Kupi Beungoh

Alexei, Kejernihan Gibran, Dilema Jokowi, dan Fenomena Anies

Pernyataan Gibran mengingatkan kita tentang sebuah kutipan yang ditulis oleh Profesor Sejarah Universitas Princeton, Stephen Kotkin.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/HANDOVER
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Alexei lahir dalam suasana kehidupan dinasti yang sudah melembaga selama 300 tahun.
Sekalipun ia mempunyai penyakit hemophilia yang sangat serius, namun ia sangat cerdas,-menguasai tiga bahasa, dan sangat dihormati dan dicintai oleh birokrat dan tentara kaisar Rusia pada masa itu.

Dalam hal Gibran, ia memulai hidupnya sebagai anak orang biasa, namun berpendidikan mancanegara- alumni sekolah manajemen terbaik Singapore, dan juga Universitas Teknologi  Sidney, Australia.

Walaupun mungkin jika tanpa bapaknya Presiden, ia tak mungkin jadi Wali Kota Solo, Gibran adalah pembelajar dan pekerja keras.

Paling kurang tak ada ekspose yang aneh-aneh tentang Kota Solo, dan jika itu benar, membuat ia menjadi politisi  baik dan berhasil.

Banyak orang tak tahu, Gibran adalah salah satu penggemar Rocky Gerung.

Ia tak peduli dengan omongan keras Rocky kepada bapaknya.

Ia bahkan rela membolos sekolah kepemimpinan PDI Perjuangan yang sedang dia ikuti belasan bulan yang lalu, hanya untuk bertemu dan berdiskusi dengan Rocky Gerung.

Alasan Gibran sangat sederhana, namun dalam artinya.

Rocky berani dan jujur menyatakan apa ia yakini.

Dan Gibran, sampai hari ini masih terus berhubungan dan berdiskusi dengan Rocky Gerung.

Kita tak tahu, mungkin saja Rocky menjadi salah satu instrument pengukur cuaca politik nasional bagi Gibran.

Sebenarnya tanpa Rocky pun, jika Gibran menimbang kondisi hari ini secara akal sehat, sampai kapan pun ia pasti akan menjawab sama seperti responsnya kepada Rosi.

Berbalik dengan Gibran, banyak orang di lingkaran Jokowi justeru bersikap seperti Alexei.

Berkebalikan dengan Gibran yang jernih dan jujur, lingkaran inti Jokowi justeru melihat keberlanjutan sang presiden di pucuk pemerintahan republik sebagai sebuah keniscayaan. 

Bahkan Jokowi nyaris dipersepsikan sebagai messiah- juru selamat negara dan bangsa Indonesia di tengah ketidakpastian global akibat Covid-19 dan perang Ukraina.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved