Sayed Muhammad Muliady Ungkap Fakta Baru Asal Tramadol Hingga Sebut Sosok Ini sebagai Mafia
Advokat Senior, Sayed Muhammad Muliady ungkap fakta baru dari mana Tramadol berasal, hingga sebut sosok ini sebagai mafia.
Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
"Mereka buka rukoh di depannya, pasti ada jualan kosmetik, kelontong tapi di belakangnya langsung ada kardus (Tramadol)," ungkap Sayed.
Orang-orang ini, lanjutnya, berasal dari kelas bawah yang merantau ke Jakarta dan biasanya dahulu bekerja di kedai-kedai restoran, mie dan segala macam.
"Kerjanya kan capek tuh dari pagi sampai malam dapat uangnya cuma Rp 100 ribu, tapi jual itu (Tramadol) kalau bisa jual satu lempeng itu untungnya bisa Rp 400 ribu, jadi gampang terpengaruh," ungkap Sayed.
"Nah waktu saya dapat informasi yang AMG ini dekingnya jenderal yang ditangkap kemarin atau setidak-tidaknya jaringan itu," tambahnya.
Selain jaringan penjual, dibentuk juga grup pengutip uang keamanan yang targetnya bukan hanya puluhan, melainkan ratusan toko.
"Di Tangerang saja, itu bukan 10-20 toko, 120 toko. Saya dikirimi satu-satu gambarnya," ungkap Sayed.
"Kemudian ada satu lagi, mereka buat lembaga-lembaga sosial sebagai kamuflase, itu tagihannya mulai Rp 5-15 juta dan itu ada perintah, jadi jelas komandonya dan siapa yang kasih komando, itu sudah jadi rahasia umum," tambahnya.
Baca juga: Sayed Bongkar Detail Jaringan Tramadol, Dituding Terlibat Sabu hingga Lapor Abu Laot ke Polda
Kasta Pengedar Narkotika di Jakarta
Advokat senior itu mengungkapkan, ada tiga kasta mafia di Jakarta yakni mafia ganja, mafia sabu, mafia Tramadol.
Mafia ganja diungkapkannya sudah mulai berkurang karena diganggu oleh mafia sabu.
"Ganja ini barangnya payah, tanamnya payah, panennya sulit, bawanya banyak," ungkap Sayed.
"Sementara satu truk ganja sama satu kilo sabu, masih mahal satu kilo sabu, makanya orang beralih semua ke sabu," tambahnya
Kemudian bicara mafia Tramadol, sebenarnya obat ini sangat murah, tapi karena bisa dikelola dengan baik, supply demand tinggi, barang ini habis dibeli di pasaran.
Namun Tramadol memiliki unsur narkotika, sehingga tidak boleh dijual bebas kecuali dengan resep dokter.
"Dulu ada modusnya orang buka depot obat sama apotek, hari ini kalau orang Aceh yang mengajukan, gak bakal lolos, izin itu gak bakal keluar," ungkap Sayed.
Baca juga: Jumlah Korban Gempa Maroko 2.012 Tewas, 1.404 Luka Parah! Fatimah: Rumah Saya Runtuh di Depan Mata
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.