Jurnalisme Warga
Stunting, Penyebab atau Akibat dari Kemiskinan?
Menghadapi keterbatasan finansial sehingga menghambat kemampuan mereka untuk mengakses makanan yang aman, cukup, dan bergizi

Salah satu ibu yang saya temui, anaknya berusia sembilan bulan dan sedang terkena sakit campak.
Sehari-hari, ia hanya memberikan ASI dan nasi putih yang ditaburi garam.
Menurutnya, balita pada usia tersebut belum boleh diberikan lauk-pauk.
Adanya anggapan bahwa datang ke posyandu hanya sekadar untuk melakukan penimbangan saja, membuat mereka tak memperoleh pengetahuan yang utuh tentang pola asuh anak.
Berbagai persoalan itu menjadi tantangan keseharian kelompok keluarga prasejahtera.
Disebut keluarga prasejahtera karena salah satu dari kebutuhan dasar keluarga seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan, belum mampu dipenuhi.
Baca juga: Ini Penyebab Tingginya Angka Stunting di Aceh
Di tengah ancaman resesi global, lantas apa dampaknya jika fenomena sosial ini terus berlanjut? Menurut penelitian yang dilakukan oleh Fareeha Siddiqui dkk pada tahun 2020, menyebutkan bahwa adanya hubungan penting antara kekurangan gizi (gizi kurang, buruk, dan stunting) terhadap kemiskinan.
Keluarga yang hidup dalam kemiskinan sering kali menghadapi keterbatasan finansial sehingga menghambat kemampuan mereka untuk mengakses makanan yang aman, cukup, dan bergizi.
Salah contoh pemilihan makanannya ialah cenderung mengonsumsi makanan pokok yang murah dan berenergi tinggi, terutama karbohidrat dan lemak.
Untuk zat gizi mikro (vitamin dan mineral) yang bersumber dari buah dan sayur sering terabaikan.
Kualitas makanan yang rendah juga dapat mengganggu kekebalan dan membuat individu lebih rentan terhadap infeksi.
Selain itu, jika terinfeksi, keadaan cenderung menjadi lebih buruk karena dapat menurunkan status gizi dan kesehatan lebih lanjut.
Pertanyaan yang kini muncul adalah apakah kekurangan gizi merupakan penyebab atau akibat dari kemiskinan dan sebaliknya? Untuk menguraikan hal ini, penting untuk menyoroti hubungan daur kehidupan manusia dengan gizi dan kemiskinan.
Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa status gizi memiliki dampak besar pada sumber daya manusia (SDM).
Alasannya sederhana, peningkatan status gizi sangat penting untuk keluar dari jerat kemiskinan.