Berita Pidie

Kenduri Teot Apam di NasDem Pidie, Lestarikan Budaya Leluhur

sejumlah ibu-ibu memasak apam dengan cara tradisional berkumpul di bawah tenda dan memasaknya dengan daun kelapa kering.

Penulis: Nur Nihayati | Editor: Nur Nihayati
SERAMBINEWS.COM/NUR NIHAYATI
Teot apam di Sekretariat NasDem Pidie 

Malah orang-orang percaya bahwa apam tidak boleh dimasak selain dengan daun kelapa kering.

Tapi sekarang, masak apam dengan kompor sudah biasa.

Apam paling sedap bila dimakan dengan kuahnya yang disebut ‘kuah tuhe’, berupa masakan santan dicampur pisang klat barat (sejenis pisang raja) atau nangka masak serta gula.

Bagi yang tidak suka ‘kuah tuhe’ mungkin karena ‘luwih’ (gurih)-nya, apam dapat pula dimakan bersama kelapa kukur yang dicampur gula pasir.

Bahkan bisa juga dengan hanya memakan apamnya saja (seunge apam).

Selain dimakan langsung, apam dapat juga direndam beberapa lama ke dalam kuahnya sebelum dimakan.

Cara yang demikian disebut “apam teuth ’op” (apam yang direndam).

Begitulah, apam yang telah dimasak bersama lauknya, siap untuk dihidangkan kepada tetamu yang sengaja dipanggil/ diundang ke rumah.

Siapa pun yang lewat/melintas di depan rumah, pasti sempat menikmati hidangan kenduri apam.(aya)

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved