Opini

54 Tahun Unimal, Bertumbuh Secara Akademik

Karenanya Unimal harus dikenang karena nama besar dan nama baiknya, bukan sebaliknya. Unimal memang telah menjadi jantung hati (boh jantong) pendidika

Editor: mufti
Dok Unimal
Rektor Universitas Malikussaleh, Prof Dr Herman Fithra, Asean, Eng. 

Prof Dr Ir Herman Fithra ASEAN Eng, Rektor Universitas Malikussaleh

UNIVERSITAS Malikussaleh pada 12 Juni 2023 telah berumur 54 tahun. Jika ini adalah umur biologis manusia, ia sungguh telah melewati sejarah kematangan dalam hidup. Untuk umur umat Muhammad saw seperti saat ini, ia harusnya semakin bijak dan telah berada di jalur istiqamah dalam menapaki langkah-langkah baik dan mulia ke depan. Jangan lagi coba-coba, dan buat kesalahan fatal.

Namun, jika dibandingkan umur sebuah institusi pendidikan, ia juga menunjukkan sinar akademik yang semakin terang. Umur 54 tahun sudah mulai meletakkan proyeksi akademik yang paradigmatik, melompat dari keinginan masyarakat setempat.

Nama besar

Karenanya Unimal harus dikenang karena nama besar dan nama baiknya, bukan sebaliknya. Unimal memang telah menjadi jantung hati (boh jantong) pendidikan masyarakat Aceh, terutama di wilayah Pasai Raya. Unimal adalah ikon pendidikan tinggi, dengan visi “memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi, berhiaskan akhlak mulia untuk memimpin perkembangan dan perubahan masyarakat sehingga tanggap terhadap perkembangan dan tantangan lokal dan global”.

Kampus ini bermotto “kampus inklusif dan pro-perubahan”. Artinya semangat terbuka dan bersahabat dengan siapa pun menjadi ciri khasnya. Unimal telah merangkul beragam anak negeri, baik yang beruntung secara akademik seperti mahasiswa dari pulau Jawa ataupun yang masih dirundung kesulitan, seperti mahasiswa-mahasiswa dari Indonesia Timur dan Papua.

Anak-anak dari negeri jauh yang memiliki budaya dan agama yang berbeda dengan penganut agama mayoritas di Aceh pun, mendapatkan pengalaman akademik dan etnografis yang dalam. Mereka akhirnya sadar bahwa Aceh dan syariat islamnya tidak pernah menjadi penghalang untuk berkembang menghargai pluralisme dan multikulturalisme.

Hal itu terlihat dari semakin banyak mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang memilih Unimal sebagai destinasinya pada 2023 ini. Itu tentu karena ada cerita dari seniornya betapa para dosen di Unimal menawarkan eksotika alam, kesenian, dan kuliner yang ada di wilayah Aceh Utara – Lhokseumawe.

Pada tahun ini Unimal telah berubah juga statusnya menjadi perguruan tinggi Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 178 tahun 2023. Sejak tahun 2019, Unimal juga mendapatkan bantuan hibah dari Asia Development Bank (ADB) untuk mengembangkan infrastruktur dan sumber daya manusia, sehingga siap menyongsong persaingan di tingkat nasional, bahkan internasional. Sebentar lagi kelas internasional pun akan dibuka sebagai bukti nama besar Unimal yang berasal dari nama sultan pertama Kerajaan Samudra Pasai, Malik as-Salih; Kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.

Dengan jumlah 34 prodi untuk S1, 2 prodi DIII, 2 prodi profesi dan 11 magister Unimal telah bertumbuh dengan dialektika positif pada bidang akademik. Jumlah mahasiswa aktif yang tercatat di laman unimal.ac.id adalah 16.728 peserta didik. Jumlah pegawainya pun bertambah berkali lipat dibandingkan pada saat pertama kali penegerian, 1 Agustus 2001.

Saat ini Unimal telah mengkaryakan 1.163 pegawai, terdiri dari 604 dosen PNS, 77 dosen non-PNS, 183 tendik PNS, dan 299 tendik non-PNS. Semakin lama Unimal semakin dapat diandalkan sebagai pusat pencerdasan anak bangsa di seluruh penjuru Nusantara!

Maju secara otentik

Seperti tagline Dies Natalis ke-54 tahun 2023, “Maju secara otentik, Bertumbuh secara akademik”, Unimal memang harus terus meniti langkah otentisitas, dengan kerja keras, kejujuran, dan integritas. Pada sisi yang bersamaan Unimal terus mengayuh dayung meningkatkan mutu akademik. Maka, tak ada jalan lain kecuali harus menjadi perguruan tinggi unggul. Sebab dalam persaingan yang semakin global, predikat “baik sekali” pun tidak lagi cukup.

Pada perayaan Dies Natalis ke-54 tahun ini, Unimal juga mendapatkan berkah tersembunyi, blessing in disguise, dengan kehadiran the man of discourse, sosok menteri sekaligus pewacana produktif bagi bangsa, Prof Dr H Mohammad Mahfud MD. Prof Mahfud bukan semata diingat sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia ke-14 tapi juga memiliki beragam jabatan penting sebelumnya.

Ia pernah menjabat sebagai ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Kedua, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia ke-24 dan Menteri Pertahanan ke-21. Prof Mahfud juga guru besar di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, tempat tokoh perjuangan Aceh, Teuku Hasan Tiro mengenyam pendidikan S1-nya!
Memori sejarah seolah berdentang kencang pada saat ini. Kita tahu ketika KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur menjadi presiden keempat di Indonesia, ada tiga perguruan tinggi swasta yang dinegerikan, yaitu Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Universitas Trunojoyo di Madura, dan Universitas Malikussaleh di Aceh.
Gus Dur sebagai intelejensia ontentik bangsa memiliki visi di atas rata-rata. Latar belakang ketiga kampus itu dinegerikan di masanya tak lain karena pribadinya sebagai sosok humanis dan demokrat uber alles. Gus Dur sejak sebelum menjadi presiden pun telah berjuang secara sungguh-sungguh untuk anak bangsa yang tersisih dan terpinggirkan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved