Kilas Balik Tsunami Aceh 2004

Kisah-Kisah Menakjubkan saat Tsunami Aceh 2004, Diselamatkan Ular hingga Bantuan Boat dari Buaya

Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
DOKUMEN HARIAN SERAMBI INDONESIA
Kisah-kisah menakjubkan saat tsunami Aceh 2004, mulai dari diselamatkan ular hingga bantuan boat dari buaya akan diulas kembali dalam tulisan berikut. 

Ada sekitar 27 orang yang berlindung di lantai atas rumah tersebut, kebanyakan di antara mereka yakni anak-anak dan perempuan.

Suara benda-benda keras yang terbawa air menghantam tembok rumah tersebut cukup membuat cemas.

Baca juga: Viral saat Tsunami Aceh 2004, Ini Kisah di Balik Lagu Rafly Kande Berjudul Aneuk Yatim & Ya Rabbana

"Permukaan air semakin naik, saya coba menenangkan hati bahwa ini bukan kiamat karena Imam Mahdi belum diturunkan, saya membantin," kenang Rita waktu itu sebagaimana ditulis Hilmi Hasballah dalam  buku Tsunami Aceh Getarkan Dunia (2006) yang diterbitkan Serambi Indonesia dan Japan - Aceh Net.

Rumah terasa agak bergoyang karena hantaman benda keras, kemudian Lampulo seakan tak ada lagi dan berubah menjadi lautan pekat.

Tiba-tiba salah seorang dari mereka ada yang menjerit bahwa ada bantuan datang.

"Kami berhamburan melihat dari depan di lantai atas, alhamdulillah ternyata ada sebuah boat datang," ungkap Rita.

"Saya pikir ini pasti misi bantuan, tapi anehnya boat tersebut tidak ada yang mengemudikan atau mengendalikan," tambahnya.

Boat tanpa pengemudi itu menabrak atap rumah yang berada beberapa meter dari tempat mereka berlindung.

Semua atap rumah terlihat mulai hanyut, kecemasan mereka yang berada di rumah lantai atas ini semakin menjadi-jadi.

Anak-anak tak henti-hentinya menangis dan mayat-mayat sekarat pun mulai kelihatan tanpa bisa ditolong melainkan hanya melihat dengan perasaan miris.

Tiba-tiba di samping bangunan tempat mereka berlindung, sebuah benda besar menubruk.

"Boat yang tadi melewati kami kembali lagi dan berlabuh di samping rumah tempat kami berlindung," ungkap Rita.

"Beberapa orang menarik bagian belakang boat itu ke samping rumah, sedangkan anjungannya tepat mengarah ke rumah tetangga di belakang rumah Pak Misbah yang juga mempunyai lantai atas," tambahnya.

Mereka naik ke boat karena pertimbangan takut rumah yang ditempati bakal rubuh akibat guncangan gempa dan benda-benda berat yang terus menubruk dibawa gelombang.

Selama lebih kurang empat jam dalam boat, mereka hanya mendapat minuman air mineral dan kelapa muda yang hanyut dibawa arus.

Permukaan air yang hitam pekat itu pun mulai surut. Diperkirakan waktu itu sudah hampir menjelang ashar.

Sambil menunggu air surut dan bala bantuan datang, akhirnya mulailah sebagian di antara mereka becerita.

"Sebagian di antara kami bercerita bahwa kedatangan boat ke dekat kami suatu hal yang aneh bin ajaib," ungkap Rita.

Dikatakan aneh, karena mereka yang berada di belakang rumah Pak Misbah menyaksikan dengan jelas pemandangan yang langka dan sulit diterima akal sehat.

"Bahwa boat tersebut ternyata ‘diantarkan’ oleh beberapa ekor buaya," ungkap Rita.

Baca juga: Enam Faktor Penyebab Terjadinya Tsunami

"Memang kami yang berlindung di rumah Pak Misbah tidak melihat pemandangan itu, karena boat itu datang dari arah belakang," tambah.

Tapi, secara logika tak mungkin rasanya boat tersebut mampir di samping rumah tempat mereka berlindung jika tidak ada kekuatan yang mendorongnya.

Hal itu mengingat arah datangnya boat justru berlawanan dengan arus kencang tsunami. Tapi, itulah mukjizat dan keajaiban.

"Boat yang semula sudah melewati kami karena diseret arus, tiba-tiba berbalik ke tempat kami, padahal saat itu gelombang tsunami belum surut atau arus belum berbalik ke laut," ungkap Rita. 

"Akhirnya, di atas boat itulah kami selamat," pungkasnya.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved