Internasional

China Keruk Sumber Daya Alam Kongo, Presiden Sebut Tiongkok Curang, Negaranya Tak Ada Apa-Apa

Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi mengkritik kontrak mineral untuk infrastruktur senilai $6,2 miliar dengan China.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi 

Diskusi tentang bagaimana meningkatkan kesepakatan telah berlangsung selama lebih dari setahun.

“Anda tahu, orang China adalah juara diskusi maraton,” kata Tshisekedi.

“Mereka dikenal di seluruh dunia untuk itu," jelasnya.

"Kami sedang menjalani pengalaman ini sekarang dan jadi, kita lihat saja, tapi kami tetap optimis,” harapnya

Negosiasi juga berlarut-larut di situs Grand Inga dengan Fortescue Metals Group Ltd. Australia, yang memiliki nota kesepahaman dengan Kongo.

Dimana, akan mengembangkan proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia, kata Tshisekedi.

Presiden ingin Fortescue mengizinkan investor lain masuk ke dalam kesepakatan, terutama dari Afrika, dan mungkin menurunkan ambisinya untuk mempercepat pembangunan, katanya.

"Kami tidak berada pada gelombang yang sama," katanya.

Dia menambahkan telah bertemu di Davos dengan Andrew Forrest, ketua miliarder Fortescue.

“Kami ingin menjadikannya semacam kesempatan untuk juga menyatukan kepentingan lain, khususnya kepentingan Afrika,” kata Tshisekedi.

Baca juga: Jokowi Bersama Airlangga Groundbreaking Smelter Freeport, Mampu Olah 1,7Juta Ton Konsentrat Tembaga

“Kami terbuka untuk segalanya, untuk semua diskusi, untuk semua pertemuan," tambahnya.

Pembicaraan dengan Fortescue terus berlanjut, direktur komunikasi Tshisekedi kemudian mengonfirmasi.

Fortescue Future Industries Ltd. berencana menggunakan energi Inga, yang pada akhirnya bisa dua kali lebih kuat dari proyek Three Gorges China, untuk menghasilkan hidrogen hijau dan amonia hijau.

Perusahaan sedang dalam diskusi aktif tentang proyek tersebut, kata Chief Executive Officer FFI Mark Hutchinson dalam tanggapan email untuk permintaan komentar.

Tshisekedi berencana mengunjungi Australia untuk melanjutkan pembicaraan itu, katanya.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved