Internasional

Kelompok Pro-Rusia di Jerman Coba Ubah Jerman Menjauh Dari Perang Ukraina

Kelompok pro-Rusia yang memiliki koneksi ke Kremlin telah bergabung dengan gerakan politik pinggiran di Jerman.

Editor: M Nur Pakar
AP
Politisi sayap kanan Jerman Markus Beisicht pro-Rusia menghadiri protes terhadap sanksi dan pengiriman senjata di tengah invasi Rusia ke Ukraina. 

“Rusia berusaha mematahkan NATO tetapi tidak dapat menggunakan kekuatan militer karena itu akan memicu Klausul Pertahanan Kolektif, yang memulai Perang Dunia III,” kata Koffler.

"Jadi,atas perintah Putin, strategi khusus dikembangkan yang disebut 'aksi tidak langsung', yang digunakan Rusia untuk menargetkan Jerman dan negara-negara NATO lainnya," tambahnya.

"Itu secara teratur menyusup ke mata-mata ke negara-negara ini dan merekrut aset manusia di dalam pemerintah tersebut untuk mempengaruhi kebijakan mereka demi Rusia dan Putin." jelasnya

Jerman telah mengirim lebih dari 1 miliar euro bantuan kemanusiaan, peralatan militer, dan sistem pertahanan udara canggih ke Ukraina sejak perang dimulai.

Baca juga: Pegawai Dinas Intelijen Luar Negeri Jerman Berkhianat, Beri Informasi Rahasia ke Rusia

Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jerman masih mendukung Ukraina.

Tetapi jajak pendapat juga menunjukkan dukungan militer Jerman untuk Ukraina mungkin berkurang karena Berlin berupaya mengatasi kenaikan tajam biaya energi yang dihadapi warganya.

Jerman juga merupakan peluang unik bagi Putin untuk mengubah Eropa melawan Ukraina, dengan negara yang memiliki akar sejarah dan budaya yang sama serta populasi beberapa juta penutur bahasa Rusia.

Cerita ini muncul setelah pihak berwenang di Jerman bulan lalu menggagalkan upaya kudeta oleh anggota sayap kanan gerakan Reichsbürger.

Pemerintah mengatakan organisasi teroris domestik berencana untuk menggulingkan pemerintah Jerman dan mengangkat pangeran yang terkait dengan mantan keluarga kerajaan.

Ini juga kurang dari sebulan setelah seorang pegawai dinas intelijen luar negeri Jerman ditangkap karena dicurigai melakukan pengkhianatan.

Jaksa menuduh pegawai tersebut memberikan informasi rahasia negara kepada dinas intelijen Rusia.

Menurut Koffler, pengalaman Rusia di Jerman Timur juga memberi Kremlin kemampuan untuk menjalankan kampanye semacam itu.

"Jerman, kasus khusus di mana dinas intelijen Rusia memiliki keunggulan kompetitif," kata Koffler.

"Saat ditempatkan di Jerman selama masa KGB-nya, Putin menjalankan jaringan mata-mata dan mengumpulkan informasi yang membahayakan pejabat pemerintah," ujarnya.

Sebagai perang mendekat tahun keduanya, Ukraina akan terus bergantung pada dukungan dari Eropa bersatu dan AS.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved