Kisah Pelarian Wanita Aceh dan 5 Teman di Kamboja, Tulis Surat Dibungkus Nasi Minta Bantuan Haji Uma
Kisah Pelarian Wanita Aceh Bersama 5 Temannya di Kamboja, Tulis Nasibnya di Bungkus Nasi Hingga Dibantu Haji Uma
Penulis: Muhammad Hadi | Editor: Muhammad Hadi
Kisah Pelarian Wanita Aceh Bersama 5 Temannya di Kamboja, Tulis Nasibnya di Bungkus Nasi Hingga Dibantu Haji Uma
SERAMBINEWS.COM - Kisah sedih kembali dialami wanita asal Aceh yang mengadu nasib ke luar negeri.
Gadis Aceh itu bersama lima kawannya dari berbagai provinsi di Indonesia melarikan diri karena tidak tahan dengan perlakukan di tempat kerjanya di Kamboja.
Sejumlah pekerja migran asal Indonesia diperlakukan secara tak wajar oleh sebuah perusahaan yang berkedok usaha jasa layanan pinjaman online yang berada di Kota Chrey Thum, Kamboja.
Hal tersebut diketahui berdasarkan surat bertulis tangan pada bekas kotak bungkusan nasi dari 6 (enam) pekerja yang berhasil melarikan diri dari tempat kerja.
Mereka menulis surat itu ditujukan kepada kepada H. Sudirman yang akrap disapa Haji Uma, Anggota DPD RI asal Aceh.
Baca juga: Haji Uma Fasilitasi Penjemputan Jenazah TKI asal Aceh dari Kualanamu, Meninggal Dunia di Malaysia
Surat tersebut dikirim dalam bentuk foto dan ke nomor WhatsApp salah satu Staf Ahli dari H. Sudirman.
Serambinews.com juga mendapatkan foto surat tersebut dan identitas lengkap keenam pekerja, yakni paspor dan KTP.
Kebetulan dari 6 (enam) pekerja yang berhasil melarikan diri, salah satunya berasal dari Aceh, yakni Zihan Salsabila dari Kabupaten Pidie Jaya.
Sehingga kemudian berinisiatif mengirim surat yang ditanda tangani bersama kepada H. Sudirman, Anggota DPD RI asal Aceh melalui nomor staf ahlinya yang didapat dari kerabatnya di Aceh.
Sementara lima lainnya, yaitu Muhammad Saputra (Sumatera Utara), Niken Prihatin (Jawa Timur), Rofuan Maindra (DKI Jakarta), Finan Hendra (Sumatera Utara) dan Riko Alexander (Kalimantan Barat).
Baca juga: KISAH HEROIK Perawat Korbankan Nyawa demi Lindungi Inkubator Bayi Agar tak Jatuh saat Gempa Turki
Dalam surat tersebut, mereka menceritakan terkait perlakukan yang sangat tidak wajar dan manusiawi yang diterima pekerja Indonesia di sana.
Ada rekan mereka yang dikurung bahkan disetrum hanya karena lupa menyerahkan HandPhone (HP) saat akan masuk kerja.
Mereka juga di denda pemotongan gaji jika tidak mencapai target yang dibebankan.
Bahkan disuruh lari keliling lapangan hingga 10 kali.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.