Jurnalisme Warga

Islam yang Kita Rindukan

Dulunya aku pikir pemikiran orang pesantren itu ya saklek, tidak terbuka. Setelah menonton ini, pandanganku jadi berubah

Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/FOR SERAMBINEWS.COM
Ayu Ulya, Koordinator Perempuan Peduli Leuser dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe), melaporkan dari Bandung. 

Oleh Ayu 'Ulya

Koordinator Perempuan Peduli Leuser dan Anggota Forum Aceh Menulis (FAMe), melaporkan dari Bandung

ISAK tangis dan derai tawa terdengar silih berganti dari para penonton yang duduk di deretan-deretan kursi merah bioskop selama berlangsungnya pemutaran film Pesantren.

Suka cita serta derita kehidupan yang dialami para santri dalam proses menuntut ilmu di pondok terangkum apik dalam 95 menit durasi pemutaran sinema. Lantunan merdu ayat suci Al-Qur’an yang melengangkan seisi ruang Cinepolis Bandung itu pun menjadi sajian pembuka film dokumenter yang ditayangkan pada akhir pekan ketiga bulan Januari 2023.

“Gue heran, kenapa yang namanya teroris itu selalu dikait-kaitkan dengan pesantren? Padahal, apa coba? Santri itu kerjaannya cuma ngaji, ngaji, gasruk (menggaruk tubuh karena gatal).”

Kalimat kocak dari potongan film Pesantren yang menampilkan cuplikan perlombaan stand-up comedy yang digelar di Pondok Kebon Jambu Al-Islamy itu meriuhkan seisi ruang bioskop. Pondok Kebun Jambu itulah yang menjadi latar belakang tempat mendokumentasikan realitas kehidupan para santri yang haru sekaligus lucu.

Kisah Malam Pertamanya Buat Raffi Kaget, Kiky Saputri: Aku Dihajar Bertubi-tubi Tanpa Perlawanan

Pondok ini menjadi salah satu institusi pendidikan tradisional terbesar di Kabupaten Cirebon yang menaungi lebih dari 2.000 santri muda, perempuan, dan laki-laki, berusia antara 12-22 tahun di bawah kepemimpinan ulama perempuan, Nyai Hj. Masriyah Amva.

Para santri dididik berpikir mandiri dan kritis dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an serta diajarkan pengetahuan modern yang sejalan dengan ajaran Islam. Salah satu caranya dengan mengikuti diskusi isu kontemporer yang dibahas melalui sudut pandang Islam.

“Inspiratif, apalagi ada sosok perempuan pekerja seni yang diangkat dalam film pesantren ini,” komentar Faza, seniman grafis asal Aceh yang sedang merampungkan pendidikan magisternya di Pulau Jawa.

Pemutaran film terbatas di jaringan bioskop Cinepolis ini berlangsung di lima kota; Bandung, Semarang, Yogyakarta pada tanggal 21 Januari 2023 dan di Surabaya serta Malang pada tanggal 28 Januari 2023.

Film karya Shalahuddin Siregar dengan pendekatan observasional ini sudah sempat dirilis di beberapa bioskop pada tanggal 17-24 November 2022. Kemudian, melalui gagasan Yayasan Karya Bumi Lestari dan Lola Amana Production, film Pesantren ini turut diputar di sepuluh pesantren di Jawa selama bulan Ramadhan 1443 H. Namun, keterbatasan akses dan tingginya minat calon penonton untuk menyaksikan karya film yang diputar perdana di ajang International Film Festival Amsterdam (IDFA) itu membuat film Pesantren dihadirkan kembali pada tahun ini.

Ngaji di bioskop

Alteraksi Pesantren alias “Ngaji di Bioskop” merupakan istilah baru yang digunakan sebagai upaya meningkatkan literasi dengan menggunakan film sebagai media pembelajaran terkait persoalan cara pandang keagamaan, narasi keberagaman, keadilan, dan inklusi sosial dalam hidup sehari-hari.

Kegiatan yang dilakukan seusai menonton tersebut bertujuan untuk memantik penonton berbagi pandangan, perasaan, dan pemikiran tentang film Pesantren yang disaksikan. Adapun metode yang digunakan selama Alteraksi Pesantren ada dua, yaitu Tukar Pandang dan Lontar Suara.

Al-Azhar, Liga Arab dan Mesir Kutuk Pembakaran Kitab Suci Umat Islam di Stockholm

“Citra pesantren seperti ini tidak banyak muncul di luaran. Sebagai minoritas, menyaksikan film ini rasanya hangat banget. Aku sampai nangis,” ujar salah seorang penonton.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved