Citizen Reporter

Perpustakaan dan Orang-Orang yang Sibuk Baca Buku

Kaisar Mughal, Shah Jahan, karena rasa rindu yang membara, ia mendirikan Taj Mahal untuk mengenang istrinya Mumtaz Mahal. Bangunan megah yang dibangun

Editor: mufti
IST
ZUBIR, Peserta Short Course “Curriculum Development for Climate Change Education” Finlandia dan Direktur Sekolah Sukma Bangsa Lhokseumawe, melaporkan dari Helsinki 

Keenam, perpustakaan dengan fasilitas buku gratis. Tidak hanya tempat dengan seabrek kenyamanan di atas, di perpustakaan ada buku gratis. Ada rak yang disiapkan, di mana semua buku yang ada di rak itu bebas diambil. Dari mana sumber bukunya? Disumbang oleh siapa saja yang memiliki buku. Setelah buku dibaca dan dirasa tidak perlu dipajang di rumah, maka buku itu disumbangkan. Bukunya masih bagus-bagus. Saya ikut membawa pulang ke Aceh sebuah buku berjudul: The Success Story of Finnish Basic Education.

Ketujuh, perpustakaan ramah bayi. Ada area yang disiapkan khusus untuk para bayi. Fasilitas untuk bayi juga tersedia di sini, seperti gerobak bayi dan tempat lesehan yang luas dengan karpet yang empuk dan aneka jenis bantal. Sejak bayi mainannya sudah di perpustakaan, ketika besar ia pasti akan kembali ke perpustakaan.

Kedelapan, perpustakaan ada di mana-mana. Saat saya masuk hotel, di lobi hotel ada area perpustakaan mini. Di beberapa sudut hotel juga ada rak buku, bahkan di kamar sekalipun ada rak buku dengan ragam bacaan. Ada banyak buku dengan bahasa Finlandia dan bahasa Inggris. Starbucks yang ada di pusat Kota Helsinki, juga ada toko bukunya. Di sisi kirinya Starbucks, di sisi kanannya toko buku. Ketika itu, Pak Sahlan mengajak saya untuk ngopi Starbucks di toko buku itu, saya menolaknya dengan pertimbangan kopi mahal, apalagi dengan kurs Euro.  

Orang-orang baca buku

Di mana-mana, selain di perpustakaan, orang-orang membaca buku di waktu senggangnya. Misalnya, ketika menunggu kereta api, orang membaca buku. Di dalam kereta api, orang membaca buku. Di area publik, saya juga melihat banyak orang dengan bukunya. 

Dari hasil observasi mendalam dan melakukan wawancara dengan beberapa orang Finlandia, saya dapati rahasia kenapa generasi Finlandia suka baca buku. Rahasia tersebut akan saya bagikan di sini, tapi dengan syarat, jangan pernah beri tahu siapa pun.

Apa rahasianya? Pertama, negara (pemerintah) hadir untuk memberikan kenyamanan dalam bentuk fasilitas di perpustakaan. Kedua, orang-orang dewasa di Finlandia hingga yang sudah tua renta, memberi contoh pada generasinya, yaitu dengan cara ikut menjadi pembaca buku. Mereka tak pernah menyuruh anaknya untuk membaca buku, tapi cukup dengan memberi contoh. Apakah kita di Aceh sebagai bangsa 'teulebeh ateuh rueng donya' sudah hadir dan memberi contoh pada anak-anak kita? Wallahua’lam bissawab.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved