Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Kisah-Kisah Menakjubkan saat Tsunami Aceh 2004, Diselamatkan Ular hingga Bantuan Boat dari Buaya

Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
DOKUMEN HARIAN SERAMBI INDONESIA
Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut. 

"Karena terlalu lama menunggu di depan pagar rumah, istri saya dan Basri lari ke jalan belakang rumah," kenang M Nur.

Istrinya sempat berhenti sebentar di depan pintu pagar sebuah rumah besar dua tingkat dan meminta Basri segera menyelamatkan diri ke sana sebelum air laut menghantam.

Beberapa tetangga telah lari lebih dahulu ke rumah tersebut untuk menyelamatkan diri, tetapi Warnita dan Basari masih termangu tak tahu berbuat apa.

Baca juga: Ribuan Warga Nagan Raya Larut dalam Zikir Peringati Tsunami Aceh

Melihat gelombang air laut dengan ketinggian di atas pohon kelapa sedang menghantam sebuah rumah dengan suara menggelegar.

"Tanpa pikir panjang, dia (istri) langsung berusaha menyelamatkan diri berlari ke ujung jalan dekat rumah besar sambil menggendong Hafidz," ungkap M Nur.

Karena tak sempat lari lebih jauh akibat gelombang air laut yang terus berdiri tegak tanpa jatuh dan sangat kencang, Warnita memutuskan untuk berpegangan pada pagar sebuah rumah.

Sayangnya sang istri ikut dihantam tsunami, pagar yang dipegangnya terbawa air laut termasuk dirinya sendiri.

Hafidz si anak bungsu yang berada di gendongan istrinya lepas terbawa gelombang tsunami.

"Dia sempat memanggil istri saya terakhir kalinya, mama, mama. Setelah itu dia hilang di tengah derasnya gelombang air laut," kenang M Nur.

"Sebelum tsunami datang, pascagempa istri saya sempat menyuapkan nasib untuk kedua anak kami sebagai ungkapan rasa sayang terakhir kali," tambahnya.

Baca juga: Cerita Cut Meyriska Saat Tsunami Aceh 2004, Pulang Nebeng Truk Pengangkut Mayat

Singkat cerita, Warnita terombang ambing di tengah derasnya amukan gelombang tsunami dan terhantam oleh benda-benda seperti kusen dan sebagainya.

Sambil berusaha muncul ke permukaan dan memanggil-manggil kedua anaknya, sang istri terus berusaha sekuat tenaga menyelamatkan diri.

Warnita sempat mengira air sudah tenang dan mulai surut, namun ternyata ada gelombang kedua yang lebih dahsyat dan menggulung dirinya.

Pucuk daun kelapa yang dipegangnya tidak mampu menahan terjangan ombak, Warnita kembali tersengal-sengal dalam gulungan amukan tsunami.

"Istri saya timbul tenggelam beberapa kali dan tidak menemukan benda apa pun di atas permukaan air," kenang M Nur.

Baca juga: Kilas Balik Tsunami Aceh 2004 | Dahsyatnya Ombak Tsunami, Tiada Lagi Olele di Koetaradja

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved