Breaking News

Opini

Daud Beureueh dalam Ingatan

Daud Beureueh juga seorang ulama besar di Aceh. Hal ini setidaknya dibuktikan dengan terpilihnya beliau sebagai ketua Persatuan Ulama Seluruh Aceh

Editor: mufti
Dok Pribadi
Khairil Miswar adalah Penulis buku Habis Sesat Terbitlah Stres (2017) 

Ketika Gerakan Aceh Merdeka diproklamirkan, Daud Beureueh juga sempat memberi restunya “secara tertutup” dengan syarat perjuangan tersebut harus didasarkan pada Islam. Namun, karena GAM mengusung dasar nasionalisme Aceh bagi perjuangannya, akhirnya Daud Beureueh tidak memberikan dukungan secara terang-terangan kepada GAM, atau mungkin saja beliau telah mencabut dukungannya kepada mereka. Di sini terdapat satu poin, bahwa Daud Beureueh hanya menginginkan Islam, bukan nasionalisme atau etno nasionalisme sebagaimana diusung oleh GAM.

Bagi Daud Beureueh, seperti disampaikan Tan Sri Sanusi Juned dalam satu seminar di Banda Aceh (30/11/16)—syariat Islam harus diterapkan. Tan Sri menegaskan bahwa Daud Beureueh, bukanlah pemberontak, tapi pejuang Islam. Hal terpenting bagi Daud Beureueh adalah tegaknya syariat Islam dan hukum-hukum Allah.
Jika syariat Islam tersebut tidak mungkin diterapkan di Indonesia, maka sekurang-kurangnya bisa diterapkan di Aceh. Jika memang di Aceh juga “terhalang” untuk menerapkan syariat Islam karena Aceh adalah bagian dari Indonesia, maka solusi terakhir adalah mendirikan negara sendiri.

Dengan demikian, diproklamirkannya Republik Islam Aceh (RIA) pada tahun 1961 harus dipahami sebagai sebuah “ijtihad politik” Daud Beureueh guna menegakkan syariat Islam ketika penegakan syariat itu sudah tidak mungkin lagi terlaksana di bumi Indonesia. Demikian pula dengan dukungan beliau kepada GAM di awal-awal munculnya gerakan itu juga didasari oleh Islam.

Artinya, gerakan Darul Islam, pendeklarasian RIA dan restu Daud Beureueh kepada GAM bukanlah tujuan, tapi hanya wasilah demi terlaksananya syariat Islam di bumi Aceh—sebagaimana itu menjadi cita-citanya sejak dahulu—sebelum Indonesia tegak berdiri.

Tentu saja, apa yang ada di pikiran dan kemudian diperjuangkan Daud Beureueh kala itu tidak lagi relevan dengan kondisi hari ini. Namun, kita tidak bisa secara serta merta menghukumi gagasan-gagasan Daud Beureueh dengan menggunakan perspektif kita hari ini. Pemikiran politik Daud Beureueh mestilah diletakkan secara tepat dalam konteks zamannya sendiri—ketika perdebatan terhadap ideologi negara masih berlangsung.
Dan, terlepas dari berbagai kontroversi yang melingkupinya, Daud Beureueh adalah pahlawan, tidak saja bagi Aceh, tapi bagi Indonesia; sebab tanpa kehadiran laki-laki itu di gelanggang perang saat Agresi Militer Belanda, maka nama Indonesia mungkin hanya tersisa di novel-novel.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved