Kajian Islam

Hak Siapakah Uang Takziah dan Digunakan untuk Apa? Simak Penjelasan Buya Yahya

Pendakwah Buya Yahya memberikan penjelasan soal penggunaan uang takziah dan siapa saja yang berhak menggunakannya.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Amirullah
YOUTUBE/AL BAHJAH TV
Buya Yahya menjelaskan soal hukum kurban patungan (YOUTUBE/AL BAHJAH TV) 

Hak Siapakah Uang Takziah dan Digunakan untuk Apa? Simak Penjelasan Buya Yahya

SERAMBINEWS.COM - Pendakwah Buya Yahya memberikan penjelasan soal penggunaan uang takziah dan siapa saja yang berhak menggunakannya.

Takziah atau berkunjung ke keluarga teman dan kerabat yang meninggal.

Takziah dilakukan agar memberi penghiburan dan menawarkan kesedihannya serta memerintahkannya (menganjurkan) untuk bersabar.

Dalam beberapa daerah di Indonesia, saat berkunjung ke rumah orang yang meninggal, anda mungkin membawa uang yang diberikan kepada keluarga. Ini namanya uang takziah.

Uang ini diberikan kepada salah satu anggota keluarga jenazah atau diletakkan di tempat yang disediakan.

Dalam konteks Islam, praktik memberikan uang takziah kepada keluarga yang berduka menjadi hal yang umum dilakukan.

Baca juga: Diungkap Buya Yahya, Begini Tips dan Cara Berdoa Agar Cepat Dikabulkan Allah, Umat Islam Wajib Tahu

Namun, adakalanya muncul pertanyaan mengenai hak siapa sebenarnya uang takziah tersebut dan bagaimana penggunaannya seharusnya.

Dalam ceramah yang disampaikan oleh Pengasuh LPD AL Bahjah, Buya Yahya dalam kanal YouTube Al Bahjah TV memberikan penjelasan soal hak penggunaan uang takziah.

Dikutip juga dari laman albahjah, berikut poin-poin penjelasan Buya Yahya mengenai hak atas uang takziah dan penggunaannya:

1. Bukan Harta Waris

Dalam ceramahnya, Buya Yahya menekankan bahwa uang takziah bukanlah bagian dari harta waris. Karena itu, uang tersebut tidak dianggap sebagai harta yang berasal dari mayat yang meninggal dunia.

Sebaliknya, uang takziah adalah pemberian dari orang-orang yang masih hidup untuk menghibur dan memberikan dukungan kepada keluarga yang berduka.

Baca juga: Jangan Salah Kaprah, Barang Wakaf Masjid yang Sudah Rusak, Bolehkah Dijual? Begini Kata Buya Yahya

2. Milik Si Hidup

Buya Yahya menjelaskan bahwa uang takziah adalah milik orang yang masih hidup.

Oleh karena itu, uang tersebut diberikan oleh orang-orang sebagai bentuk penghiburan kepada keluarga yang tengah berduka.

Ini adalah wujud kepedulian dan dukungan sosial yang diharapkan dapat meringankan beban mereka yang ditinggalkan.

3. Penggunaan Uang Takziah

Menurut pandangan Buya Yahya, setelah menerima uang takziah, keluarga yang berduka memiliki kebebasan untuk menggunakan uang tersebut sesuai kebutuhan mereka.

Penggunaannya dapat termasuk untuk sedekah atau untuk keperluan lainnya yang dianggap perlu.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan uang takziah haruslah sesuai dengan prinsip keadilan.

Baca juga: Apa Hukum Mengebiri Orang yang Suka Berzina? Jangan Salah Kaprah, Begini Penjelasan Buya Yahya

4. Prinsip Keadilan dalam Pembagian

Buya Yahya mengingatkan bahwa jika uang takziah digunakan untuk keperluan keluarga, sebaiknya penggunaannya tidak bersifat spesial kepada salah satu anggota keluarga.

Pembagian tersebut sebaiknya adil dan merata di antara semua anggota keluarga yang berhak menerimanya.

Buya Yahya juga menyarankan agar jika ingin memberikan sedekah atau bersedekah, sebaiknya tidak diambil dari harta waris.

5. Bersedekah dan Harta Waris

Dalam pandangan Buya Yahya, tidak diperbolehkan untuk mengambil uang dari harta waris untuk tujuan bersedekah atau kegiatan selamatan.

Hal ini merupakan prinsip yang harus diperhatikan agar tidak merugikan hak-hak orang lain yang juga memiliki hak atas harta waris tersebut.

Dalam kesimpulannya, uang takziah adalah pemberian dari orang hidup kepada keluarga yang berduka, bukan bagian dari harta waris.

Baca juga: 5 Kunci Suami Istri Bahagia dan Rumah Tangga Minim Konflik, Buya Yahya Ungkap 5 Tips Ini

Uang tersebut boleh digunakan oleh keluarga yang berduka sesuai kebutuhan, bebas mau buat apa saja.

Namun, penting untuk menjaga prinsip keadilan dalam penggunaan dan pembagian uang takziah serta menghormati hak-hak orang lain dalam situasi harta waris.

Pandangan Buya Yahya mengajarkan bahwa sikap empati, kepedulian, dan keadilan sangatlah penting dalam menghadapi situasi kematian dan kehilangan dalam masyarakat.

3 Cara Berbakti pada Orang Tua yang Sudah Meninggal, Buya Yahya Anjurkan Lakukan Hal Ini

Dai kondang Tanah Air, Buya Yahya, mengungkapkan tiga cara berbakti pada orang tua yang sudah meninggal dunia.

Berbakti kepada orang tua menjadi kewajiban setiap anak.

Dalam ajaran Islam, berbakti kepada orang tua hukumnya wajib dan disebut sebagai birrul walidain.

Berbakti tidak hanya dilakukan semasa hidup orang tua, namun juga ketika keduanya telah meninggal dunia.

Ketika orang tua sudah berada di alam kubur, maka yang bisa menemani orang tua adalah amalan anak yang akan terus mengalir.

Buya Yahya menyampaikan hal ini dalam satu ceramahnya.

Menurut Buya sapaannya, ada tiga cara yang bisa dilakukan seorang anak kepada orang tua yang telah wafat.

Buya Yahya menyebutkan jika anak rutin melakukan 3 amalan ini, maka orang tua senang di alam kubur dan lepas dari siksa kubur.

Dikutip Serambinews.com dari kanal YouTube Al Bahjah TV, berikut tiga amalan anak yang dapat meringankan orang tua dari siksa kubur.

1. Berdoa Memohon Ampun untuk Keduanya

Amalan yang bisa kita kerjakan untuk orang tua yang sudah meninggal adalah terus mendoakannya.

Selipkan selalu sosok kedua orang tuamu dalam setiap doa yang dipanjatkan.

Menurut Buya, sering kali kita berdoa panjang lebar tapi orang tua sering dilupakan.

Maka, pastikan kita selalu ingat orang tua dalam doa, doakan mereka agar diberi kebaikan di alam kubur dan doakan juga agar Allah mengampuninya.

Dengan mendoakan orang tua, ini merupakan sebuah bentuk bukti anak berbakti kepada orang tua meski keduanya telah meninggal dunia.

"Jangan engkau berdoa kecuali orang tuamu engkau bawa dalam doamu.kita sering doa panjang lebar, tapi bapak ibu sering dilupakan. Pastikan engkau ingat dalam doamu, doa kebaikan, semoga allah mengampuninya, itu adalah baktimu," ujar Buya Yahya.

2. Sedekah dengan Niat untuk Orang Tua

Agar pahala terus mengalir kepada orang tua yang sudah meningal, Buya Yahya menganjurkan agar anaknya menyisihkan sedikit rezeki untuk ber sedekah mengatasnamakan orang tua.

Sisihkan sedikit uang untuk berbagi ke pesantren, masjid atau fakir miskin.

"Ibumu memang sudah tidak bisa bangkit akan tetapi kau masih bisa mengirim ke sana (akhirat), potong dari rezekimu niatkan kirim ke pesantren, kirim ke masjid, orang fakir," imbuh Buya Yahya.

Lalu niatkan uang sedekah tersebut untuk kebaikan orang tua di alam kubur.

"Niatkan 'ya Allah aku ingin ngirim ke ibukku'," sambung Buya Yahya.

3. Menyambung Silaturahim hingga Melanjutkan Amalan Baik Keduanya

Terakhir, Buya Yahya menganjurkan kepada anak yang orang tuanya sudah meninggal, alangkah baiknya anak tersebut menyambung silaturahim dengan kerabat atau teman dekatnya serta melanjutkan amalan baik keduanya semasa hidup.

Yang paling utama adalah, anak harus baik dan akur kepada saudara kandungnya, jangan pula menjadi terpecah ketika orang tua sudah meninggal.

"Baik-baiklah dengan orang yang dibaiki oleh orang tua, siapa mereka? Anak-anak orang tua, kakak, adek, bibik, harus kau baiki," ujar Buya.

Jangan pula sesama keluarga berebut harta waris ketika orang tua sudah meninggal.

Menurut Buya Yahya, soal harta waris adalah pembahasan yang mengerikan karena dapat memecah belah keluarga.

"Ahli neraka yang berjalan di atas bumi adalah perebut waris," katanya.

Sambung Buya, orang yang berebut harta waris adalah orang yang durhaka pada orang tua, bisa mengambil hak saudara dan memutuskan persaudaraan.

Maka dari itu, Buya Yahya berpesan untuk bisa berbakti kepada orang tua, baik-baiklah kepada orang yang dibaiki oleh orangtuamu.

"Itu bukan sekedar anak orang tua, bahkan sampai derajat orang tuamu dulu pernah memberikan hadiah kepada tetangga ketika masih hidup, maka lanjutkan, apalagi anak orang tua, adek kita, makanya orang yang memusuhi adeknya ini kurang ajar bener dia," pungkasnya.

(Serambinews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved