Luar Negeri

Mantan PM Pakistan Imran Khan Ditahan, Lebih dari 1000 Pendukungnya Ditangkap

Setelah rapat kabinet, Perdana Menteri Shahbaz Sharif mengecam serangan terhadap properti publik dan instalasi militer.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/ABDUL MAJEED
Aktivis partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) dan pendukung mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, bentrok dengan polisi selama protes terhadap penangkapan pemimpin mereka di Peshawar pada 10 Mei 2023. 

SERAMBINEWS.COM - Mantan perdana menteri Pakistan Imran Khan dapat ditahan selama delapan hari, menurut putusan pengadilan pada hari Rabu (10/5/2023), sehari ia diseret dari ruang sidang dan ditangkap atas tuduhan korupsi.

Penangkapan Imran Khan pada hari Selasa memicu bentrokan antara pendukungnya dan polisi di beberapa kota, termasuk ibu kota Islamabad, yang menewaskan sedikitnya enam orang, The Independent melaporkan.

Setelah rapat kabinet, Perdana Menteri Shahbaz Sharif mengecam serangan terhadap properti publik dan instalasi militer.

Shahbaz Sharif juga menyetujui mobiliasi pasukan di ibu kota Islamabad, di provinsi Punjab yang paling padat penduduknya, dan di barat laut yang bergejolak, menurut sebuah pernyataan pemerintah.

Dalam kerusuhan terbaru, ribuan pengunjuk rasa menyerbu sebuah stasiun radio dan kantor badan milik negara di kota barat laut Peshawar.

Setelah deklarasi PM Shahbaz Sharif, pasukan militer dikerahkan.

Lebih dari 1.000 pengunjuk rasa ditangkap dalam kerusuhan di seluruh negeri.

Imran Khan, 70 tahun, digulingkan dari jabatannya sebagai perdana menteri dalam mosi tidak percaya tahun lalu.

Namun ia masih menjadi tokoh oposisi populer di Pakistan.

Baca juga: Rumah Mantan PM Pakistan Imran Khan Diserbu Polisi, 61 Orang Ditangkap


Imran Khan mengatakan kasus-kasus yang menimpanya, yang meliputi tuduhan korupsi dan terorisme, hanyalah settingan yang bermotivasi politik yang dilakukan oleh penerusnya, perdana menteri saat ini, Shahbaz Sharif.

Pendukungnya bentrok dengan polisi di beberapa kota, termasuk Quetta, Karachi, Peshawar, Rawalpindi dan Lahore.

Outlet berita Dawn melaporkan bahwa layanan internet seluler dibatasi secara nasional selama beberapa jam sementara Twitter, Whatsapp, dan Facebook masih diblokir.

Sekolah, perguruan tinggi, dan institusi pendidikan tinggi lainnya juga ditutup di seluruh Pakistan pada hari Rabu.

Ketika protes berkecamuk, pengadilan menyerahkan Imran Khan ke tahanan badan anti-korupsi Pakistan, Biro Akuntabilitas Nasional (NAB), selama delapan hari untuk interogasi lebih lanjut, kata penasihat pemerintah Ataullah Tarar.

Komisi Pemilihan negara menuduh Imran Khan secara ilegal menjual hadiah negara antara 2018 dan 2022.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved