Akal-akalan Guru Ngaji Rudapaksa Santriwatinya Sampai Hamil, Bilang Supaya Pintar dan Berkah
Ada saja akal-akalan bejat guru ngaji satu ini, rudapaksa santriwatinya sampai hamil, lalu bilang supaya pintar dan berkah.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Eddy Fitriadi
SERAMBINEWS.COM - Ada saja akal-akalan bejat guru ngaji satu ini, rudapaksa santriwatinya sampai hamil, lalu bilang supaya pintar dan berkah.
Adalah AR (58), seorang guru ngaji yang kini telah ditangkap polisi dari Polresta Bandung pada 20 Mei 2023 lalu.
Tak tanggung-tanggung, korban si guru ngaji ini mencapai 12 orang dengan kisaran usia 9-16 tahun.
"Dengan bujuk rayu supaya berkah, supaya pintar, sehingga korban kena bujuk rayunya," ungkap Kapolresta Bandung, Kusworo Wibowo mengutip Tribun Jabar, Selasa (30/5/2023).
Baca juga: Pensiunan PNS di Banda Aceh Rudapaksa Cucu Perempuan Berkali-kali, Setubuhi Sejak 2021
Baca juga: Orangtuanya Pisah Ranjang, Anak Broken Home di Aceh Besar Dirudapaksa Ayah Kandung
Pencabulan tersebut bermula saat salah seorang santriwati berusia 16 tahun datang ke rumah pelaku untuk belajar ngaji.
Usai berhasil dibujuk rayu, terjadilah hubungan terlarang layaknya suami istri antara si guru ngaji dan santriwatinya.
Sementara 11 korban pencabulannya lainnya tidak sampai pada berhubungan intim, hanya sampai pada pelecehan seksual.
Sudah melakukan perbuatan keji pun, pelaku masih merasa tak bersalah dan berdalih kalau yang dilakukannya tanpa sengaja.
Menurut pengakuannya sebagaimana mengutip Kompas.com, pelaku tak sengaja menyentuh bagian sensitif para santriwati karena mereka kerap mencium dan memeluknya.
"Soalnya di pengajian saya itu suka sungkem ke anak-anak, suka meluk. Bahkan santri sendiri suka nyiumi saya," ujar AR di Mapolresta Bandung, Senin (29/5/2023).
"Makanya saya cium keningnya, maka saya rangkul, tidak sengaja kesentuh area sensitifnya. Jadi nggak ada sengaja," tambahnya.
Baca juga: Pria Beristri di Bireuen Berulang Kali Rudapaksa Adik Ipar,Pelaku Gunakan Modus Ini, Ibu Korban Syok
Pelaku mengungkapkan kalau pengetahuannya masih kurang, sehingga ciuman kepada para santriwatinya bukan bermaksud pelecehan seksual.
"Memang pengetahuan saya kurang, jadi maksudnya bukan menciumi santri (untuk pelecehan seksual)," ucap AR.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.