Kupi Beungoh
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh
Secara regional, Aceh terletak di ujung utara Cekungan Sumatera yang terbagi menjadi beberapa sub-cekungan berbeda.
*) Oleh: Prof. Dr. Ir. Muhammad Irham, S.Si, M.Si.
ACEH dipandang memiliki potensi besar di sektor migas berkat karakter geologi yang kompleks.
Secara regional, Aceh terletak di ujung utara Cekungan Sumatera yang terbagi menjadi beberapa sub-cekungan berbeda.
Misalnya, cekungan Cekungan Sumatera Utara yang membentang dari Aceh Tamiang hingga Pidie serta Laut Aceh (Selat Malaka), sedangkan di lepas pantai barat Aceh terdapat struktur cekungan busur muka Simeulue (fore-arc Simeulue).
Kedua ini struktur kaya sedimen hingga tua yang berpotensi mengandung hidrokarbon.
Studi terkini menunjukkan bahwa wilayah perairan barat Aceh (Cekungan Busur Muka Simeulue) sangat prospektif, termasuk indikasi adanya gas hidrat di sedimen laut dalam.
Selain itu, karakteristik geologi ini didukung oleh penelitian geokimia, misalnya, formasi Batuan Baong Bawah (Miosen Tengah) di Lhokseumawe (Sumatera Utara/Aceh) mengandung batubara aktif (TOC sekitar 1,5 persen, jenis kerogen II–III) yang telah menjadi sumber (source) minyak lokal.
Kondisi ini menandakan Aceh memiliki unsur penting dalam sistem perminyakan (source, reservoir, migration, trap dan seal) yang cukup memungkinkan akumulasi migas.
Eksplorasi dan Cadangan Migas Aceh
Beberapa lapangan migas utama telah ditemukan di Aceh, dan eksplorasi terus berlanjut.
Contohnya Lapangan Arun di pantai utara Aceh (Lhokseumawe) adalah lapangan gas raksasa yang sejak 1975 sudah memproduksi gas dan kondensat.
Data lama menyebut Arun memiliki cadangan terbukti sekitar 16 TCF (triliun kaki⊃3;) gas, meski produksinya kini telah menurun.
Selain Arun, North Sumatra Offshore (NSO) yang terletak dekat Aceh Selatan juga tercatat memiliki cadangan gas besar, sekitar 5 TCF.
Baru-baru ini, eksplorasi di perairan Aceh menunjukkan penemuan cadangan baru.
Misalnya, Pertamina Hulu Energi North Sumatera Offshore melaporkan bahwa sumur eksplorasi di Lhokseumawe (Desember 2022–Maret 2023) menemukan gas hidrokarbon dan kondensat dengan aliran gas hingga 12,65 MMSCFD.
Penemuan ini memanfaatkan formasi karbonat Formasi Malaka dalam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.