Breaking News

Kupi Beungoh

Inovasi dan Transformasi Partai Aceh, Terbuka Ruang Berkreasi tanpa Lepas Kendali

Apalagi di era digital sekarang ini, teknologi informasi dan komunikasi telah memaksa terjadinya lompatan kuantum transformasi.

Editor: Amirullah
ist
Dr. Nurlis Efendi (Nurlis E. Muko) adalah Wakil Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Aceh. 

Sedangkan Risman A Rahman, salah satu penulis populer di Aceh, pada tulisannya berjudul Parlok Harus Beda dengan Parnas (Serambinews.com, 8 Agustus 2023) menekankan agar Partai Aceh mempertajam perbedaan dibanding parta-partai lain, sehingga memiliki karakter yang kuat ke-Aceh-an.

Baca juga: Parlok Harus Beda dengan Parnas

Kritik-kritik tersebut patut diapresiasi dan sungguh berguna bagi Partai Aceh.

Begitu juga dengan hujatan untuk Partai Aceh di media sosial, kendati banyak yang tak memiliki dasar dan landasan yang kuat, tetap dapat dipandang sebagai alat pemicu koreksi diri.

Sebetulnya, menyimak pidato politik Ketua Umum DPP Partai Aceh Muzakir Manaf (Mualem) pada pelantikan Pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Aceh di Banda Aceh, pada Sabtu 5 Agustus 2023, sudah cukup memberi gambaran spirit inovasi Partai Aceh.

Susunan pengurus (dibacakan oleh Sekretaris Jenderal DPP Partai Aceh Kamaruddin Abubakar-- Aburazak) diwarnai wajah baru, dari intelektual sampai anak-anak muda.

Baca juga: Resmi Dilantik, Ini Struktur Pengurus PA Periode 2023-2028, Diisi Pemuda, Pengusaha Hingga Akademisi

Duet Mualem-Aburazak tak hanya merombak struktur kabinetnya, namun juga menanamkan perilaku politik kepada kadernya untuk mengutamakan kepentingan rakyat Aceh, dan menjalin kemitraan dengan berbagai komponen untuk kesejahteraan Aceh, serta membangun basis generasi penerus untuk persiapan peralihan tongkat estafet.

Sebagai catatan penting pada gerakan politik Partai Aceh adalah pada prinsip dasarnya yang tak berubah, yaitu tetap mengikuti alur perjuangannya yang sudah terurai dalam MoU Helsinki, serta mengawal agar Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh tetap berjalan dengan baik, dan berjuang untuk perpanjangan dana Otonomi Khusus untuk Aceh.

Pertanyaannya bagaimana Partai Aceh menerapkan spirit inovasi tersebut?

Jawabannya, sangat tercermin dalam pidato politik Mualem.

Semua sangat bergantung pada kinerja kabinet baru Partai Aceh.

“Jangan pernah berhenti belajar. Intinya kita harus terus belajar, dan belajar. Kita baru matang berpolitik jika kita tak berhenti belajar,” begitu intruksi Mualem kepada seluruh pengurus Partai Aceh.

Secara garis besar, kali ini duet Mualem-Aburazak menerapkan manajemen politik Partai Aceh yang inovatif untuk menggerakkan perubahan sebagaimana tergambar dalam pidato politik Mualem.

Dimulai dengan inovasi politik yang berfokus pada rakyat Aceh dan nilai-nilai ke-Aceh-an yang menjadi tonggak utama transformasi politik Partai Aceh.

Persoalan ini berulangkali disampaikan Mualem-Aburazak di setiap kesempatan bertemu kader-kader Partai Aceh.

Hal itu berkaitan dengan pengalaman Partai Aceh yang telah tiga kali menjadi peserta pemilihan umum di Aceh.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved