Kisah Inspiratif
Kisah Vivi, UMKM Jual Keripik Tempe Modal Nekat Tembus Pasar Korea Selatan dan Go Internasional
Kisah inspiratif datang dari Vivi, UMKM penjual keripik tempe bermodalkan nekat yang berhasil tembus pasar Korea Selatan dan go internasional.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
SERAMBINEWS.COM - Kisah inspiratif datang dari Vivi, UMKM penjual keripik tempe bermodalkan nekat yang berhasil tembus pasar Korea Selatan dan go internasional.
Adalah Vivi Herviany, wanita tangguh nan kreatif itu merupakan salah satu pemilik produk usaha, mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari Sukabumi, Jawa Barat.
Ia menjadi sorotan tatkala menghampiri mobil Presiden Jokowi yang hendak meninggalkan stadion di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta pada Jumat (13/1/2023) lalu.
Saat itu Presiden Jokowi usai menyaksikan pertandingan cabang olahraga lari estafet regu putra dan putri dalam kompetisi Student Athletics Championship (SAC) Indonesia.
"Saya sangat respek banget sama bapak. Alhamdulillah bapak mau menerima produk saya itu sudah sangat bersyukur sekali," ungkap Vivi dilansir Serambinews.com dari laman resmi Presiden RI.
"Karena dari awal saya mau produk saya ini Bapak Presiden coba dan Allah Swt ijabah doa saya saat ini," tambahnya.
Baca juga: Khadafi, Anak Muda Asal Lhokseumawe Bos Bisatopup Beromzet Rp 20 Miliar Per Bulan, Begini Kisahnya
Menamai usahanya dengan brand KAHLA yang merupakan kepanjangan dari berkah langit.
Harapan Vivi, usaha yang dibangunnya mendapatkan keberkahan dari Allah Swt sehingga mampu membantu masyarakat di sekelilingnya.
"Bukan hanya berkah untuk saya, tetapi juga untuk warga di sekeliling saya," ungkap Vivi.
Baca juga: Kisah Firman, Co-Founder Startup Asal Aceh Raih Omzet Miliaran, Dulu Hampir Tewas Diterjang Tsunami
Owner UMKM KAHLA itu bercerita, pemasaran dari produknya pun tidak hanya di pasar nasional, tetapi sampai ke pasar global.
Terakhir, ia menyampaikan bahwa usahanya mendapat perhatian pembeli dari Korea Selatan.
"Alhamdulillah-nya saat ini kita sedang negosiasi dengan mereka (pembeli dari Korea Selatan)," tutur Vivi.
"Mereka juga sudah meminta produk yang sambal, ada sambalnya. Mereka tertarik banget untuk tempe ini bisa ada di negara mereka," tambahnya.
Baca juga: Kisah Jusuf Hamka, Bos Tol Senilai Rp 15,5 Triliun, Dulu Pernah Ngasong dan Ingin Jadi Tukang Parkir
Dalam kesempatan tersebut, Vivi juga menyampaikan rasa syukur karena usahanya saat ini mulai berangsur normal setelah kebijakan PPKM dicabut oleh pemerintah.
Selain itu, Vivi juga bersyukur dengan sejumlah kebijakan lain yang ditetapkan pemerintah yang berpihak kepada UMKM.
"Saya sendiri terus terang mendapatkan dampaknya yang sangat besar. Saya berdiri di sini sampai bertahan saat ini, itu berkat ya kebijakan-kebijakan, dipermudah semua," tutur Vivi.
"Dari pinjaman-pinjaman yang juga KUR ya pak, dengan bunga yang kecil, ya alhamdulillah itu sangat membantu buat kami," tambahnya.
Baca juga: Kisah Rahmah, Ketua Koperasi Ketiara, dari Kopi Gayo Gelondong sampai Ekspor ke Luar Negeri
Kisah Usaha Keripik Tempenya Dimulai
Sementara dilansir dari laman UKMINDONESIA.ID, perjalanan usaha Vivi Herviany dan suaminya yakni Handry Wahyudi dimulai pada tahun 2008.
Keduanya merupakan korban PHK karena perusahaan tempatnya mencari nafkah waktu itu gulung tikar.
Pasangan suami istri (pasutri) ini kemudian pulang ke Kampung Nagrak, Sukabumi dan menjajal usaha baru dengan membuka konter handphone dan pulsa.
Baca juga: Kisah Kreatif Ridho, Anak Muda Aceh yang Merintis Usaha Jual Kopi Keliling Bermodalkan Mobil Tua
Dikira usaha tersebut bakal besar mengingat tren penggunaan handphone meningkat di Jakarta.
Prediksi salah, malah mereka bangkrut dan gulung tikar di tahun 2009.
Kemudian keduanya sempat bekerja menjadi karyawan. Vivi menjadi sales di sebuah perusahaan sigaret lokal.
Sementara suaminya, Hendry bekerja sebagai kepala bagian di kantor yang sama.
Pada 2014, Vivi berniat untuk kembali menjajal dunia usaha dan berhenti bekerja sebagai karyawan di perusahaan tersebut.
Dengan modal yang tidak seberapa, ia memulai usahanya dengan menjual keripik tempe ke warung-warung di sekitaran kampung dalam kemasan kecil seharga Rp 1.000.
Usahanya mendapat tempat di pasaran hingga merambah ke kampung-kampung lain.
Pada 2015, keduanya memutuskan untuk berhenti bekerja dan fokus mengurus usaha keripik tempe tersebut.
Kini harga keripik tempe yang dijual Vivi seharga Rp 15.000 per bungkus dengan kemasan dan branding yang lebih berkelas.
Dengan modal nekat, mereka mulai memasarkan keripik tempe andalannya ke arah Kota Sukabumi.
Vivi memanfaatkan keahliannya berpromosi dengan mengikuti berbagai pameran, baik skala lokal maupun nasional.
Wanita tangguh itu selalu membawa banyak produk sebagai tester. Ia gigih menawarkan dagangannya kepada pengunjung pameran.
Pada 2019, Vivi dan Handry bahkan berkesempatan mengikuti pameran di Trade Expo Indonesia di BSD, Tangerang.
Ajang yang cukup bergengsi di kalangan importir dan eksportir ini, diakui Vivi membuat produknya lebih dikenal secara luas.
Pasutri ini semakin rajin memasukkan produk mereka ke toko-toko panganan dan oleh-oleh.
Produknya mulai menyasar berbagai bandara besar, stasiun-stasiun kereta, hingga di Sarinah Thamrin Jakarta.
Usahanya terus berkembang dengan masuknya reseller, agen, dan distributor dalam jaringan dagang mereka.
Dan kini, usaha Vivi dan Handry dengan brand KAHLA itu mulai memasarkan produk keripik kentang mereka ke pasar global hingga Korea Selatan.
Wanita tangguh ini pun berharap, kepada para pelaku UMKM agar tidak pantang menyerah dalam menjalankan usahanya saat ini dan nanti.
"Jangan pantang menyerah karena saya pun juga demikian tidak pantang menyerah sehingga saya bisa berdiri saat ini di sini," pungkasnya.
(Serambinews.com/Sara Masroni)
BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.