Breaking News

Reshuffle Kabinet

Soal Reshuffle Menteri NasDem, PDIP: Kita Lihat Saja Apakah Tetap Tiga Menteri, Pengurangan atau Apa

Isu reshuffle menteri dari keder NasDem, PDIP minta agar publik menunggu apakah partai Surya Paloh itu tetap tiga menteri atau terjadi pengurangan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Muhammad Hadi
Tangkap Layar YouTube Serambinews
Soal isu reshuffle menteri dari keder NasDem, PDIP berkomentar agar publik menunggu saja apakah partai Surya Paloh itu tetap tiga menteri atau terjadi pengurangan. 

Wakil Sekjen NasDem Hermawi Taslim menjelaskan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh pergi sendiri temui Presiden Jokowi dalam agenda tersebut.

"Saya kira tidak penting siapa yang meminta apa," kata Hermawi dilihat Serambinews.com dari tayangan Kompas TV, Minggu (29/1/2023).

"Tapi yang penting pertemuan dua negarawan sekaliber presiden dan sekelas pak Surya Paloh, itu pasti menyejukkan kehidupan bangsa ini," tambahnya.

Baca juga: Profil Syahrul Yasin Limpo, Menteri Terancam Reshuffle Buntut NasDem Deklarasi Anies Capres 2024

Apapun simbol yang ditunjukkan kedua tokoh ini untuk publik, pertemuan kepala negara dengan pimpinan partai politik menurutnya adalah sebuah keniscayaan.

"Seharusnya semakin sering bertemu itu semakin baik, untuk menghindari miskomunikasi dan segala macam," ujar Hermawi.

Wakil Sekjen NasDem itu mengungkapkan, setelah G20 semestinya ada rencana pertemuan Jokowi dan Paloh di Bali.

Namun pada 3 Desember 2022 lalu, ternyata Surya Paloh harus ke Jerman dan Jokowi pergi dalam sejumlah agenda kenegaraan.

"Nah tadi kalau yang dikatakan pak Hasto tidak datang ke ulang tahun NasDem, memang pak Jokowi tidak bisa datang karena kunjungan kerja di Kamboja," ungkap Hermawi.

"Jadi, ini komunikasi-komunikasi yang berlanjut, turun naik kan bagian dari dinamika kebangsaan," tambahnya.

Baca juga: Polisi Gulung Geng Remaja Bercelurit, Pedang dan Pisau di Lhokseumawe Berusia 14-17 Tahun

Wakil Sekjen NasDem itu menyampaikan, pertemuan kemarin pada dasarnya baik untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dan seharusnya dilakukan juga oleh ketum-ketum partai lain di Indonesia.

Sementara Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan, publik melihat ada hubungan antara Jokowi dan Surya Paloh yang tak seharmonis sebelum deklarasi Anies.

Suka tidak suka, menurutnya terlalu kasat mata untuk hal ini bila diabaikan.

"Ada nuansa di mana hubungan beliau yang selama ini sangat dekat, itu sepertinya agak terganggu pasca-deklarasi," ungkap Burhanuddin.

Hal itu menurutnya bisa dilihat dengan berbagai macam indikasi seperti sikap yang ditunjukkan Jokowi saat bertemu Surya Paloh di acara Golkar, serta sinyal reshuffle yang terus berhembus.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved