Pengangguran Usia 20-an di Korea Melonjak, Pilih Rebahan daripada Cari Kerja

Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Taufik Hidayat
Pixabay/Yimnao
ILUSTRASI - Pengangguran kaum muda usia 20-an di Korea Selatan dilaporkan melonjak, mereka lebih memilih "rebahan" atau istirahat daripada mencari pekerjaan. 

Angka tersebut lebih besar dibanding jumlah sepanjang tahun 2021 sebesar 2,07 miliar won atau setara Rp 23,5 miliar berdasarkan data dari Badan Intelijen Nasional.

Peneliti mencatat, hukum Korea Selatan belum memiliki klausul yang dapat membantu mencegah kejahatan tersebut.

Kebanyakan modus penipuan asmara ini dengan menjaring korban dan menyuruh melakukan pembayaran melalui kredit di situs web palsu yang dibuat oleh penjahat.

Hal itu membuat pihak berwenang kesulitan melakukan penangguhan pembayaran yang sudah dilakukan para korban sebagaimana UU Khusus tentang Pencegahan Kerugian.

Sebab penipuan finansial dilakukan berbasis telekomunikasi dan Refund for Loss.

"Untuk meminimalkan kerusakan dari penipuan asmara, metode kejahatan baru dan petunjuk terkait harus diteruskan ke otoritas investigasi untuk menyiapkan tindakan yang tepat," kata para peneliti menekankan perlunya studi lebih lanjut terkait penipuan asmara.

"Berbagi dan memproses informasi yang dikumpulkan dari para korban adalah kunci untuk mengurangi kejahatan semacam itu," sambungnya.

Penipuan asmara seringkali melibatkan identitas penipuan yang dibuat dengan gambar curian, hal ini telah meningkat di seluruh dunia.

Laporan Komisi Perdagangan Federal AS pada Oktober menunjukkan, kerusakan akibat penipuan asmara di AS mencapai rekor $547 juta, enam kali lebih besar dibanding 2017 lalu.

Sementara Kedutaan Besar Korea Selatan di Meksiko pada pekan lalu mengeluarkan peringatan tentang kejahatan yang baru-baru ini menyebar yang mengorbankan wanita Korea.

Para penjahat menggunakan identitas pria Korea dan seolah-olah punya pekerjaan bergaji tinggi untuk menipu atau melakukan kejahatan keuangan.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved