Kisah Wanita Hamil 7 Bulan Ketahuan saat Malam Pertama, Mempelai Pria Marah, Terungkap karena Ini

Kisah wanita hamil 7 bulan dan ketahuan saat malam pertama, mempelai pria marah, terungkap karena hal ini.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Amirullah
Pixabay/Pexels
Ilustrasi - Kisah wanita hamil 7 bulan dan ketahuan saat malam pertama, mempelai pria marah, terungkap karena hal ini. 

LL berpikir dengan cara ini akan membuatnya lebih percaya diri, tidak ada lagi yang mengejek dan mengkritiknya dengan dalih wanita mandul.

Singkat cerita, LL melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat, semua keluarga senang atas kehadiran sang buah hati.

Awalnya hanya LL yang tahu bahwa itu bukan darah daging dari suaminya, dia ingin menyembunyikan rahasia ini sampai mati.

Petaka Terjadi, Berawal dari Keceplosan

Hanya saja yang namanya menyimpan bangkai, lama kelamaan tercium juga.

Nyonya LL kerap bertengkar dengan ibu mertuanya selama membesarkan sang anak, tanpa diduga suatu waktu ia kehilangan kesabaran dan akhirnya keceplosan.

"Putraku sama sekali bukan keturunan keluarga kalian," teriaknya.

Hanya satu kalimat itu yang kemudian mengubah segalanya, keluarga sang suami curiga bahwa ini bukan anak kandung LH.

Sang suami, LH sangat marah dan ingin mengambil tes sampel darah untuk menuntut LL ke pengadilan serta menuntut ganti rugi dari wanita tersebut.

Melihat kondisi yang sedang panas, LL sangat ketakutan dan segera pergi ke rumah ibunya sambil membawa sang anak.

Awalnya LL percaya bahwa fondasi hubungannya dengan sang suami sangat kokoh, berharap setelah LH tenang, akan memaafkan dan membawa pulang istri dan anaknya.

Ternyata pikiran itu berbanding terbalik, LH dan keluarganya masih sangat marah dan tidak menerima kalau LL membesarkan anak tersebut bersama suaminya.

LH datang ke rumah orang tua istrinya sambil menceritakan apa yang sebenarnya terjadi sambil menuding kalau LL berselingkuh dengan pria lain hingga punya anak.

Nyonya LL menangis dengan sedihnya sambil mengatakan kalau dia tidak bermaksud mengkhianati perasaan suaminya.

Ia melakukan semua ini karena sang suami mandul sehingga dirinya memohon bantuan pria lain yang tak dikenalnya untuk memberikan asbab keturunan.

Pemikiran yang menyimpang dan keputusan yang tak bijak itu ternyata malah tidak dapat diterima oleh ibu kandung LL sendiri.

Akibatnya, LL harus mengikuti jalannya sidang di pengadilan.

Hakim memutuskan perilaku LL secara langsung melanggar hak suaminya yakni Tuan LH, sehingga keduanya dikabulkan untuk bercerai.

Nyonya LL dibebankan tanggung jawab membesarkan anak tersebut sendirian.

Selain itu, LL juga diharuskan memberikan biaya kompensasi sejumlah uang kepada LH karena kerugian secara emosional yang dialami sang suami atas keputusan tak bijaknya itu.

(Serambinews.com/Sara Masroni)

BACA BERITA SERAMBI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved