Kupi Beungoh

Muhasabah Diri dipenghujung Tahun Hijrah

Ini adalah momen yang tepat untuk merefleksikan perjalanan spiritual kita, mengoreksi kesalahan, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara holistik.

Editor: Agus Ramadhan
FOR SERAMBINEWS.COM
Junaidi - Mahasiswa Pascasarjana Uin Ar-Raniry. 

Oleh: Junaidi SH
(Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Alumni Dayah Darussa’adah, dan Dayah Nurul Bayan Tungkob)

SERAMBINEWS.COM - Menjelang akhir tahun hijriah, saatnya bagi kita untuk merenung dan melakukan muhasabah diri.

Muhasabah diri adalah proses introspeksi dan evaluasi terhadap perbuatan, pikiran, dan sikap kita selama setahun yang telah berlalu.

Ini adalah momen yang tepat untuk merefleksikan perjalanan spiritual kita, mengoreksi kesalahan, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara holistik.

Mulailah dengan merenungkan hubungan kita dengan Allah. Apakah ibadah kita telah konsisten dan berkualitas?

Apakah kita telah menjalankan kewajiban-kewajiban agama dengan penuh kesadaran?

Periksa pula hubungan kita dengan sesama manusia.  Apakah kita telah menghormati, membantu, dan mengasihi sesama dengan tulus?

Bagaimana dengan hubungan kita terhadap lingkungan sekitar? Sudahkah kita menjaga dan memelihara alam dengan bijaksana?

Hablum minnallah berarti hubungan antara manusia dan Allah.

Ini mencerminkan hubungan spiritual dan keagamaan antara manusia dan Sang Pencipta.

Hubungan ini dibangun melalui ibadah, doa, dan ketaatan kepada Allah.

Sebagai insan khallaf maka kita beribadah kepada Allah hanya mengagungkan Allah dan sebagai rasa syukur kita kepada-Nya.

Contoh perilaku hablum minallah menurut Imam Ghazali:

Pertama, Menunaikan perintah syariat.

Kedua, Rela dengan ketentuan dan takdir serta pembagian rezeki dari Allah SWT.

Dan Ketiga, Meninggalkan kehendak nafsunya untuk mencari keridhoan Allah SWT.

Disini seakan-akan tujuan kita dihidupakan hanya untuk beribadah semata-mata.

Hablum minannas berarti hubungan antara manusia dengan sesama manusia.

Ini mencakup hubungan sosial, emosional, dan moral antara individu-individu di dalam masyarakat.

Hubungan ini dibangun melalui komunikasi yang baik, saling pengertian, empati, dan membantu satu sama lain.

Adapun contoh perilaku hablum minannas menurut Imam Ghazali:

pertama, Saling membantu dengan tetangga, kerabat;

kedua, memberi makan anak yatim,

dan ketiga, mengasihi orang miskin dan yang membutuhkan.

Semakin dekat hubungan dengan Allah maka semakin tinggi kepedulian social sesama manusia.

Hablum minal alam berarti "hubungan antara manusia dengan alam semesta".

Ini menunjukkan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya.

Manusia adalah bagian dari alam dan memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan memelihara lingkungan.

Imam Ghazali memberi contoh untuk melestarikan lingkunagan;

pertama, menjaga kebersihan lingkungan.

Kedua mencegah penebangan liar, dan ketiga, tidak Mengeksploitasi alam.

Untuk menjamin kehidupan berlangsung dengan baik maka perlu untuk menjaga lingkungan hidup, karena menjaga hubungan tersebut sama dengan menjag rantai atau siklus kehidupan dengan baik.

Namun selama muhasabah diri, jujurlah pada diri sendiri. Identifikasi kelemahan dan kesalahan yang perlu diperbaiki.

Sementara itu, akui pula kelebihan dan prestasi yang telah kita raih.

Berikan apresiasi pada diri sendiri karena setiap perubahan ke arah yang lebih baik membutuhkan penghargaan.

Kemudian setelah melakukan evaluasi, tentukan tujuan dan niat kita untuk tahun hijriah berikutnya.

Rencanakan langkah-langkah konkret yang dapat membantu kita mencapai tujuan tersebut.

Bisa berupa komitmen untuk meningkatkan kualitas ibadah, memperbaiki hubungan dengan orang lain, memperluas ilmu pengetahuan agama, atau berkontribusi lebih dalam masyarakat.

Ingatlah, muhasabah diri bukan hanya sekedarnya introspeksi tanpa tindakan.

Setelah mengevaluasi, lakukanlah perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Berpeganglah pada niat baik dan tekad kuat untuk terus meningkatkan diri. Jangan menyerah pada kesalahan dan kegagalan, melainkan jadikan mereka sebagai pembelajaran untuk tumbuh dan berkembang.

Akhir tahun hijriah merupakan momen yang penuh berkah untuk melakukan muhasabah diri.

Dengan menghadapi diri sendiri dengan jujur dan tekun, kita dapat melangkah ke tahun baru dengan keinginan dan komitmen yang lebih kuat untuk menjadi pribadi yang lebih baik di hadapan Allah dan sesama manusia.

Secara keseluruhan, ketiga konsep ini menyoroti pentingnya menjaga dan membangun hubungan yang baik dalam tiga aspek yang berbeda: hubungan dengan Tuhan, hubungan dengan sesama manusia, dan hubungan dengan alam semesta.

Kesimpulan umumnya adalah penting bagi kita untuk merawat dan memperkuat hubungan kita dengan Tuhan, menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia, untuk berinteraksi dengan sesama manusia dengan cara yang baik, menghormati hak-hak mereka, dan mempromosikan keadilan dan kebaikan di dalam masyarakat.

Dan serta menjaga dan memelihara alam semesta yang menjadi rumah kita.

Penting bagi kita untuk bertindak sebagai pengelola yang bertanggung jawab terhadap alam, melindungi keanekaragaman hayati, dan menjaga keseimbangan ekosistem. (*)

 

*) PENULIS adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Ar-Raniry, Alumni Dayah Darussa’adah, dan Dayah Nurul Bayan Tungkob

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca Artikel KUPI BEUNGOH Lainnya di SINI

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved