Kesehatan

Ibu Hamil Ngidam Makanan Pedas, Apakah Boleh Makan? Berikut Jawaban Dokter Kandungan

Tapi apakah boleh ibu hamil makan pedas? Apa makanan pedas juga bisa memengaruhi janin di dalam kandungan?

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
Tribunnews
Ilustrasi makanan pedas - Ibu Hamil Ngidam Makanan Pedas, Apakah Boleh Makan? Berikut Jawaban Dokter Kandungan 

Ibu Hamil Ngidam Makanan Pedas, Apakah Boleh Makan? Berikut Jawaban Dokter Kandungan

SERAMBINEWS.COM - Bolehkah ibu hamil mengonsumsi makanan pedas?

Kerap kali ibu hamil ingin mengonsumsi makanan pedas entah itu karena selera atau sedang mengidam.

Tapi apakah boleh ibu hamil makan pedas? Apa makanan pedas juga bisa memengaruhi janin di dalam kandungan?

Bagi sebagian orang, mengonsumsi makanan pedas menjadi kekhwatiran tersendiri.

Makanan pedas untuk orang yang sedang tidak hamil jika terlalu banyak mengonsumsi akan menimbulkan masalah pencernaan.

Dengan latar itu, bagi Anda penggemar pedas ini mungkin akan tampak lebih mencemaskan ketika sedang hamil. Apakah hal ini aman untuk moms dan janinnya?

Baca juga: Pakai KB Masih Bisa Hamil? Simak Penjelasan Seksolog dr Boyke

Dilansir dari akun Instagram dr Muhammad Ilham Aldika Akbar, ahli kesehatan spesialis Obgyn (Spesialis Kandungan) yang kerap membagikan edukasi kehamilan dan kesehatan wanita itu mengatakan, mengonsumsi makanan pedas selama kehamilan 100 persen aman untuk janin.

"Ada studi kecil menunjukkan makanan pedas dapat mengubah rasa cairan ketuban, namun hal ini tidak berbahaya," katanya.

Namun lanjutnya, kebiasaan makan pedas selama hamil mungkin membuat selera anak yang jadi menyukai "rasa pedas".

Apakah makan pedas baik untuk ibu hamil?

Sayangnya meskipun tidak berbahaya, makanan pedas dapat menyebabkan:

Nyeri (asam) lambung, gangguan pencernaan, mual muntah, diare, kembung, maupun GERD.

Baca juga: Ini Alasan Pentingnya Ibu Hamil Wajib Konsumsi Asam Folat, dr Aldika Akbar : Idealnya Sebelum Hamil

Ini Alasan Pentingnya Ibu Hamil Wajib Konsumsi Asam Folat, dr Aldika Akbar : Idealnya Sebelum Hamil

dr Muhammad Ilham Aldika Akbar spesialis Obgyn yang kerap membagikan seputar edukasi kehamilan & kesehatan wanita di laman media sosial miliknya kali ini mengungkap alasan pentingya ibu hamil mengonsumsi asam folat.

Dikutip dari Kontan, asam folat adalah vitamin yang larut dalam air dan memiliki banyak fungsi penting dalam tubuh.

Manfaat asam folat atau yang dikenal vitamin B9 ini terutama dibutuhkan untuk ibu hamil dan wanita yang sedang menjalani program hamil.

Manfaat asam folat untuk ibu hamil adalah membantu pembelahan sel sehat untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Hal ini untuk mengurangi risiko cacat lahir pada otak dan tulang belakang seperti spina bifida.

Terkait pertanyaan apakah ibu hamil wajib konsumsi asam folat? Jawabannya adalah iya. Pasalnya, asam folat dibutuhkan untuk mencegah kelainan bawaan janin yang terkait tabung saraf.

"Kekurangan asam folat saat hamil bisa menyebabkan anencephali dan spina bifida," kata dr Muhammad Ilham Aldika Akbar atau yang kerap disapa dr Aldika Akbar dikutip Serambinews.com dari akun Instagramnya.

Baca juga: 2 Makanan Ini Bisa Tingkatkan Kualitas Sel Telur & Kesuburan, dr Boyke: Cepat Hamil Kalau udah Nikah

Lebih lanjut, dr Aldika Akbar mengatakan, selama ke hamilan ibu membutuhkan 400-600 mcg asam folat setiap hari.

Namun meski begitu, konsumsi asam folat idelanya dimulai sejak sebelum hamil.

Asam folat atau vitamin kehamilan ini bisa anda peroleh dari makanan sehat hingga sayur dan buah-buahan segar.

"Seperti sayuran hijau, asparagus, bayam, kacang-kacangan, edamame, buah segar seperti alpukat, mangga, jeruk, pisang, gandum dan ikan laut," pungkasnya. 

Berhubungan Intim dalam Air Sebabkan Hamil? Ketahui Fakta Ini Dahulu, Seksolog : Kering dan Berkuman

Bolehkah berhubungan intim di dalam air apakah bisa menyebabkan hamil? Simak penjelasan seksolog dr Haekal Anashari berikut ini.

Berhubungan intim di dalam air mungkin terdengar menantang.

Bagi sebagian pasangan suami istri atau pasutri, berhubungan intim di dalam air bisa menjadi pilihan lokasi yang bisa menjadi salah satu variasi bercinta.

Namun sebelum pasutri melakukannya, sebaiknya pahami terlebih dahulu apa saja risikonya jika berhubungan intim di dalam air terhadap kesehatan.

Sebelum membahas lebih lanjut, artikel ini berisi edukasi kesehatan reproduksi dan seksual berbasis ilmiah kedokteran sehingga dibutuhkan kebijaksanaan anda dalam membaca konten ini.

Dikutip dari akun Instagram dr Haekal Anshari, seksolog yang juga host atau pembawa acara dalam program hidup sehat di stasiun televisi swasta ini mengatakan, berhubungan intim di dalam air memang memberikan sensasi dan tantangan tersendiri bagi yang melakukannya.

Beberapa pasutri memilih bathtub, pemandian air hangat, kolam renang, laut atau alam terbuka lainnya demi mendapatkan aktivitas seksual yang lebih menyenangkan yang mungkin tidak dirasakan saat di luar air.

Namun sebenarnya, berhubungan intim di dalam air tidak dianjurkan.

Bahkan, berisiko terjangkit penyakit infeksi termasuk seksual (IMS)

Hingga kini, belum ada satu metode pun yang dapat menjamin keamanan berhubungan seksual di dalam air.

Pihak Centers for Disease Control and Prevention (CDC) tidak merekomendasikan berhubungan seksual di dalam air.

Risiko Bercinta di dalam Air

Ada banyak risiko berhubungan intim di dalam air.

Risiko cedera akibat terpeleset, jatuh, atau tenggelam, ditambah lagi dengan risiko privasi atau norma sosial yang terlanggar bila melakukannya di tempat umum.

Lebih lanjut, seksolog, praktisi Estetik dan Anti Aging Medicinie, dr Haekal Anshari juga mengungkap, jika berhubungan intim di dalam air justru dapat menghilangkan pelumas alami atau lubrikasi Miss V.

Beberapa orang berpikir bahwa air bisa menjadi pengganti pelumas alami atau lubrikasi Miss V sehingga banyak yang mempersingkat durasi foreplay atau melakukan penetrasi menggunakan tambahan lubrikan.

"Padahal air tsb dapat mengikis pelumas alami miss V sehingga akan terasa nyeri saat dipenetrasi," katanya.

Risiko lainnya adalah luka lecet dan tingkat keasaman (pH) air yang lebih rendah atau tinggi daripada pH alami vagina akan mengundang kuman patogen, karena tidak semua kandungan klorin di dalam air kolam renang tidak sepenuhnya membasmi kuman.

Belum lagi risiko terkena IMS apalagi bila melakukannya tanpa alat kontrasepsi.

Berisiko Terjangkit Kuman

Berhubungan intim di dalam air justru berisiko membuat anda mudah terkena kuman.

Berbeda jenis air maka berbeda pula kandungannya, seperti:

Air keran di dalam bathtub mengandung kuman dari pipa saluran bawah tanah, air kolam mengandung klorin dan kaporit sementara air laut memiliki kandungan garam tinggi serta mikrobiota yang hidup di dalamnya.

"Kandungan di dalam air tsb dapat mengganggu keseimbangan alami pH vagina sehingga mengundang kuman patogen untuk hidup dan menyebabkan iritasi di dalam rongga miss V bahkan juga berisiko kepada Mr P," imbuh dr Haekal Anshari.

Kehamilan Mungkin Bisa Terjadi

Kemungkinan terjadinya kehamilan bisa saja terjadi apabila berhubungan intim di dalam air tidak menggunakan alat pengaman.

Pasalnya, penggunaan alat pelindung seperti kondom juga tidak sepenuhnya melindungi karena alat pengaman tersebut kemungkinan besar akan pecah, kendor atau terlepas.

Sehingga risiko kehamilan lebih mungkin terjadi.

Dan risiko kehamilan tetap ada walaupun Mr P segera dicabut dari Miss V saat ejakulasi karena adanya cairan precum yang bisa mengandung sel sperma.

"Namun apabila tidak ada kontak penetrasi sebelumnya dan ada seorang laki-laki yang ejakulasi di dalam air, maka tidak akan membuat perempuan di sekitarnya menjadi hamil, pasalnya sel sperma tidak akan bertahan lama dan mati di dalam air," pungkasnya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved