Gempa Turkey

Kisah Korban Gempa Turki-Suriah: Tidak Ada yang Keluar Hidup-Hidup, Lebih Buruk dari Pengeboman

“Saya di depan puing-puing bangunan yang runtuh. Sayangnya, tidak ada yang keluar hidup-hidup tadi malam,” laporan jurnalis Resul Serdar.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Amirullah
AFP/Adem ALTAN
Tim penyelamat dan warga sipil Turkiye mencari korban selamat di bawah reruntuhan bangunan yang runtuh di Kahramanmaras, dekat pusat gempa, Selasa (7/2/2023). 

Kami kedinginan jadi kami menyalakan api kecil agar tetap hangat.

Tidak ada tempat untuk pergi dan kami terlalu takut untuk kembali ke dalam rumah kami yang masih berdiri namun rusak akibat gempa.

Kami telah menghabiskan dua malam seperti ini, duduk di kursi di luar, dalam cuaca dingin, tidak tidur semenit pun. Kami adalah pengungsi tanpa rumah lagi.

Hari ini, pemerintah kota memasang beberapa tenda untuk digunakan orang sebagai tempat berlindung, tetapi tidak ada bantuan yang sampai kepada kami, tidak ada yang datang untuk membantu kami.

Petugas polisi Zekeriya Yildiz memeluk putrinya setelah mereka menyelamatkannya dari puing-puing di Hatay pada 6 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu.
Petugas polisi Zekeriya Yildiz memeluk putrinya setelah mereka menyelamatkannya dari puing-puing di Hatay pada 6 Februari 2023, setelah gempa berkekuatan 7,8 melanda tenggara negara itu. (BULENT KILIC / AFP)

Toko roti tidak buka. Bahkan jika Anda ingin membeli roti, Anda tidak dapat menemukannya.

Saya berkeliling ke seluruh kota mencari makanan untuk anak-anak kami dan tidak dapat menemukan apa pun kecuali biskuit dan samoon [sejenis roti], dan itu juga mahal.

Harga segala sesuatu melonjak dua hingga tiga kali lipat. Saya membeli lilin untuk penerangan di malam hari; sekarang 15 lira [Rp 12 ribu], dulu 4 lira [Rp 3 ribu].

Masih belum ada listrik, belum ada air mengalir, belum ada gas, belum ada bahan bakar.

Rumah sakit semua rusak. Ada juga orang yang tewas akibat gempa tersebut. Kami mendengar menara salah satu masjid jatuh menimpa sebuah mobil tempat sebuah keluarga berlindung dan itu menewaskan mereka.

Ada korban lain juga, tapi tidak sebanyak Antakya. Di sana, banyak sekali yang meninggal, kebanyakan dari mereka adalah warga Suriah.

Dan di Suriah, situasinya bahkan lebih buruk. Begitu banyak yang meninggal. Saya juga kehilangan beberapa kerabat.

Um Khalid, ibu tiga anak

Syukurlah kita masih hidup. Tapi kami sudah duduk di luar dalam cuaca dingin dan hujan sejak Senin pagi sekarang.

Anak-anak saya bersama kami dalam suhu beku ini. Mereka takut, mereka gemetar karena kedinginan di depan mataku, satu sudah sakit. Ya Tuhan kasihanilah kami.

Saya telah kehilangan saudara dalam gempa bumi. Sepupu saya kehilangan istri dan anak-anaknya; saudara saya lainnya kehilangan anak-anaknya di Suriah. Begitu banyak orang meninggal.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved