Jembatan LRT Salah Desain, Jokowi Minta Masyarakat Maklum: Baru Pertama Kali

Pengerjaan proyek pembangunan LRT Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi (LRT Jabodebek) rupanya menyisakan sejumlah masalah.

Editor: Faisal Zamzami
Instagram/@jokowi
Presiden Joko Widodo 

“Semuanya oleh kita sendiri. Jadi kalau ada kurang-kurang harus kita maklumi tetapi kita perbaiki,” kata Jokowi.

Menurut Jokowi, para tenaga ahli Indonesia tentu saja sudah memperhitungkan saat proses perencanaan. Namun dalam pelaksanannya, bisa saja ada hal yang meleset dari perhitungan.

“Semuanya direncanakan, semuanya dihitung, semuanya pasti ada perencanaan, ada penghitungan tapi di lapangan kadang-kadang bisa ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa," beber Jokowi.

Baca juga: Dihina Rocky Gerung, Respons Jokowi: Itu Hal Kecil, Saya Kerja Saja, Kata Gibran: Santai Saja

Dikritik salah desain

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo buka-bukaan soal proyek LRT Jabodebek yang menurutnya salah desain sejak awal.

"Kalau lihat longspan dari Gatot Subroto ke Kuningan kan ada jembatan besar, itu sebenarnya salah desain," beber Tiko, sapaan akrabnya.

Ia mengaku tak habis pikir dengan kontraktor yang membangun lintasan tersebut, PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Ini karena BUMN karya tersebut tidak melakukan semacam simulasi dan perhitungan matang terkait tingkat kemiringan dan kecepatan LRT saat proses perencanaan.

"Karena dulu Adhi sudah bangun jembatannya, tapi dia enggak ngetes sudut kemiringan keretanya," ungkap mantan Dirut Bank Mandiri tersebut.

"Jadi sekarang kalau belok harus pelan sekali, karena harusnya itu lebih lebar tikungannya. Kalau tikungannya lebih lebar, dia bisa belok sambil speed up," kata Tiko lagi.

Dampak dari kesalahan teknis saat proses konstruksi ini tentu bisa merembet pada beberapa aspek. Misalnya saja pengaturan jadwal kereta LRT nantinya saat dioperasikan karena harus menyesuaikan dengan kecepatan trainset.

 
Imbasnya, kecepatan kereta LRT yang harus melambat jadi konsekuensi yang harus diterima. Padahal hal ini seharusnya tidak perlu terjadi apabila sebelumnya sudah diperhitungkan.

"Tapi karena tikungannya sekarang sudah terlanjur dibikin sempit, mau enggak mau keretanya harus jalan hanya 20 km per jam, pelan banget," papar Tiko.

Baca juga: Lowongan Kerja PT Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta untuk Lulusan D-3, Cek Syaratnya

Kerumitan longspan LRT Jabodebek

Sebagai informasi saja, jembatan lengkung itu dibangun di atas flyover Tol Dalam Kota yang berada di ruas Kuningan, Jakarta Selatan dan membentang sepanjang 148 meter.

Longspan ini memiliki radius lengkung 115 meter serta menggunakan beton seberat 9.688 ton. Karena panjang dan rancangannya yang begitu presisi, lengkung LRT itu sempat menuai pujian.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved