Pengangguran Usia 20-an di Korea Melonjak, Pilih Rebahan daripada Cari Kerja
Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Hal itu menunjukkan, jumlah anak muda usia 20-an turun 196.000 dari 6,351 juta pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Populasi berusia 20-an telah turun dari tahun ke tahun setiap bulan sejak Juli 2021 lalu.
Berita Lainnya: Wanita Korea Selatan Sering Jadi Korban Penipuan Asmara
Sebuah studi menyebutkan kalau ternyata wanita di Korea Selatan sering jadi korban penipuan asmara, begini fakta dan datanya.
Baca juga: Baca Ini Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah, Ustazah Halimah Alaydrus : Waktu Dimuliakan Allah
Dilansir Serambinews.com dari Korea Herald, Selasa (30/5/2023) bahwa sebagian besar dari mereka yang menjadi korban penipuan berkedok asmara berusia milenial ke bawah.
Hal itu terungkap berdasarkan studi yang dilakukan Korea University, sebuah kampus berbasis di Seoul.
Analisis laporan kejahatan yang diajukan peneliti ke Badan Kepolisian Nasional terhitung antara Januari dan Juni 2022 lalu.
Hasilnya menunjukkan 71,4 persen korban dari total 280 kejahatan yang dikategorikan sebagai penipuan berkedok asmara dan dialami perempuan.
Hal itu menurut studi “Current status of romance scams and countermeasures” oleh peneliti dari The University’s School of Cybersecurity.
Berdasarkan usia sebanyak 52,1 persen korban berusia 20-an dan 35,4 persen berusia 30-an.
"Mereka yang berusia 30-an atau lebih muda, generasi yang terbiasa dengan kehidupan online, relatif lebih terbiasa bersosialisasi secara online, dan lebih rentan menjadi target penipuan asmara," tulis para peneliti.
Baca juga: Termasuk 1 Dzulhijjah, Ini Hari-Hari yang Paling Afdhal Berpuasa di Bulan Dzulhijjah Menurut UAS
Sebanyak 55,4 persen atau lebih dari setengah kasus penipuan itu berupa pertukaran mata uang asing.
Kemudian diikuti oleh pembayaran melalui penyelidikan proxy dan mata uang kripto, masing-masing sebesar 37,1 persen dan 7,5 persen.
Selanjutnya para scammer paling sering menghubungi korbannya melalui Instagram, 27,7 persen, diikuti oleh aplikasi kencan Wippy dan Tinder masing-masing 14 persen dan 7 persen.
Jumlah akumulasi kerugian dari penipuan asmara pada paruh pertama tahun 2022 sebesar 3,77 miliar won atau setara Rp 42,8 miliar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.