Kilas Balik Tsunami Aceh 2004
Kisah-Kisah Menakjubkan saat Tsunami Aceh 2004, Diselamatkan Ular hingga Bantuan Boat dari Buaya
Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Saat berada dalam air dengan napas terakhir yang tersisa, istrinya hanya bisa berdoa agar diselamatkan.
Ketika muncul di permukaan dengan napas yang sudah tersengal-sengal, tiba-tiba di depannya ada kasur kecil dengan seekor ular di atasnya.
"Ular itu seperti sengaja memberikan kasur tersebut kepada istri saya," ungkap M Nur.
Tilam itu kemudian langsung dipeluk erat-erat oleh Warnita, tanpa ada perasaan takut sedikit pun akan adanya seekor ular.
Tanpa disangka, ular tersebut langsung pergi dan tidak terlihat lagi. Sedangkan tilam masih dipegang erat-erat oleh Warnita.
"Istri saya dan tilam itu berenang ke arah sebuah tumpukan kayu dan bahan bangunan yang sangat tinggi," ungkap M Nur.
"Istri saya memperkirakan, dia berjuang selama dua jam lebih dalam air dan sekitar pukul 11.00 WIB, dia baru merasa aman di rumah dua tingkat sekitaran Rukoh, Darussalam," tambahnya.
Dengan tertatih-tatih karena sekujur badannya terluka dihempas kayu, Warnita pergi ke Masjid Universitas Syiah Kuala (USK).
Baca juga: Kisah Teungku Sofyan Selamat dari Bencana Tsunami Aceh, Tergulung Ombak hingga Terkubur 7 Hari
Rasa haru dan kesedihan yang tak terkira, M Nur bertemu dengan sang istri pada hari itu sebelum azan magrib berkumandang di halaman masjid USK.
Keesokan harinya, mereka bertemu dengan adik sepupu bernama Bakhtiar, sedangkan Basri tidak ditemukan lagi.
Sementara kedua anak mereka, jenazah si bungsu Hafidz ditemukan di samping halaman Perpustakaan USK dan dikebumikan di kuburan massal.
Sedangkan si sulung Nowval tidak ditemukan hingga kini meski sudah dicari ke sejumlah rumah sakit hingga masuk ke kampung-kampung di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar.
Kisah Bantuan Boat dari Buaya
Sementara kisah lain datang dari Rita Mutia (45) dan sekeluarga yang mendapat bantuan tak disangka-sangka dari sekawanan buaya.
Saat tsunami tiba, ia bersama keluarga sudah berhasil lebih dulu menyelamatkan diri ke lantai atas salah seorang rumah tetangga yang kebetulan bertingkat.