentang waktu pergi sekolah yang suka malas-malasan, orang sedang upacara dia tidur.
Baca juga: Natasha Rizky Hobi Menulis Sejak SMP
Suka cabut sekolah dan merokok, kemudian pernah ketahuan guru dan dipanggil orang tuanya.
Inilah sekelumit cerita para residen di RHA.
Kelas kali ini mayoritas residennya pemakai sabu-sabu dan ganja.
Mereka berada di RHA selama tiga bulan.
Di sana mereka mengisi kegiatan dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Diawali shalat Subuh, membuat jurnal, membersihkan rumah, meeting pagi, dan masuk sesi edukasi, dan sebagainya.