Kupi Beungoh

Kisah Oey Tamba Sia yang Cebok Pakai Uang, dan Anak Pejabat Pajak Siksa Anak Orang dengan Arogan

Remaja tampan itu yang mewarisi kekayaan orangtuanya, juga suka berkeliling kota dengan kuda Australia ditemani wanita cantik, dan dikawal dua centeng

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Risman Rachman, Direktur Koalisi NGO HAM (2003). 

Oleh: Risman Rachman*)

 
Doeloe, mengikut cerita, di Batavia, ada anak muda suka pamer kekayaan, juga sangat arogan yang berakhir mati dihukum gantung di muka umum.

Oey Tamba Sia namanya. 

Pamernya gila.

Bayangkan, cebok saja pakai uang kertas.

Uang yang sudah berlepotan najis yang dibuang ke sungai Glodok itu lalu diperebutkan warga.

Oey juga sosok playboy, yang suka mempermainkan anak gadis orang.

Remaja tampan itu yang mewarisi kekayaan orangtuanya, juga suka berkeliling kota dengan kuda Australia ditemani perempuan cantik, dan dikawal dua centeng, Piun dan Sura.

Jika sudah berkemauan, Oey tak segan-segan menggunakan pengaruh kekayaannya bahkan bisa saja melakukan kekerasan.

Dalam sebuah aksi pembunuhan karena dibakar cemburu, Oey bahkan rela meracuni pembantunya Tjeng Kie dan memfitnah rivalnya Liem Soe King sebagai pelaku.

Singkat cerita, tuduhan pun berbalik mengenai dirinya dan pengadilan Landraad menjatuhkan hukuman gantung yang dilaksanakan pada 7 Oktober 1856.

Kisah hidupnya melegenda di kalangan masyarakat Jakarta dan menjadi basis beberapa pantun, karya sastra dan cerita rakyat.

BACA kisahnya di SINI. 

Baca juga: Remaja Korban Penganiayaan Anak Pejabat Pajak Masih Koma, Dipindah ke Rumah Sakit Lain

Kembali Terulang

Ternyata, di zaman ini, model anak muda 167 tahun lalu yang suka pamer kekayaan, arogan dan tidak takut anak orang mati, kembali terulang.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved