Kupi Beungoh
Meriahnya Suasana Ramadhan di District Lakemba, Sidney
Saya membayangkan, tentu akan susah mendapatkan menu sahur dan berbuka puasa selama di sana. Ternyata di Australia ada acara Ramadhan Fest
Bersama beberapa anggota DPD RI lain, kami tiba ruas Haldon Street dan mulai terlihat kerumunan orang-orang yang ingin berburu makanan di tengah para pedagang yang mulai menyiapkan lapak dagangannya.
Baca juga: Ramadhan Musim Penyucian Jiwa
Melihat suasananya, pikiran saya serasa sedang di Aceh. Dimana, ba'da ashar lapak jajanan kuliner mulai dibuka dan masyarakat mulai meramaikannya guna mencari ragam menu untuk berbuka puasa.
Tapi tentunya, di sini tidak ada leumang dan air tebu atau penganan lain khas Aceh. Di Haldon Street lapak kuliner umumnya didominasi oleh menu kuliner khas Asia Tenggara, Asia dan Afrika.
Namun di ruas Haldon Street yang tidak begitu luas ini, saya menemukan menu yang relatif familiar seperti di Indonesia atau bahkan di Aceh.
Seperti martabak dan sate ayam yang dijual pedagang asal Indonesia dan Malaysia.
Setelah menyusuri ruas Haldon Street, kami kemudian menuju ke ruas Railway Parade.
Di kedua ruas inilah orang-orang berkerumun memanjang berburu kuliner selama Ramadhan Fest atau Lakemba Ramadhan Nights berlangsung.
Baca juga: Haji Uma, Inspirasi Bagi Pekerja Sosial
Namun berbeda dengan Haldon Street, di ruas Railway Parade kami melihat banyak menu kuliner khas timur tengah dan India di sana.
Ada kebab dan ragam menu daging kami dapati dijual di sana, seperti daging sapi, domba, ayam serta daging unta yang diolah dalam beragam bentuk menu khas.
Hasil pantauan kami di sana, martabak, sate ayam, kebab dan burger daging unta menjadi menu makanan favorit yang banyak diburu pengunjung.
Tapi menariknya, ternyata para pengunjung tersebut malah sekitar 40 persen adalah non muslim, bahkan banyak dari mereka bukan penduduk lokal setempat.
Dalam pembicaraan dengan penjual asal Indonesia di sana, kami mendapat informasi jika Lakemba Ramadhan Nights ini pernah tidak berlangsung selama dua tahun pada saat pandemi covid-19 dan baru digelar kembali pada Ramadhan tahun 2022 lalu.
Pengalaman menarik saya pribadi saat berada di sana adalah para pedagang baru mulai menjaja makanannya pada saat matahari terbenam.
Selera humor saya langsung menggelitik pikiran, bagi yang tidak berpuasa tentu tidak dapat menemukan makanan untuk "berbuka" puasa sebelumnya waktunya tiba.
Baca juga: Ini Sembilan Orang yang Boleh tak Puasa Ramadhan, Berikut Penjelasan Buya Yahya
Memang di sini mayoritas menu jajanan baru digelar setelah matahari terbenam atau setelah waktu berbuka puasa tiba.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.