Harga Cabai

Daya Beli Turun, Harga Cabai dan Tomat Merosot Tajam

Komoditi tomat juga turun harganya. Tomat, asal Takengon, Aceh Tengah hari ini di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, dijual dengan harga Rp 5.000/Kg dan

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/HERIANTO
Seorang pekerja penjual cabai merah di Pasar Induk Lambaro, sedang melayani pembeli cabai merah di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Selasa (2/5/2023) 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Memasuki minggu pertama bulan Mei 2023 ini, pasca lebaran Idul Fitri 1447 Hijriah, harga komoditi cabai merah, cabai rawit, cabai hijau dan tomat cenderung menurun dan merosot tajam di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Pasar Al Mahirah Lamdingin dan Pasar Peunayong, Pasar Aceh dan Pasar Ketapang, di Kota Banda Aceh.

Harga cabai merah lokal, dari Sigli (Pidie), Meureudu (Pijay), Takengon (Aceh Tengah), Pondok (Bener Meriah), Blangkejeren (Gayo Lues), Kutacane (Aceh Tenggara) di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, pada Selasa (2/5) dijual pedagang hanya dengan harga Rp 20.000 sampai  Rp 15.000/Kg. Sebelum lebaran Idul Fitri, harganya masih bertahan Rp 25.000 – Rp 30.000/Kg.

Proses Seleksi Pejabat Eselon II Setda Aceh Masuk Tahap Wawancara

Komoditi tomat juga turun harganya. Tomat, asal Takengon, Aceh Tengah hari ini di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, dijual dengan harga Rp 5.000/Kg dan tomat asal Brastagi, Sumut sedikit lebih tingi Rp 8.000/Kg. Dibandingkan harga sebelum Lebaran Idul Fitri, Rp 10.000 – Rp 12.000/Kg, harga tomat tersebut telah menurun jauh.

Pedagang penampung cabai dan tomat di Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, Irwan yang dimintai penjelasannya terkait merosotnya harga cabai merah, cabai rawit dan cabai hijau serta tomat pada minggu pertama bulan Mei ini mengatakan, karena daya beli cabai dan tomat pasca lebaran Idul Fitri 1447 Hijriah, turun 50 persen, sementara pasokannya cukup banyak.

Penurunan harga komoditi cabai merah dan tomat itu, suda terjadi sejak lebaran kelima, pada Kamis (25/4) sampai Selasa (2/5) ini. Pada pagi ini, sebut Irwan, dirinya dapat kiriman cabai merah cukup banyak dari berbagai daerah. Setiap daerah mengirim cabai sebanyak 500 Kg.

Ada empat daerah yang memasok cabai ke Pasar Induk Lambaro. Jumlahnya mencapai 2 ton, sementara daya beli cabai, pada minggu pertama bulan Mei ini, masih redah sekitar 500 Kg – 1 ton.

Begitu juga cabai hijau, cabai rawit dan cabai kecil warna warni dari luar Aceh. Pasokannya cukup banyak  sekitar 200 – 500 Kg/hari. Sedangkan daya belinya, setengah dari cabai yang masuk ke Pasar Induk Lambaro.

Kondisi yang serupa juga terjadi pada komoditi tomat. Pasokannya antara 2 – 4 ton per hari ke Pasar Induk Lambaro, Aceh Besar, sedangkan daya belinya sekitar 50 persen, dari jumlah pasokan.

Cabai merah yang tidak laku di jual pada hari pertama, di hari kedua barangnya, kata Irwan, langsung dikeringkan menggunakan pengering cabai merah, bantuan dari Badan Pangan Nasional. Hasil pengeringannya kurang bagus, sehingga minat masyarakat untuk membeli cabai kering produksi lokal, jadi rendah.

Irwan mengatakan, kualitas cabai merah lokal yang diproduksi petani lokal, ukurannya masih tergolong kecil, berbeda dengan cabai merah kering impor dari India, Thailand dan Cina, ukuran cabai merahnya besar-besar, sehingga menarik para ibu rumah tangga untuk membelinya.

Dalam waktu dekat ini, kata Irwan, ia akan melakukan perjalanan ke daerah sentra produksi cabai, bawang merah di  diantaranya Vietnam, Thailand, India dan Cina.

Rencana kunjungan bisnisnya ke sejumlah negara produsen cabai merah dan tomat itu, untuk membeli bibit cabai merah, tomat, dan tanaman hortikultura lainnya ukuran besar, untuk dibudidayakan di daerah sentra produksi cabai merah lokal.

Di antaranya di Sigli, Tangse, Tiro, Beureunuen (Pidie), Meureudu (Pijay), Pondok (Bener Meriah), Takengon, (Aceh Tengah), Blangkejeren (Gayo Lues) dan Kutacane, Aceh Tenggara, serta daerah lainnya di pantai Barat dan Selatan Aceh.

Di negara Vietnam, Thailand, India dan Cina, banyak bibit unggul cabai bawang, tomat, kentang  ukuran besar di sana. Kita ingin bibit unggul cabai merah, rawit, hijau dan warna-warni, serta tomat,  yang ada di negara tersebut, diimpor ke Aceh, kemudian dikembangkan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved