OPINI
Upaya Mengurangi Prevalensi Penyakit Scabies di Lingkungan Pesantren
Adapun keuntungan menyekolahkan anak ke pesantren terpadu adalah mendapat pendidikan agama dan pendidikan umum yang berkualitas
Oleh: Zul Habibi
Mahasiswa Program Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat, Fakultlas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
MINAT masyarakat Aceh menyekolahkan anaknya ke pesantren terpadu semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyak jumlah pesantren terpadu yang dibuka di Aceh, serta semakin banyaknya orang tua yang memilih untuk menyekolahkan anaknya di pesantren terpadu.
Berdasarkan data dari kementrian Agama Republic Indonesia, jumlah pesantren terpadu di Aceh 150 pesantren pada tahun 2015 menjadi 250 pesantren pada tahun 2023. Sedangkan jumlah santri terpadu di Aceh meningkat dari 10.000 santri pada tahun 2015 menjadi 20.000 santri pada tahun 2023.
Adapun keuntungan menyekolahkan anak ke pesantren terpadu adalah mendapat pendidikan agama dan pendidikan umum yang berkualitas, menjadi seorang anak yang berkarakter baik dan disiplin dalam menjalani kehidupan ke depan.
Adapun beberapa permasalah kesehatan yang dihadapi santri ketika menempuh pendidikan di pesantren, salah satunya adalah masalah dengan kesehatan yaitu terjangkitnya penyakit menular, salah satunya adalah adalah penyakit kulit. Penyakit kulit yang sedang trending issue yang diderita oleh sebagian murid – murid di pesantren yaitu scabies atau dengan nama lain gudis.
Scabies adalah penyakit gatal pada kulit yang disebabkan oleh tungau atau kutu kecil yaitu Sarcoptes Scabiei. Scabies dikenal dengan nama lain kudis. Seringkali mengenai banyak orang dalam satu tempat. Tungau scabies hidup di dalam kulit dan bertelur disana. Telur tungau akan menetas menjadi nimfa, dan nimfa akan berkembang menjadi tungua dewasa dalam waktu sekitar 10 hari.
Penyakit kulit scabies seringkali diabaikan karena tidak mengancam jiwa sehingga prioritas penanganannya pun sering tertunda dan ujung-ujungnya timbul komplikasi. Awalnya dikira gatal-gatal biasa namun hal itu dialami berulang-ulang. Inilah yang sering terjadi pada anak pesantren. Insiden timbulnya penyakit kulit scabies masih tinggi terutama dalam lingkup pesantren.
Gejala scabies yang paling umum adalah gatal yang intens, terutama pada malam hari. Gatal ini disebabkan oleh reaksi alergi terhadap gigitan tungau scabies. Selain itu, scabies juga dapat menyebabkan ruam merah atau bercak di kulit, terutama di sela-sela jari, pergelangan tangan, ketiak, dan area genital. Penularan scabies dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kulit penderita, atau melalui barang-barang yang telah terkontaminasi tungau scabies, seperti pakaian, handuk, dan sprei.
Pondok pesantren salah satu tempat bentuk lembaga pendidikan keagamaan yang tumbuh dan berkembang dari masyarakat yang berperan penting dalam pengembangan sumberdaya manusia. Harapan dari pemerintah yakni para santri dan para pemimpin serta para pengelola pondok pesantren, tidak saja mahir dalam aspek pembangunan moral dan spiritual dengan intelektual yang bernuangsa agamism namun dapat menjadi teladan dalam prilaku hidup bersih dan sehat bagi masyarakat sekitarnya.
Pondok pesantren merupakan sekolah islam berasrama dimana para santri biasanya tinggal bersama dengan teman – temannya dalam satu kamar. Tinggal bersama dengan kelompok orang seperi pesantren beresiko mudah terular penyakit, khususnya scabies ( Pratama, Putri Wibwo & Nugraheri,2016)
World Health Organization (WHO) menyatakan angka kejadian scabies pada tahun 2016 sebanyak 130 juta orang didunia, tahun 2016 International Allience for the Control Scabies (IACS) kejadian scabies bervariasi mulai 0,3 persen menjadi 46 persen.
Pesantren merupakan tempat tinggal dan belajar bersama bagi banyak orang, sehingga rentan terjadi penularan scabies secara langsung, hal ini dikarenakan santri sering bersentuhan fisik satu sama lain, dan menggunakan barang – barang yang sama sesama santri. Penularan scabies dipesanten dapat menimbulkan perfektif negatif terhadap pesantren. Scabies dapat menggangu aktifitas santri sendiri baik didalam maupun diluar pesantren itu sendiri.
Penular scabies juga dapat terjadi terhadap keluarga santri yang berada diluar pesantren, ini dikarenakan ketika santri meliki waktu luang untuk berlibur ke rumah keluarga, santri yang terkena scabies akan menjadi agent pembawa penyakit scabies bagi anggota keluarga nya dan masyarakat yang lain yang berada di luar pesantren
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi prevalensi scabies dilingkungan pesantren adalah dengan melakukan promosi dan pendidikan kesehatan terhadap para santri, guru dan tenaga administrasi dan tenaga kesehatan dilingkungan pesantren melalui program kegiatan PHBS ( Pola Hidup Brsih dan Sehat ), menjaga sanitasi dan menyuplai air bersih yang cukup, serta menjaga lingkungan yang bersih dan sehat, serta menjaga kapasitas penerimaan santri baru sesuai dengan kapasitas penampuan murid.
Upaya pelaksanaan program PHBS di tatanan lingkungan sekolah atau pesantren adalah satu trobosan utama untuk meningkatkan derajat kesehatan santri. Ini melibatkan berbagai aspek atau stakeholder baik dalam lingkungan pesantren maupun diluar pesantren, baik itu tenaga kesehatan di dalam dan luar pesantren, guru atau tenaga pendidik, dan juga santri itu sendiri, bersama – sama pro aktif menggalakkan pola hidup bersih dan sehat. Para santri wajib diikut sertakan sosialisasi atau pengenalan PHBS mulai dari menjaga kebersihan pribadi, sampai dengan lingkungan tempat tinggal mereka yaitu pesantren, Sebaiknya ada beberapa tenaga kesehatan dilingkungan pesantren yang ikut berperan menjaga kesehatan pada santri baik memberikan edukasi atau promosi kesehatan maupun pengobatan terhadap para santri yang mengalami penyakit scabies,
Tenaga kesehatan dari luar pesantren juga ikut dilibatkan dalam program edukasi, promosi -kesehatan serta pengobatan scabies itu sendiri. Pihak pengelola pesantren dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan institusi kesehatan atau dinas kesehatan kabupaten setempat melalui pukesmas – pukesmas yang berada dikecamatan dimana tempat pesantren tersebut berdomisili.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.