Jurnalisme Warga

Teuku Markam, Pengusaha Tangguh dari Pantonlabu

Saat berumur sembilan tahun beliau telah menjadi yatim piatu setelah meninggalnya ayahnya, Teuku Marhaban. Sedangkan ibunya meninggal telah lebih dahu

Editor: mufti
hand over dokumen pribadi
Rektor UNIKI Bireuen, Prof Dr Apridar SE MSi 

Prof. Dr. APRIDAR, S.E., M.Si., Guru Besar Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Syiah Kuala (USK) dan Rektor Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki), melaporkan dari Bireuen

TEUKU Nyak Markam yang lahir di Alue Campli, Seunuddon, Aceh Utara, pada 12 Maret 1924, merupakan keturunan uleebalang. Saat berumur sembilan tahun beliau telah menjadi yatim piatu setelah meninggalnya ayahnya, Teuku Marhaban. Sedangkan ibunya meninggal telah lebih dahulu.

Teuku Markam memiliki satu-satunya keluarga kandung, yaitu Cut Nyak Putroe, sang kakak, yang memeliharanya hingga beliau hanya sempat mengenyam pendidikan sampai kelas 4 sekolah rakyat.

Jiwa patriot yang diwariskan orang tuanya menjadikan beliau bergabung sebagai prajurit TNI Angkatan Darat  membela negara dan ikut pertempuran di Medan Area Tembung, Sumatera Utara. Ia bergabung dengan Kolonel Bejo, Kaharuddin Nasution, Bustanil Arifin, dll. Beliau aktif dalam berbagai pertempuran membela negara, mengadang penjajah yang ingin mencengkeram kembali di Republik Indonesia. Markam kemudian diutus ke Jakarta dan selanjutnya ke Bandung, ditugaskan jadi ajudan Jenderal Gatot Subroto.

Walau jenjang pendidikan formalnya rendah, tetapi Markam merupakan prajurit yang ulet dan disiplin. Keinginannya untuk membangun bangsa dan negara sangatlah tinggi. Hingga suatu saat beliau dikenalkan dengan Presiden Soekarno oleh Jenderal Gatot Subroto. Beliau berhasil menjalankan tugas hingga Gatot Subroto meninggal.

Karakter beliau sebagai pekerja keras yang setia dan jujur, membuat Soekarno menjadikannya sebagai anak angkat yang sangat dibanggakan. Pada tahun 1957 Markam memutuskan untuk meninggalkan militer dan terjun menjadi pengusaha. Pangkat terakhir di TNI sebelum berprofesi sebagai pengusaha adalah kapten dengan NRP 12276.

Atas prestasinya sebagai entrepreneur, Bung Karno banyak memberinya tugas mengerjakan proyek mercusuar. di antaranya Gelanggang Olahraga Senayan dan Monumen Nasional (Monas) yang digagas Bung Karno untuk dikerjakan oleh Markam.

Tercatat 38 kilogram emas yang tertambat di puncak Monas 28 kilogram di antaranya sumbangan Markam. Untuk kepentingan umum, bangsa, dan negara, beliau sangat mudah memberikan bantuan. Sehingga, beliau lebih dikenal sebagai pengusaha yang memiliki uang tidak berseri atau sangat royal dalam pengeluarannya.

Sebagai wirausahawan yang terinspirasi dari Rasulullah, ia melakukan  pengembangan perusahaan utamanya berupa bisnis baru dengan inovasi atau bentuk usaha lain dengan berani mengambil risiko.

Nabi Muhammad saw merupakan seorang pebisnis yang ulung dan sukses, bermula dari mental mandiri dan pantang menyerah sejak anak-anak telah hidup berdikari sebagai penggembala kambing untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Usia 12 tahun sudah berwirausaha bersama pamannya, Abu Thalib, dan ikut dalam rombongan dagang ke Suriah (Syam). Di usianya 17 tahun Muhammad sudah mahir berdagang tidak hanya ke Syam, tetapi beliau juga sudah menjadi pemimpin kafilah dagang ke Yordania, Busra, Irak, Hijaz, dan Yaman.

Muhammad tidak pernah mengecewakan pelanggan. Juga tidak membeda-bedakannya apakah itu elite bangsawan, orang biasa, atau budak sekali pun. Kinerja yang beliau berikan mendapat apresiasi luar biasa dari berbagai kalangan.

Beliau dengan jujur memaparkan kualitas suatu barang dagangan kepada pelanggan apa kelebihan atau kekurangannya. Beliau juga tidak pernah melakukan perang harga dengan sesama pedagang sehingga dinobatkan sebagai “Al-Amin”, orang terpercaya.

Pengalaman yang telah dicontohkan dari Nabi Muhammad, menjadi inspirasi bagi Teuku Markam dalam membangun bisnisnya.  Di masa-masa awal kemerdekaan, tak banyak orang Indonesia berpikir untuk menggeluti bisnis sebagai profesi. Kebanyakan orang masih cenderung pasif untuk masalah ekonomi, Teuku Markam muncul dan bergelut dengan banyak bisnis hingga akhirnya menjadi saudagar sukses. Berbagai bisnis dilakoni, mulai dari ekspor impor, besi beton, sampai pelat-pelat baja. Dengan berbagai macam bisnis tersebut akhirnya ia sangat kaya. Jumlah kekayaannya benar-benar luar biasa. Sampai-sampai julukan orang terkaya se-Indonesia pernah disandangnya.

Teuku Markam terlibat dalam pembangunan infrastruktur di Aceh dan Jawa Barat, jalan Medan-Banda Aceh, Bireuen-Takengon, Meulaboh, Tapaktuan yang didanai Bank Dunia. Banyak sekali aset beliau di Aceh seperti kantor, tanah, alat-alat berat, dan lain-lain.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved