Berita Kutaraja
Parah! Selebgram ‘Jual’ Gadis Aceh ke Rumah Bordil di Malaysia, Korban Harus Layani 20 Pria Semalam
Dari hasil penelusuran yang ia lakukan, beber T Haikal, bandit atau pelaku human trafficking ini salah satunya adalah selebgram.
Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Fakta mengejutkan diungkap Ketua Bireuen Bersatu Aceh Malaysia, T Haikal terkait praktik human trafficking yang menimpa gadis Aceh.
T Haikal membeberkan, kasus perdagangan manusia yang korbannya rata-rata para wanita itu turut melibatkan selebgram.
Ironisnya, gadis yang direkrut itu bukan dipekerjakan pada sektor formal, tapi justru dijerumuskan ke dunia malam.
Mereka ‘dijual’ oknum selebgram yang bekerja sama dengan para mafia ke rumah bordil untuk menjadi pemuas syahwat pada pria ‘hidung belang’.
Dalam tiga bulan terakhir saja, beber T Haikal, kasus perdagangan manusia atau human traffickking naik sebesar 30 persen.
Modus operandinya, ungkap T Haikal, hampir selalu sama.
Baca juga: Warga Pidie Nyaris Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia, Pelaku Orang Aceh Sudah Ditahan Polisi
Para gadis Aceh itu ditawarkan bekerja di restoran dengan imbalan gaji yang sangat besar.
Dari hasil penelusuran yang ia lakukan, beber T Haikal, bandit atau pelaku human trafficking ini salah satunya adalah selebgram.
Namun, Ketua Bireuen Bersatu Aceh Malaysia ini, enggan menyebutkan nama selebgram tersebut.
"Dengan dijanjikan gaji besar, anak-anak muda ini tergiur. Khususnya perempuan,” paparnya.
“Tapi pas sampai di Malaysia, mereka langsung dipegang oleh para mafia di sana,” ulas dia.
“Jika tidak melayani customer, mereka akan mendapat kekerasan," terang T Haikal kepada Serambinews.com, Kamis (12/1/2023).
Baca juga: Sosok Selebgram Makassar yang Viral Terjerat Prostitusi Online, Patok Tarif Rp 2 juta Sekali Kencan
Bahkan, menurut pengakuan korban, mereka pernah dipaksa melayani dalam satu malam itu 20 orang pria ‘hidung belang’.
Karena hal tersebut, ia mewakili masyarakat Aceh yang ada di Malaysia berharap, agar Pemerintah Aceh harus serius menangani dan tidak tutup mata perihal kasus perdagangan manusia ini.
Sebab, menurut pengakuan korban, ia membuat paspor di Batam hanya bermodalkan KTP saja.
Korban harus membayar Rp 5 juta, untuk bisa mendapat paspor tersebut.
"Harus diperketat dalam pembuatan paspor, apalagi anak perempuan. Karena kita tidak mau mereka jadi korban," pungkasnya.
Baca juga: VIDEO - Warga Pidie Nyaris Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia
Korban human trafficking
Seperti diketahui, dua gadis Aceh yang berasal dari Pidie berumur 19 tahun dan Aceh Tamiang berumur 24 tahun, menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia oleh oknum di Malaysia.
Keduanya berangkat ke Malaysia karena dijanjikan pekerjaan dengan gaji menggiurkan oleh pelaku yang merupakan warga Pidie.
Namun, setelah tiba di Malaysia, dokumen mereka ditahan oleh agen (mucikari), dan kedua gadis belia itu lantas dijual ke rumah bordil.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Iskandar Ali mengatakan, keberadaan dua gadis Aceh yang menjadi korban human trafficking (perdagangan manusia) diketahui saat dirinya sedang berkunjung ke Malaysia, beberapa hari lalu.
Tujuan ke Malaysia bersama dengan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRK Aceh Besar, Dr Yusran, MA dan sejumlah anggota yakni Abdul Mucthi, AMd, Muhsinir Marzuki, SSos, MSi, dan Rahmat Aulia, SPdI adalah untuk menjemput warqa Aceh yang mengalami stroke sudah berbulan-bulan di negeri jiran.
Baca juga: Pulangkan Wanita Aceh Korban Human Trafficking di Malaysia, SUBA Bantu Dana Rp 14,5 Juta
"Jadi kita bertemu dengan mereka (korban human trafficking), dan mereka mengaku dijual ke tempat prostitusi atau dunia malam oleh warga Aceh sendiri," kata Iskandar kepada Serambinews.com, Kamis (12/1/2023).
Kondisi itu, menurut Iskandar, sangatlah miris karena warga Aceh jadi ‘budak seks’ di negeri orang.
Ia berharap unsur stakeholder di Aceh untuk turut serta menjaga agar anak Aceh tidak menjadi korban perdagangan manusia, baik itu dipekerjakan di sektor formal maupun informal.
“Terlebih, kebanyakan korban human trafficking di Malaysia itu dijual justru oleh orang Aceh sendiri,” tukasnya.
“Mereka bekerja sama dengan agen-agen di luar Aceh, seperti Medan dan sebagainya,” urai dia.
"Jadi jangan cepat-cepat menerima jika ada tawaran mengadu nasib di luar negeri," imbau Iskandar Ali.
Baca juga: Wanita Aceh Diduga Jadi Korban Human Trafficking di Malaysia, SUBA Bantu Kepulangan
Iskandar mengaku sempat melakukan wawancara langsung dengan kedua gadis korban human trafficking yang ia temui di Malaysia.
Mereka mengaku, telah ditipu oleh orang yang menawarkan pekerjaan.
“Mereka semula dijanjikan untuk bekerja di sektor formal dan diimingi gaji yang tinggi,” terangnya.
Namun, saat tiba di Malaysia, oleh agen yang membawa mereka langsung mempekerjakan korban di rumah prostitusi.
Karena hal itu pula, Ketua DPRK Aceh Besar ini meminta, Pemerintah Aceh tidak tutup mata melihat kasus-kasus tersebut.
“Pekerja migran harus betul-betul dilindungi. Pasalnya, mereka masuk ke Malaysia itu legal, namun dokumen keduanya disita oleh agen (pelaku perdagangan manusia),” tandas dia.
Baca juga: Ketua DPRK Pidie Kunjungi Keluarga Korban “Human Trafficking” di Ulee Birah Kecamatan Indrajaya
"Jadi dalam waktu dekat juga saya akan berkomunikasi dengan keluarga korban. Agar dalam bulan ini mereka bisa kita pulangkan," jelasnya.
Bulan lalu, lanjut Iskandar, ia sudah menemui wakil Ketua MPR RI dan membicarakan perihal kasus perdagangan manusia itu. Ia mencoba menyuarakan kasus ini menjadi perhatian nasional.
Sebab, di Malaysia, sebutnya, ada 650 ribu jiwa masyarakat Aceh, dan kebanyakan mereka tidak memiliki dokumen.
Atas laporan itu, terang Iskandar, MPR RI mengajak untuk melakukan investigasi bersama.
"Kasus ini juga sudah pernah saya laporan ke Polresta meskipun tidak secara resmi,” papar dia.
Baca juga: Perlu Kampanye Lagi Anti Human Trafficking
Kalau ada kesempatan, kita akan menemui Kapolda untuk membicarakan persoalan tersebut. Karena kasusnya sudah sangat kronis," pungkasnya.(*)
human trafficking
wanita Aceh korban human trafficking
perdagangan manusia
selebgram
selebgram jual gadis Aceh
Rumah bordil
Malaysia
Banda Aceh
Serambi Indonesia
Serambinews.com
| Gedung Arsip Modern Pertama Hadir di Aceh |
|
|---|
| Panjat Tebing Aceh Sumbang Empat Medali |
|
|---|
| Tindak Lanjut Instruksi Gubernur, Dishub Imbau Sopir Stop Saat Waktu Shalat |
|
|---|
| Dipicu Perusakan Kaca Mobil, Massa di Malaysia Keroyok & Cekik Warga Aceh hingga Tewas |
|
|---|
| Prajurit Kodam IM ‘Sampoh Meunasah’ Gampong Lampaseh Banda Aceh |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.