Ramadhan Mubarak
Tujuan Allah Wajibkan Puasa
Inilah beberapa catatan hakikat dan tujuan Allah Swt wajibkan ibadah puasa Ramadan kepada kita umat Nabi Muhammad Saw yang diungkapan oleh Imam ‘Izzu
Prof. Dr. Syahrizal Abbas, MA, (Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Aceh)
Imam ‘Izuddin Abdissalam al-Salami al-Syafi’ie, seorang ulama besar dari kalangan Mazhab Syafi’ie yang lahir di Damaskus dan wafat pada tahun 660 H, menjelaskan hakikat dan tujuan Allah mensyariatkan puasa Ramadan kepada umat Nabi Muhammad Saw. Dalam karyanya ‘Maqashid al-Shaum”, Imam ‘Izzuddin Abdissalam menjelaskan hakikat dan tujuan Allah Swt mewajibkan puasa Ramadan. Paling tidak ada 4 (empat) hakikat dan tujuan Allah mewajibkan puasa Ramadan kepada kita umat Nabi Muhammad Saw.
Pertama, Allah Swt ingin mengangkat manusia pada kedudukan mulia di sisi-Nya. Kewajiban puasa Ramadan adalah cara Allah Swt untuk meningkatkan ketaatan hamba kepada perintah-Nya dan menghindari kemaksiatan kepada-Nya. Puasa Ramadan adalah cara ampuh bagi manusia dalam mengekang dan mengelola hawa nafsu, terutama nafsu lawwamah dan nafsu ammarah. Kedua nafsu ini yang dapat menjatuhkan manusia pada kedudukan hina dan nista.
Hakikat dan tujuan Allah Swt wajibkan puasa dipahami dari Hadis Nabi Saw yang artinya: “Apabila datang bulan Ramadan, maka akan dibukakan pintu-pintu Syurga, dan akan dikunci pintu-pintu neraka, serta akan dibelenggu syaitan-syaitan”.
Sebagian besar ulama menafsirkan bahwa kalimat ‘dibukanya pintu Syurga’, mengandung makna dengan ibadah puasa akan melahirkan kepatuhan, ketundukan, dan ketaatan kepada Allah Swt, sehingga akan mengantarkan seorang hamba ke Syurga-Nya. Kalimat “dikuncinya pintu Neraka”, mengandung makna, bahwa dengan ibadah puasa dapat mencegah seseorang dari perbuatan jelek, keji, mungkar dan maksiat, sehingga akan terhindar dari siksa neraka.
Demikian halnya dengan kalimat “dibelenggu syaitan-syaitan”, mengandungkan makna bahwa dengan ibadah puasa, seseorang akan mampu mengelola hawa nafsunya.
Kedua, Allah Swt ingin mengampuni dosa hambanya secara cepat dan pintas. Kewajiban menjalankan ibadah puasa Ramadan adalah cara Allah Swt untuk mengampuni dosa hamban-Nya yang lalu secara cepat dan tanpa batas. Hal ini dipahami dari hadis Nabi Saw yang artinya: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan dengan penuh keimanan, perhitungan (ihtisab) dan pengharapan kepada Allah Swt, maka Allah akan ampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. Kandungan hadis ini menandakan bahwa Allah ingin mengampuni dosa hamba-nya melalui suatu proses penting, yaitu ibadah puasa.
Ketiga, Allah Swt ingin mengajarkan hamba-Nya cara membentengi diri dari pengaruh dan perbudakan hawa nafsu. Ibadah puasa yang didasarkan pada keimanan dan ihtisab, akan mampu melindungi diri manusia dari keinginan-keinginan (nafsu) yang jelek. Puasa adalah perisai yang dapat membentengi manusia dari pengaruh syahwat.
Nabi Saw pernah bersabda, “Wahai pemuda, jika engkau memiliki kemampuan untuk menikah, maka menikahlah, karena dengan menikah itu engkau akan terpelihara penglihatan dan kehormatan. Jika engkau tidak mampu, maka berpuasalah”. Anjuran Rasulullah Saw untuk berpuasa dalam kontek hadis ini adalah untuk menahan dan mengolala nafsu syahwat, karena puasa dapat menjadi perisai diri (junnah) dari tekanan dan gejolak hawa nafsu.
Keempat, Allah Swt ingin mengajarkan manusia agar mampu memilih cara ampuh menjaga kesehatan diri. Puasa adalah cara menjaga keseimbangan seluruh organ tubuh manusia untuk beristirahat beberapa saat, terutama berkaitan dengan makan, minum dan hubungan seksual.
Puasa juga akan memperbaiki sel-sel yang rusak, sehingga terjadi equilibrium yang dapat mengantarkan tubuh manusia menjadi sehat kembali. Puasa adalah cara kita untuk hidup sehat. Hal ini ditegaskan oleh Nabi Saw dalam salah satu hadis yang maknanya :”Berpuasalah kamu, agar kamu menjadi sehat”.
Inilah beberapa catatan hakikat dan tujuan Allah Swt wajibkan ibadah puasa Ramadan kepada kita umat Nabi Muhammad Saw yang diungkapan oleh Imam ‘Izzuddin Abdissalam al-Salami al-Syafi’ie. Mudah-mudahan dengan memahami hakikat dan tujuan ini, akan bertambah semangat kita untuk sungguh-sungguh mengerjakan ibadah puasa Ramadan dan amal kebaikan lainnya di bulan suci yang penuh berkah ini. Wallahu ‘a’lam bi al-shawab.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.