Jurnalisme Warga
Sigap, Solusi Terintegrasinya Data Gampong
Harapannya, semoga data Sigap bisa menjadi rujukan dan informasi valid bagi pemerintah, baik dari tingkat kecamatan hingga pusat.
Oleh Zulkifli M Kom
Dosen Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Universitas Almuslim dan Anggota FAMe Chapter Bireuen, melaporkan dari Bireuen
PELAKSANAAN Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Almuslim (Umuslim) Peusangan, Bireuen, di Kabupaten Pidie Jaya (Pijay), menjadi kenangan dan pengalaman baru bagi saya sebagai Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKM di kabupaten tersebut.
Dalam beberapa tahun belakangan ini, lokasi pengabdian KKM Umuslim selalu dilaksanakan di Aceh Tengah dan Bener Meriah. Namun, angkatan XXII dilaksanakan di 77 gampong (desa) pada empat kecamatan di Kabupaten Pijay. KKM ini melibatkan 314 peserta dan 15 orang DPL.
Terpilihnya Kabupaten Pijay sebagai lokasi KKM Umuslim angkatan XXII merupakan keiinginan Wakil Bupati Pijay, Dr Said Mulyadi MSi sendiri. Sebelumnya, pada satu kesempatan, Dr Said Mulyadi MSi bertemu Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd. Beliau meminta Umuslim agar bisa menempatkan mahasiswanya melakukan pengabdian di Pijay.
Harapan Wabup Pijay, program KKM Umuslim kali ini bisa dikemas dalam hal pengaktifan website gampong dan pendataan kependudukan yang berkorelasi dengan data kemiskinan di Pijay.
• VIDEO - Viral Oknum TNI Pukul dan Tendang Pria di Toko Buah di Depok, Polisi Militer Turun Tangan
Harapan tersebut disahuti tim program divisi pengabdian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM). Tim langsung mencari terobosan agar keinginan tersebut bisa terwujud pada KKM Umuslim Angkatan XXII tahun 2023.
Akhirnya, tim program KKM berdiskusi dan ‘sharing’ informasi dengan Sudarman Alkatiri, Barmawi, dan Saiful Hadi, ketiganya pegiat Lembaga Kolaborasi Masyarakat dan Pelayanan untuk Kesejahteraan (KOMPAK).
Mereka sebelumnya pernah terlibat mendukung Pemerintah Aceh dalam menjalankan program pemberdayaan dan akses data layanan dasar berupa aplikasi website yang menjadi situs resmi Pemerintah Aceh tentang data desa, yaitu Sigap.
• VIDEO Viral Video Preman Hadang hingga Tendang Jurnalis di Medan, Kini Kenakan Baju Oranye
Sigap adalah kepanjangan dari Sistem Informasi Gampong. Sistem ini merupakan sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Provinsi Aceh bersama Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Aceh. Didukung pula oleh KOMPAK.
Aplikasi Sistem Informasi Gampong (Sigap) merupakan aplikasi resmi Pemerintah Aceh. Aplikasi ini merupakan instrumen terkini berbasis web, sesuai Pergub Aceh Nomor 33 Tahun 2021 dan merupakan bagian dari SIGAT (Sistem Informasi Data Aceh Terpadu).
Saya sendiri baru beberapa bulan mempelajari aplikasi Sigap terkait pendataan berbagai data informasi gampong.
Karena lokasi KKM-nya baru dan programnya juga baru, tentu akan menjadi kenangan dan pengalaman baru bagi saya dalam pendampingan dan pembimbingan mahasiswa KKM terkait program.
Dalam pelaksanaan KKM angkatan ini, aplikasi Sigap menjadi program wajib yang harus dilaksanakan peserta untuk penginputan data kependudukan desa dalam sistem yang terintegrasi.
Harapan Wabup Pijay untuk pengaktifan aplikasi website bukan tanpa alasan. Sampai saat ini semua level pemerintahan daerah, mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, bahkan provinsi selalu mengalami kendala terkait ketidakakuratan data dan informasi desa, khususnya data kemiskinan tiap gampong.
Persoalan data bagi pemerintah, khususnya data gampong, seakan tidak akan pernah selesai. Hal ini telah menjadi problema tersendiri bagi pimpinan daerah, pengambil kebijakan tingkat dinas, dan pihak terkait lainnya.
Padahal, pemerintah melalui Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pedoman Umum Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa.
Dalam Peraturan Menteri telah diatur tentang sistem informasi desa, termasuk soal pentingnya desa menyusun data karena data tersebut sangat bermanfaat untuk merencanakan, merumuskan, dan membuat berbagai kebijakan untuk desa.
Apalagi menjelang pemilu, tentunya data kependudukan tingkat desa sangatlah penting.Kalau desa mempunyai satu sistem aplikasi, tentunya perangkat desa tidak lagi repot, hanya tinggal meng-update data setiap saat.
Data di desa tentunya dapat menjadi pijakan saat musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang), sehingga bisa menyusun suatu kegiatan dan berbagai hal terkait problem yang dihadapi desa.
Pengalaman ketidakakuratan data di Aceh pernah terjadi saat terjadinya gempa tsunami tahun 2004. Nah, betapa repotnya para pengambil kebijakan karena simpang siurnya data yang diperlukan.
Gara-gara ketidakakuratan data tersebut banyak pihak membatalkan penyaluran bantuan kepada korban. Sebaliknya ada korban tsunami yang mendapat rumah bantuan hingga sembilan unit karena tak rapinya data.
Menurut saya, penggunaan aplikasi yang meyajikan data dan informasi desa secara online dan terintegrasi sangatlah penting dan menjadi kebutuhan di era digital saat ini, karena bermanfaat dalam mendukung pembangunan desa.
Adanya aplikasi Sigap telah menjadi aplikasi resmi Pemerintah Aceh yang merupakan bentuk pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, hendaknya menjadi solusi keakuratan dan teraksesnya data gampong di Aceh dalam membangun sistem informasi yang terintegrasi. Mulai dari gampong, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, bahkan tingkat pusat.
Harapannya, semoga data Sigap bisa menjadi rujukan dan informasi valid bagi pemerintah, baik dari tingkat kecamatan hingga pusat.
Apalagi sistem bisa mendukung ‘sharing’ pemanfaatan data melalui impor Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), data Sistem Informasi Pembangunan Desa (Sipede), serta integrasi Data Kependudukan Dinas Registrasi Kependudukan Aceh (DRKA) ke dalam aplikasi Sigap, sehingga teroptimalisasi layanan kepada masyarakat. Apalagi aplikasi ini akan mentransformasikan data konvensional ke elektronik.
Sejauh ini, Rektor Umuslim, Dr Marwan MPd sangat mengapresiasai program KKM tentang pengaktifan dan penginputan data kependudukan desa dalam sebuah sistem yang terintegrasi ini.
Harapan kita semoga program ini memberi manfaat besar bagi Pemkab Pijay dan masyarakat umum.
Bagi mahasiswa, program penginputan data kependudukan desa dalam sistem informasi gampong ini menjadi wahana baru pengaplikasian keilmuan dan pengabdian dalam mendukung terwujudnya program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Harapan itu seperti disampaikan sejumlah mahasiswa Prodi Informatika Fakultas Ilmu Komputer (Fikom) Umuslim. Misalnya, M Rifhal yang ditempatkan di Desa Ruseb, Fahrul Rozi di Desa Panton Raya, Wiga Antara Munthe (Tampui), dan Muhammad Yusuf Qadavi di Desa Dee, Kecamatan Trienggadeng.
Menurut mereka, program penginputan data pada aplikasi Sigap telah membuka wawasan dirinya dan memberi manfaat dalam mengaplikasikan ilmu tentang informatika dan website yang diperoleh di bangku kuliah.
Memang secara khusus berbagai instrumen isian tak pernah dipelajari di bangku kuliah, khususnya tentang data kependudukan dan sistem perangkat pemerintahan gampong. Maka, adanya program ini telah membuka wawasan mahasiswa di bidang pemerintahan desa dan input data agar ter-update dalam aplikasi Sigap.
Ketua Divisi Pengabdian (dulu Bapel KKM) Umuslim, Drs Syarkawi MEd, menyampaikan bahwa program Sigap ini salah satu program utama pelaksanaan KKM di Pijay.
Harapan kita program ini dapat membantu pemerintah desa dalam hal meng-update data ke dalam sistem. Yang lebih penting lagi mahasiswa dapat menularkan ilmunya kepada operator desa agar sekembalinya mahasiswa ke kampus, operator setiap saat tetap bisa melanjutkan program pemutakhiran data.
Semoga program KKM Umuslim yang hanya satu bulan, dengan fokus pengaktifan aplikasi Sistem Informasi Gampong (Sigap), berjalan optimal dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
• Tanggapi Kematian Satwa di Aceh Timur, Walhi Kritisi Kinerja Lembaga Konservasi Perlindungan Satwa
• Pengelola Laundry di Aceh Barat Sebut Tabung Setrika Uap tak Meledak, Tapi Begini Penjelasannya
• VIDEO Pertamina Kembali Naikkan Harga BBM, Pertamax Kini Jadi Rp 13.300, Ini Harga BBM Terbaru
Menghidupkan Budaya Literasi Keluarga di Tengah Gempuran Digital |
![]() |
---|
Dari Tiram ke Teknokrasi: Layakkah Jamaica Menjadi Wakil Menteri BUMN? |
![]() |
---|
Matematika Itu Seru, Asal Tahu Caranya |
![]() |
---|
Pengakuan UNESCO, Bagaikan Anugerah 'Boh Manok Mirah' untuk Aceh |
![]() |
---|
Mengulik Secercah Harapan pada Sekolah-Sekolah Idaman di Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.