Berita Aceh Tengah

Sembuang, Kampung Inen Mayak Teri, Pengantin Gayo yang Tuntut Balas Belanda Atas Kematian Suaminya

Ia menyampaikan bahwa keluarga besar Inen Mayak Teri hingga sekarang berada di Sembuang.

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Bersama Reje atau Keuchik Lokop Serbejadi, Aceh Timur, Zainuddin (kanan) 

Ia ingin menuntut balas. Rasa dendam bergelora dalam Inen Mayak Teri.

Kematian suaminya yang telah dibunuh dengan kejam di depan matanya telah menimbulkan semangat keberanian untuk menuntut balas. 

Dia tahu benar tangsi Belanda berada di Lokop,  tidak jauh dari kampungnya. 

Inen Mayak Teri memutar otak untuk  menuntut balas kekejaman Belanda tersebut. Semakin hari semakin membara  dendamnya. Dia juga mengetahui bahwa masih banyak kaum muslimin yang bergerak di sekitar Lokop dan daerah Serbejadi  umumnya yang menentang dan melawan Belanda. 

Akhirnya ia mengambil  keputusan bulat untuk ikut bertempur bersama kaum gerilya, menghancurkan Belanda. Ia bergabung dengan pasukan muslimin (sebutan pejuang Gayo yang melawan Belanda).

Untuk melaksanakan keputusannya ini, Inen Mayak Teri  terlebih dahulu mengumpulkan kekuatan batinnya, memusatkan pikirannya, berdoa kepada Allah untuk menguatkan jiwa, hati dan semangatnya. 

Ia berhasil menemukan dan menguasai  ilmu kecepatan bergerak guna melakukan serangan secepat kilat terhadap musuh.

Sasaran pokoknya ialah pasukan Belanda di tangsi Lokop.

Inen Mayak Teri mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk dilatih bertempur, dilatih menggunakan senjata, menyerang secara kilat dan hilang secara cepat pula. Pasukannya terdiri atas kaum laki-laki dan perempuan.

Demikianlah, pada tahun itu juga, 1916, ketika persiapan dianggap sudah cukup matang,  Inen Mayak Teri  dengan seluruh pasukannya menyerang tangsi Belanda di Lokop pada malam buta secara tiba-tiba.

Secepat kilat pasukan Inen Mayak Teri berhasil memasuki tangsi dengan memanjat kawat berduri. 

Pasukan Inen Mayak Teri berhasil menyusup dan mengobrak-abrik tangsi Belanda tersebut. 

Puluhan serdadu Belanda yang sedang tidur nyenyak berhasil dibabat dan dicincang oleh pasukan Inen Mayak Tri.

Kemudian secepat kilat pasukan ini menghilang di tengah malam buta di dalam hutan. Serdadu- serdadu Belanda yang berada dalam tangsi sangat kaget atas serangan tiba-tiba ini dan tidak tahu siapa penyerangnya. 

MH Gayo menyebutkan, peristiwa serangan Inen Mayak Teri ini telah menggemparkan seluruh daerah Lokop dan mengherankan komando militer Belanda di Kutaraja.

Pasukan Belanda mengejar pasukan Inen Mayak Teri, tapi sia-sia karena mereka telah lenyap dan melanjutkan perjuangan dan bersembunyi di tengah-tengah hutan.

Bagaimana selanjutnya dari Inen Mayak Teri dan pasukannya tidak diketahui, sebab mereka bergerak secara bergrilya. (*)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved