Kupi Beungoh

Anwar Ibrahim: Pangeran Prinsip dan Sabar

Anwar menjadi bahan perbincangan internasional yang menggelegar ketika ia menjalani pengadian dengan mata hitam yang sembam.

Editor: Amirullah
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Tugas Anwar tak mudah, karena ia akan membawa Malaysia keluar dari kemelut politik, kemelut ekonomi, dan kemelut korupsi parah yang menjadi akar dari semua persoalan Malaysia hari ini.

Akankah ia berhasil?

Mungkinkah ia mampu mepersatukan berbagai partai dan koalisi yang tak menang mayoritas, dan telah berkeping dalam empat tahun terakhir.

Mampukah ia meyakinkan bumiputra Melayu, bahwa ia tak akan pernah meninggalkan mereka?

Pada saat yang sama mungkin ia mampu meyakinkan non Melayu, terutama warga keturuanan India dan Cina, bahwa ia akan menjadi Perdana Menteri yang akan mengayomi semua.

Mungkinkah ia mampu merajut kembali dan bahkan meperbahrui dan memperkenalkan babak kedua kehidupan keragaman yang pernah dicapai oleh Barisan Nasional, Akankah ia mempunyai resep baru yang lebih berkelanjutan melindungi bumiputera sekaligus adil terhadap etnis Cina dan India, semenjak negara itu didirikan?

Baca juga: Penantian 24 Tahun Anwar Ibrahim, Ditunjuk Raja Jadi PM Malaysia

Seorangpun tak mampu menjawab dengan pasti dengan hanya menunjuk pada satu kata yang berasosiasi dengan Anwar. Kata itu simpel, mudah, dan pendek yakni “sabar“.

Ia adalah pemimpin yang telah makan asam garam perjuangan tentang idealisme, keyakinan, dan cita-cita, semenjak ia menjadi mahasiwa.

Ia kenyang dengan bacaan akademik, aktivistas non akademik mahasiwa, dan bahkan pernah menjadi ketua organisasi prestesius pemuda melayu, ABIM-Angkatan Belia Islam Malaysia.

Ia pernah memimpin demonstrasi membela petani karet d Baling, Perak pada tahun 1974 yang membuatnya masuk penjara selama 20 bulan. Karen inetegritas dan pandangannya ia kemudian diajak Mahathir untuk masuk UMNO.

Ia kemudian berkibar menduduki berbagai jabatan Kementerian,dan kemudian menjadi orang kedua UMNO dalam pemerintahan, Wakil Perdana Menteri.

Kesabarannya yang tiada tara adalah ketika ia difitnah secara terstruktur dan sistematis oleh pemerintah yang ia layani yang dipimpin oleh Perdana Menteri Mahathir Muhamad.

Kesalahan Anwar tak banyak. Ketika krisis ekonomi Asia terjadi pada tahun 1998, Anwar berdiri tegak melawan kapitalis kroni yang banyak melibatkan petinggi UMNO, dan bahkan anak perdana Menteri Mahathir, Mukhriz Mahathir yang ditengarai oleh Anwar terlibat dalam korupsi Petronas.

Ia juga pro rezim devisa bebas seperti yang dianjurkan IMF, sesuatu yang sangat berbeda dengan Mahathir yang lebih suka dengan rezim devisa terkendali. Perdebatan itu membuat Anwar mundur dari jabatan Wakil Perdana Menteri.

Anwar tak setuju, sekaligus mulai membocorkan praktek korupsi dikalangan elite UMNO yang mengelilingi Mahathir.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved