Sayed Muhammad Muliady Ungkap Fakta Baru Asal Tramadol Hingga Sebut Sosok Ini sebagai Mafia

Advokat Senior, Sayed Muhammad Muliady ungkap fakta baru dari mana Tramadol berasal, hingga sebut sosok ini sebagai mafia.

Penulis: Sara Masroni | Editor: Mursal Ismail
YouTube Serambinews
Praktisi Hukum sekaligus Advokat Senior, Sayed Muhammad Muliady ungkap fakta baru dari mana Tramadol berasal, hingga sebut sosok ini sebagai mafia. 

Selain sumber obat, sosok berinisial AMG juga disebut Sayed Muhammad Muliady, sebagai pemain jaringan besar bisnis Tramadol ini.

SERAMBINEWS.COM - Praktisi Hukum sekaligus Advokat Senior, Sayed Muhammad Muliady, ungkap fakta baru dari mana Tramadol berasal, hingga sebut sosok ini sebagai mafia.

Asal diproduksinya Tramadol ini diungkap Sayed dan menjadi sumber utama para mafia berbisnis obat ilegal itu.

Selain sumber obat, sosok berinisial AMG juga disebut Sayed Muhammad Muliady, sebagai pemain jaringan besar bisnis Tramadol ini.

"Inisial AMG itu punya jaringan yang besar terutama terhadap sumber obat, karena itu yang paling sulit," ungkap Sayed dalam Serambi Spotlight di studio Serambinews.com, Kamis (7/9/2023).

"Menurut informasi yang saya dapat, sumber obat itu dari India, kenapa dari India karena semua yang sifatnya farmasi di India itu katanya murah," tambahnya.

Baca juga: Abu Laot Tuding Bisnis Sabu dan Prostitusi Buat Nyaleg, Sayed: Saya Cari Sampai Lubang Sumur

Baca juga: Jadi Ulok-ulok, Sayed: Kalau Dulu Ada Orang dari Aceh, Silakan Imam Pak! Sekarang, Na Tramadol?

Dikatakan mafia sebab menurutnya, kelas mereka tidak bisa lagi disebut gangster atau sindikat, karena banyaknya obat terlarang itu dipasok dari luar negeri.

"Kenapa saya katakan ini mafia, bukan gengster atau sindikat, karena dia bisa bawa 300 juta butir masuk ke Jakarta, sekapal," ungkap Sayed.

"Kemudian mafia ini yang sepengetahuan saya bukan orang Aceh, ini orang non Aceh, cuma ada juga Y, SY dan macam-macam lah," tambahnya.

 

 

Dari jaringan tersebut kemudian diperlukan downline (orang level bawah) yang bertugas mendistribusikan dan menjual obat tersebut ke konsumen.

"Orang melihat ini bisnis, di Jakarta mau hidup mewah dan senang, ditambah kerja keras, akhirnya jadilah kaki tangannya mafia besar," ungkap Sayed.

"Kayak di Condet, itu ada. Inisialnya saya bilang juga N, katanya hampir 70 persen pasar Tramadol ini dia yang pegang," tambahnya.

Baca juga: Sayed: Tiap Tawuran, Begal dan Geng Motor Konsumsi Pertama Pasti Tramadol, Polisi di Mata Dia Kecil

Para pedagang ini diungkapkan Sayed, mereka menjual Tramadol dengan caranya multi level marketing.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved