Konsultasi Agama Islam

Konsultasi Agama Islam - Niat Tarawih atau Sebagian dari Tarawih?

Salah satu lafazh niat shalat tarawih yang sudah lazim diajarkan oleh ulama dan guru-guru kita dari zaman dahulu, khususnya di Aceh dan Asia Tenggara

|
Editor: Agus Ramadhan
SERAMBINEWS.COM
Konsultasi Agama Islam (KAI) ISAD Aceh - Serambinews.com, diasuh oleh Tgk Alizar Usman, M.Hum. 

Lafazh niat seperti ini antara lain disebut dalam kitab Arab Jawi, Kifayatul Ghulam karangan Syeikh Ismail Minangkabau, halaman 26 dan kitab Arab Jawi, Perukunan Melayu, halaman 57 .

Dua kitab Arab Jawi ini sangat populer dikalangan umat Islam Aceh dan Asia Tenggara pada umumnya.

Sejauh pengetahuan kami belum ada ulama kita yang mengatakan lafazh niat tersebut keliru.

Pembenaran lafazh niat tarawih seperti ini didasarkan bahwa dua rakaat dari shalat tarawih tersebut dapat dinamakan sebagai shalat tarawih sebagaimana halnya dapat dinamakan untuk semua bilangan rakaatnya.

Karenanya, sah meniatkan dua rakaat dari rakaat tarawih sebagai shalat tarawih, tanpa diharuskan meniatkan “sebagian dari tarawih”.

Karena itu, Zakariya al-Anshariy dalam kitab Asnaa al-Mathalib mengatakan :

وَلَا يَصِحُّ بِنِيَّةٍ مُطْلَقَةٍ بَلْ (يَنْوِي بِإِحْرَامٍ كُلَّ رَكْعَتَيْنِ التَّرَاوِيحَ، أَوْ قِيَامَ رَمَضَانَ) لِيَتَمَيَّزَ بِذَلِكَ عَنْ غَيْرِهَا

Tidak sah shalat tarawih dengan niat shalat sunnah mutlaq, akan tetapi dalam takbiratul ihram setiap dua rakaat hendaknya meniatkan tarawih atau qiyam Ramadhan supaya dengan sebab demikian berbeda dari selain tarawih.(Asnaa al-Mathaliib : I/201)

Ketidakharusan meniatkan dengan “sebagian tarawih” juga ditegaskan oleh syeikh Nawawi al-Bantaniy dalam kitabnya :

وَلَا تصح بنية مُطلقَة بل يَنْوِي رَكْعَتَيْنِ من التَّرَاوِيح أَو من قيام رَمَضَان أَو سنة التَّرَاوِيح

Tidak sah shalat tarawih dengan niat shalat sunnah mutlaq, akan tetapi meniatkan dua rakaat dari tarawih atau dari qiyam Ramadhan ataupun meniatkan sunnah tarawih (Nihayatul Zain : 114)

Atas dasar ini pula, apabila seseorang melakukan shalat tarawih sebagian bilangan rakaatnya, tidak sempurna dua puluh raka’at, misalnya dua rakaat atau delapan rakaat,

maka menurut penjelasan Ibnu Hajar al-Haitamiy dan Syarwani dihukum sah sebagai tarawih dan mendapat pahala sesuai dengan banyak jumlah rakaat yang dilakukannya.

Hal ini karena sebagian bilangan rakaat tarawih seperti dua rakaatnya sah dinamakan tarawih. Dalam Tuhfah al-Muhtaj, al-Haitamiy mengatakan,

وَلَوْ صَلَّى مَا عَدَا رَكْعَةَ الْوِتْرِ فَالظَّاهِرُ أَنَّهُ يُثَابُ عَلَى مَا أَتَى بِهِ ثَوَابَ كَوْنِهِ مِنْ الْوِتْرِ؛ لِأَنَّهُ يُطْلَقُ عَلَى مَجْمُوعِ الْإِحْدَى عَشْرَةَ وَكَذَا مَنْ أَتَى بِبَعْضِ التَّرَاوِيحِ وَلَيْسَ هَذَا كَمَنْ أَتَى بِبَعْضِ الْكَفَّارَةِ خِلَافًا لِمَنْ زَعَمَهُ؛ لِأَنَّ خَصْلَةً مِنْ خِصَالِهَا لَيْسَ لَهَا أَبْعَاضٌ مُتَمَايِزَةٌ بِنِيَّاتٍ مُتَعَدِّدَةٍ يَجُوزُ الِاقْتِصَارُ عَلَى بَعْضِهَا بِخِلَافِ مَا هُنَا عَلَى أَنَّهُ لَا جَامِعَ بَيْنَهُمَا كَمَا هُوَ وَاضِحٌ.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved