Berita Lhokseumawe
23 Rohingya Kabur dari Penampungan
23 pengungsi Rohingya dilaporkan kabur dari tempat pemampungan sementara di eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe
LHOKSEUMAWE - 23 pengungsi Rohingya dilaporkan kabur dari tempat pemampungan sementara di eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, Selasa (13/12/2022).
Informasi tersebut diperoleh dari pihak UNHCR saat melakukan pengecekan jumlah pengungsi Rohingya dari eks Kantor Imigrasi, Jalan Medan-Banda Aceh, Dusun Ule Blang Mane, Kecamatan Blang Mangat, Lhokseumawe.
Adapun 23 pengungsi yang kabur adalah Ahmad Kabir, Akbar Ali, Amin, Soyudul, Anowara Begum, Shokila Begum, Haresha bibi, Rufia Bib, Salamatullah, Somira.
Kemudian, Almorijan, Parmina, Sufaida, Kayes Noor, Nahar Sabekum, Nahar Shamsun, Osman Mohammad, Siddiq Abu Bakar, Tara Farmin, Ullah Akram, Ullah Anayet, Ullah Asmat, Ullah Salamat, dan Nahar Sabekun.
Kapolres Lhokseumawe, AKBP Henki Ismanto SIK membenarkan informasi kaburnya Rohingya.
Menurutnya, sampai dengan saat ini jumlah pengungsi Rohingya yang berada di eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe sebanyak 229 orang.
“Di mana 210 yang terdampar di Kecamatan Muara Batu, dan 219 di Kecamatan Dewantara sehingga total 229 orang.
Saat ini, mereka tinggal 206 orang lagi,” jelasnya.
Informasi yang dihimpun Serambi, pada pukul 07.00 WIB, seperti biasa pihak keamanan melaksanakan patroli di seputaran gedung eks Kantor Imigrasi menemukan bekas tapak kaki yang menempel di dinding pagar tembok.
Lalu, pada Pukul 08.30 WIB, petugas keamanan melakukan pencarian dan melaporkan kepada pihak UNHCR soal Rohingnya yang melarikan diri.
Menyusul kejadian itu, petugas keamanan melaksanakan pengecekan dan pencarian ke dalam gedung tempat pengungsi, dan tidak ditemukan ke- 23 warga imigran Rohingya tersebut.
Baca juga: Warga Blang Mangat Demo Desak Rohingya Segera Direlokasi
Baca juga: UNHCR Sayangkan Aksi Penolakan Rohingya di Aceh, Berharap Ada Titik Temu Antara Warga dan Pengungsi
Selain itu, ditemukannya bekas kaki di pagar dengan cara melompati pagar tembok belakang gedung eks imigrasi itu.
Pihak keamanan melakukan pencarian di seputaran dan di belakang gedung, namun tidak menemukan.
Pukul 11.00 hingga 15.30 WIB, dilakukan pengecekan dan pendataan oleh pihak UNHCR terhadap pengungsi Rohingya yang berada.
Ternyata benar 23 Rohingya sudah tidak ada lagi di lokasi.
Kejadian serupa terjadi dan diduga melibatkan jaringan perdagangan manusia yang diperkirakan dari luar daerah.
Mereka datang untuk melakukan penjemputan terhadap warga Rohingya.
Pihak IOM telah menyarankan UNHCR untuk dilakukan penambahan menutup pagar yang berada di belakang gedung Imigrasi Lhokseumawe, agar tidak mudah melarikan diri dengan memanjat dinding pagar.
Terulang Kembali
Kasus kabur dari penampungan sementara kembali terulang.
Di mana ratusan pengungsi Rohingya yang menempati Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Lhokseumawe pada tahun 2021 lalu juga melarikan diri.
Artinya, ini menjadi ulangan peristiwa mereka kabur usai dijemput oleh pelaku perdagangan manusia.
Baca juga: Warga Resah Rohingya Melanggar Adat hingga Mencuri Kelapa
Dalam kejadian ini pihak yang menangani pengungsi harus bertanggung jawab atas peristiwa yang terus terjadi ketika Rohingya terdampar ke Aceh.
Menurut catatan Serambi, saat menempatai BLK Lhokseumawe di Gampong Meunasah Mee, Kecematan Muara Dua, kasus Rohingya kabur terjadi puluhan kali.
Seharusnya, UNHCR dan IOM harus meminta TNI/Polri untuk memperketat pengamanan bagi pengungsi Rohingya.
Apalagi, mereka seperti sudah direncanakan kapan waktunya untuk dijemput dan akan kabur dari tempat penampungan di Lhokseumawe.
Bahkan, baru-baru ini ada sekitar 230 Rohingnya yang terdampar di dua lokasi Aceh Utara, juga mengalami hal serupa.
Ialah 23 Rohingya kembali kabur dan diduga telah dijemput oleh pelaku perdagangan manusia.
Keresahan inilah yang membuat warga sekitar protes untuk meminta Rohingya agar segera angkat kaki dari Aceh. (zak)
Baca juga: Kakanwil Kemenkum HAM Aceh Cek 229 Rohingya yang Tempati Eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe
Baca juga: 230 Rohingya Akhirnya akan Ditampung di Eks Kantor Imigrasi Lhokseumawe, UNHCR/IOM Bersihkan Tempat