Gempa Maroko

UPDATE Gempa Maroko – Korban Luka Naik 2 Kali Lipat, 2.900 Jiwa Dilaporkan Meninggal

Berikut update terkini jumlah korban terluka dan meninggal akibat Gempa Maroko 6,8 SR pada Jumat (8/9/2023) pukul 23:14 waktu setempat.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Ansari Hasyim
FADEL SENNA / AFP
Seorang wanita mengungsi bersama barang-barangnya melalui reruntuhan di kota tua Marrakesh yang rusak akibat gempa pada 9 September 2023. Gempa bumi dahsyat yang mengguncang Maroko pada akhir 8 September menewaskan lebih dari 632 orang, menurut angka kementerian dalam negeri, membuat penduduk yang ketakutan meninggalkan rumah mereka di tengah malam. 

UPDATE Gempa Maroko – Korban Luka Naik 2 Kali Lipat, 2.900 Jiwa Dilaporkan Meninggal

SERAMBINEWS.COM, RABAT – Berikut update terkini jumlah korban terluka dan meninggal akibat Gempa Maroko 6,8 SR pada Jumat (8/9/2023) pukul 23:14 waktu setempat.

Jumlah korban meninggal akibat Gempa Maroko kini dilaporkan meningkat menjadi 2.900 orang pada Rabu (13/9/2023) WIB.

Lebih dari 5.500 orang telah melaporkan terluka, jumlah ini meninggkat dua kali lipat dari jumlah sebelumnya. 

Banyak korban yang selamat mengeluhkan kurangnya bantuan dari pemerintah Maroko.

Gempa bumi kali ini adalah yang terburuk di negara Afrika Utara dalam lebih dari 60 tahun terakhir.

Seorang wanita menangis dipuing-puing bangunan yang hancur pasca gempa mematikan berkekuatan 6,8 skala Richter pada 8 September, di desa Imi N'Tala dekat Amizmiz di Maroko tengah pada 10 September 2023. Menggunakan alat berat bahkan tangan kosong, tim penyelamat di Maroko pada tanggal 10 September meningkatkan upaya untuk menemukan korban selamat dari gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.100 orang dan meratakan desa-desa.
Seorang wanita menangis dipuing-puing bangunan yang hancur pasca gempa mematikan berkekuatan 6,8 skala Richter pada 8 September, di desa Imi N'Tala dekat Amizmiz di Maroko tengah pada 10 September 2023. Menggunakan alat berat bahkan tangan kosong, tim penyelamat di Maroko pada tanggal 10 September meningkatkan upaya untuk menemukan korban selamat dari gempa bumi dahsyat yang menewaskan lebih dari 2.100 orang dan meratakan desa-desa. (FADEL SENNA / AFP)

Setelah empat malam melawan cuaca buruk, penduduk setempat yang kehilangan tempat tinggal merasa frustrasi dengan tanggap darurat yang dilakukan.

Mehdi Ait Bouyali (24) terpaksa bermalam di sepanjang Tizi N'Test, jalan panjang yang menghubungkan Marrakesh ke lembah pedesaan terpencil. 

Setelah kejadian itu, dia bermalam di pinggir jalan bersama orang lain yang menjadi korban.

Mereka tidak mendapat bantuan dari pemerintah dan mengatakan jika bukan karena makanan dan selimut dari orang asing yang lewat, mereka tidak akan punya apa-apa.

“Desa-desa di lembah telah hancur. Kami memerlukan bantuan apa pun. Kami memerlukan tenda,” pintanya, dikutip dari VOA News.

Juru bicara pemerintah, Mustapha Baitas pada Senin membantah tuduhan tidak adanya tindakan.

“Sejak detik pertama gempa dahsyat ini terjadi, dan dalam mengikuti instruksi Yang Mulia,”

“seluruh otoritas sipil dan militer serta staf medis, militer dan sipil, telah melakukan intervensi yang cepat dan efektif untuk menyelamatkan para korban dan menguburkan jenazah para syuhada,” katanya.

Warga berlindung di sebuah alun-alun setelah gempa bumi di Marrakesh pada 9 September 2023. Hampir 300 orang tewas setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Maroko pada 8 September malam, menurut hitungan awal pemerintah, dengan penduduk Marrakesh melaporkan jeritan yang tak tertahankan setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,8. Kini jumlahnya sudah bertambah menjadi 600 orang lebih yang tewas dalam gempa Maroko.
Warga berlindung di sebuah alun-alun setelah gempa bumi di Marrakesh pada 9 September 2023. Hampir 300 orang tewas setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Maroko pada 8 September malam, menurut hitungan awal pemerintah, dengan penduduk Marrakesh melaporkan jeritan yang tak tertahankan setelah gempa berkekuatan magnitudo 6,8. Kini jumlahnya sudah bertambah menjadi 600 orang lebih yang tewas dalam gempa Maroko. (AFP/FADEL SENNA)

Tim penyelamat, termasuk beberapa yang didatangkan dari Qatar, Uni Emirat Arab, Inggris dan Spanyol, telah membangun tenda-tenda dan mulai mengirimkan makanan dan air ke mana pun mereka bisa.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved