Berita Aceh Barat

Konflik Gajah di Pante Ceureumen Masih Berlangsung, Keuchik Minta Pemerintah Perhatikan Petani

“Sampai saat ini kawanan gajah liar masih terus bertahan di kawasan Manjeng, tepatnya kawasan perkebunan masyarakat, yang menyebabkan kerugian...

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ SA'DUL BAHRI
Rajab, Keuchik Manjeng. 

“Sampai saat ini kawanan gajah liar masih terus bertahan di kawasan Manjeng, tepatnya kawasan perkebunan masyarakat, yang menyebabkan kerugian masyarakat terus bertambah,” ungkap Keuchik Manjeng, Kecamatan Pante Ceureumen, Rajab kepada Serambinews.com, Rabu (8/2/2023).

Laporan Sa'dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Konflik gajah liar dengan masyarakat di kawasan Desa Manjeng, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat, Rabu (8/2/2023) masih terus berlangsung.

Kawanan gajah liar masih terus bertahan di kawasan perkebunan masyarakat di kawasan tersebut.

Dimana kebun kelapa sawit terus menjadi sasaran gajah dijadikan makanan dengan mencabut pucuk muda.

Sehingga kerusakan kebun sawit terus berlangsung hingga saat ini dan mencapai puluhan hektare.

“Sampai saat ini kawanan gajah liar masih terus bertahan di kawasan Manjeng, tepatnya kawasan perkebunan masyarakat, yang menyebabkan kerugian masyarakat terus bertambah,” ungkap Keuchik Manjeng, Kecamatan Pante Ceureumen, Rajab kepada Serambinews.com, Rabu (8/2/2023).

Dikatakan, kondisi tersebut berdampak buruk terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat.

Dimana kebun sawit yang akan menjadi sumber pendapat ekonomi rusak, akibat serbuan kawanan gajah liar.

Baca juga: Konflik Gajah Liar dan Manusia, Peran Semua Pihak Perlu untuk Atasi Konflik

Pihaknya berharap kepada pemerintah Aceh dan Aceh Barat, segera meminimalisir kondisi yang sedang dihadapi masyarakatnya saat ini.

Agar bisa menyelamatkan kebun sawit yang masih tersisa saat ini, sehingga kerugian masyarakat tidak terus bertambah.

“Jangan biarkan kerusakan perkebunan sawit warga terus mengalami kerugian yang lebih besar, dengan mengusir kawanan gajah dan menjauh dari perkebunan masyarakat,” harap Rajab.

Atas kerusakan kebun sawit tersebut, secara otomatis masyarakat harus menanam kembali batang sawit yang telah dimakan gajah.

Dimana batang sawit yang telah dicabut pucuk muda dijadikan makanan gajah, tentu tidak bisa hidup lagi dan akan mati secara perlahan-lahan.

Dikatakan, menyangkut dengan kerugian masyarakat pemerintah diminta untuk mengganti bibit sawit yang diberikan kepada petani.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved