Kupi Beungoh
Benteng Inoeng Balee yang Terlupakan
Sultan Aceh pun mengabulkan permintaan itu. Malahayati kemudian membentuk laskar Inong Balee, yang terdiri atas janda perang. Selain itu, dibangun pul
Kita optimis Kawasan benteng Inoeng Balee akan maju sebagai spot wisata sejarah yang terkenal, tentunya. akhirnya akan bernilai ekonomis untuk masyarakat dan pemerintah.
Mengapa sampai sekarang benteng Inoeng Balee seperti tidak bertuan. Secara hierarki birokrasi bahwa situs Inoeng Balee adalah wewenang Dinas Purbakala yang berkantor di Peunayong itu tunduk langsung ke Jakarta.
Namun di sisi lain lokasi situs adalah wilayah pemerintahan Aceh Besar. Fenomena ini perlu dijadikan bahan apresiasi pemerintahan Aceh tentang pemelihara situs.
Jika perlu ada regulasi baru. Bahwa semua situs sejarah di Aceh dikelola oleh pemerintahan Aceh, bukan Dinas Purbakala yang tunduk ke Jakarta .
Apakah situs benteng Inoeng Balee sangat potensial untuk di jadikan spot wisata sejarah, jawabannya ya karena selain mempunyai nilai sejarah yang tinggi, juga lokasi benteng sangat menawan panoramanya.
Karena di atas bukit Lamreh yang langsung menghadap ke teluk Lamreh Krueng Raya
Sikap pemerintah terhadap Benteng Inoeng Balee, mulai dari pemerintah pusat, Pemerintah Aceh dan Pemkab belum ada upaya pembenahan yang berarti selain membuat tugu kecil prasasti tapi batu-batu yang mengelilingi benteng satu per satu hilang terjun ke laut.
Sejarah Benteng Inoeng Balee indentik dengan sejarah Malahayati yaitu satu lokasi diatas Bukit Lamreh Krueng Raya tempat para janda dilatih untuk menjadi taruna Tangguh yang mampu melawan imperealisme barat yaitu Portugis Inggris dan Belanda.
Benteng Inoeng Balee bisa dijadikan spot destinasi wisata bersejarah karena selain nilai sejarah Malahayati tentang Inoeng balee tinggi . juga lokasi benteng inoeng balee sebagai kawasan yang memiliki panorama yang mempesona.
Hal hal yang perlu di renovasi pada Benteng Inoeng Balee ialah jalan menuju lokasi wisata yang masih rusak.
Pagar lokasi untuk melindungi keaslian makam, tanggul laut untuk menjaga reruntuhan tanah yang terkena abrasi, kantor petugas situs, bangunan utama, air, listrik dan mushala.
Kita tetap ingin keaslian situs Benteng Inoeng Balee. Namun perlu juga penambahan prasarana penunjang untuk peningkatan pariwisata.
Kita optimis situs Benteng Inoeng Balee yang satu-satunya di dunia akan menjadi daya tarik wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri.(*)
*) PENULIS adalah Mahasiswa S2 penjamin Mutu Pendidikan UBBG Banda Aceh Berdomisili di Desa Lamreh, Krueng Raya Aceh Besar dan Kepala SDN Lamreh Kabupaten Aceh Besar
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI
Genosida Gaza dan Dosa Besar Amerika |
![]() |
---|
Menjadikan Baitul Mal Aceh Sebagai Katalisator Kesejahteraan Rakyat |
![]() |
---|
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.