Nezar Patria Jadi Wamenkominfo

Nezar Patria Ungkap Sejarah Mati di Kampung Kami Satu-satunya Tulisan yang Ditulisnya dengan Gemetar

Buku ini berisi kumpulan tulisan Nezar Patria hasil liputan mendalamnya saat masih menjadi jurnalis dan sebagian lainnya artikel opininya yang diungga

Editor: Mursal Ismail
Kiriman For-JAK
Nezar Patria (tengah) berbicara saat bedah buku dirinya berjudul "Sejarah Mati di Kampung Kami" di Aula Lantai 2 Badan Penghubung Pemerintah Aceh (BPPA), Jalan RP Soeroso, Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (21/7/2023) 

Menurut Bre Redana, dalam buku ini, Nezar memperlihatkan Aceh dari sudut pandang berbeda.

Banyak narasi-narasi penting soal Aceh yang disampaikan dalam rangkuman artikel ini.

"Narasi-narasi ini menurut saya penting untuk menjelaskan Aceh sekarang dan Aceh selanjutnya," ujar Bre yang merupakan mantan wartawan Harian Kompas.

Cara Nezar menggambar peristiwa besar lewat potret kecil ikut dipuji Bre. Dia mencontohkan artikelnya tentang pabrik kecap di Kampung Mulia, Banda Aceh.

Baca juga: Selain Nezar Patria, Ini Sosok Putra Aceh Yang Berkarir dari Jurnalis Hingga Masuk Kabinet

Menurutnya, Nezar sudah menunjukkan bahwa sejarah tidak melulu dibentuk oleh narasi-narasi besar.

Samiaji Bintang yang hadir sebagai penanggap menyatakan, semenjak dirinya masih menjadi jurnalis, tulisan Nezar memang selalu menjadi referensi dan inspirasi.

Tulisan khas Nezar dengan lead menarik yang membuat pembaca tidak bisa lepas sampai akhir.

"Untuk menulis tulisan seperti ini perlu pemikiran dan perlu pengamatan lingkungan," ujar Samiaji yang merupakan mantan jurnalis Majalah Pantau di Aceh.

Terbitnya buku ini, disebutnya akan sangat membantu untuk pengayaan wawasan calon jurnalis di perguruan tinggi.

Artikel-artikel dalam buku ini juga dianggapnya bisa memberikan ruang imajinasi di tengah kebuntuan politik pada hari ini.

Baca juga: Nezar Patria Wamenkominfo yang Punya Harta Rp 10,8 Miliar, Ada Sejumlah Bidang Tanah di Aceh

Diskusi dan bedah buku "Sejarah Mati di Kampung Kami" dihadiri berbagai kalangan dan diawali pembacaan puisi berjudul "Sayap Seudati" oleh sastrawan yang juga jurnalis Fikar W Eda dan dimoderatori oleh Muhammad Riza Nasser, produser BTV. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved