Inflasi

Bulan Mei, Aceh Alami Inflasi 0,30 Persen, Kenaikan Harga Ikan dan Telur Penyumbang inflasi

Sementara untuk Kota Lhokseumawe, komoditi yang memberikan sumbangan terhadap pembentukan angka inflasi yang

Penulis: Herianto | Editor: Ansari Hasyim
Serambi Indonesia
Ikan yang dijual di Pasiran Sabang, Kamis (7/4/2022). Pasokan melimpah, harga anjlok. 

Laporan Herianto l Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Pada bulan Mei 2023 lalu, Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,30 persen. Dengan angka inflasi sebesar itu, angka inflasi lima bulannya (Januari – Mei) 2023 sudah mencapai sebesar 3,34 persen, perlu diwaspadai.

Bulan Mei lalu, daerah ini mengalami inflasi sebesar 0,30 persen, karena di tiga kotanya yang menjadi ukuran penghitungan inflasi provinsi, juga mengalami inflasi. Kota Banda Aceh, alami inflasi sebesar 0,13 persen, Kota Lhokseumawe sebesar 0,51 persen dan Kota Meulaboh sebesar 0,58 persen.

Pihak BPS Aceh, dalam press rilisnya Senin (5/6/2023) menyatakan, inflasi bulan Mei yang terjadi di tiga kota tersebut di atas, disebabkan pengaruh kenaikan harga komoditas pangan, diantaranya ikan, telur ayam, ayam potong dan lainnya.

Sawah di Bandamulia dan Bendahara Mengering, Pj Bupati Aceh Tamiang Janjikan Talud dan Pompa Air

Kenaikan harga ikan tongkol/ikan ambu-ambu pada bulan Mei lalu, telah memberikan dukungan terhadap kenaikan angka inflasi sebesar 0,13 persen, ikan dencis  0,05 persen, daging ayam potong 0,07 persen, telur ayam ras 0,03 persen, kenaikan harga bawang merah, bawang putih kangkung dan pepaya, masing-masing memberikan dukungan inflasi sebesar 0,02 persen, rokok filter 0,004 persen, dan jeruk  0,06 persen.

Sedangkan komoditas pangan yang memberikan andil terhadap deflasi antara lain, cabe merah dan udang basah. Penurunan harga cabe merah dan udang basah bulan Mei lalu, memberikan andil terhadap angka deflasi masing-masing sebesar 0,08 persen.

Selain itu penurunan harga  ikan kembung dan harga semangka, pada bulan Mei lalu juga memberikan dukungan terhadap angka deflasi sebesar 0,03 persen. Kemudian penurunan harga ikan tuna, memberikan dukungan angka deflasi sebesar 0,02 persen.

Sedangkan penurunan harga kentang, cabai hijau, udang asin, minyak goreng curah  dan cumi-cumi, memberikan andil terhadap angka deflasi, masing-masing sebesar 0,01 persen.

Pihak BPS Aceh menjelaskan, ada beberapa kelompok pengeluaran, yang memberikan andil sumbangan cukup besar terhadap pembentukan angka inflasi di tiga daerah tersebut di atas.  Diantranya kelompok pengeluran makanan, minuman dan tembakau, memberikan andil terhadap pembentukan angka inflasi  sebesar 0,26 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen, kelompok transportasi 0,02 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang memberikan andil pada pembentukan angka deflasi adalah, kelompok perumahan, air listrik, gas dan bahan bakar rumah tangga memberikan sumbangan terhadap angka deflasi sebesar 0,01 persen.

Sementara kelompok pengeluaran yang tidak memberikan andil terhadap inflasi maupun deflasi adalah, kelompok kesehatan, informasi, komunikasi, jasa keuangan, rekreasi, olah raga, budaya, pendidikan, penyediaan makanan dan minuman restoran, perawatan pribadi dan lainnya.

Pihak BPS menyatakan, kendati pada bulan Mei lalu, Provinsi Aceh mengalami inflasi sebesar 0,30 persen, dari hasil pengukuran tiga kota tersebut di atas, namun angka inflasi lima bulannya dari Januari – Mei  2023, baru sebesar 3,34 persen.

Dibandingkan angka inflasi lima bulan tahun 2022 lalu dari Januari – Mei,  mencapai 5,14 persen. Angka inflasi lima bulan pada tahun 2023 ini, masih lebih rendah dari pada angka  inflasi lima bulan, tahun 2022 lalu. Tapi tetap perlu diwaspadai, jangan sampai mencapai dua digit pada akhir tahun nanti.

Untuk pengendalian angka inflasi Provinsi Aceh, pihak BPS Aceh, menyarankan Pemerintah Aceh bersama, Pemerintah Kota Banda Aceh, Kota Lhokseumawe dan Kabupaten Aceh Barat, perlu mengendalikan angka inflasi daerahnya, melalui stabilisasi harga komoditi pangan yang masih mahal. Penyediaan bahan bakar rumah tangga yang cukup dengan harga terjangkau, terutama gas elpiji subsidi tabung 3 Kg.

Untuk  Kota Banda Aceh, ada 10 item komoditi yang masih menjadi penyumbang inflasi terbesar, yaitu Bensin/BBM, rokok keretek, ikan tongkol, beras, bahan bakar rumah tangga/elpiji tabung 3 Kg, udang, sewa rumah, ikan kembung, pemeliharaan/servis dan telur ayam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved