Kupi Beungoh
Semarak PKA ke-8 Tahun 2023
Perhelatan akbar ini tentu memiliki target, tujuan dan harapan untuk kemajuan ekonomi rakyat Aceh, tidak sekedar menjadi hiburan rutin bagi rakyat
Oleh: Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag
Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), yang dinanti-nanti oleh masyarakat Aceh, ditandai dengan jalan-jalan macet karena membludaknya pengunjung yang datang dari seluruh daerah, baik dari kota maupun dari desa.
Mereka datang beramai-ramai dengan kendaraan pribadi atau menyewa kendaraan umum, khusus untuk dapat melihat perhelatan akbar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA).
Berdesak-desak, berhimpitan di tempat acara sudah pasti, karena jumlah pengunjung yang datang biasanya melebihi daya tampung tempat acara yang disediakan.
Namun demikian tidak mematahkan semangat masyarakat berkunjung ke acara PKA, untuk dapat melihat berbagai bentuk sajian kebudayaan dari berbagai daerah yang ada di Aceh.
Karena pengunjung yang sangat ramai, sudah pasti semua tempat parkir, yang disediakan akan penuh dengan kendaraan, rumah-rumah, jalan-jalan di sekitar tempat PKA, atau yang menuju tempat acara ikut disulap menjadi tempat parkir.
Selain parkir penuh, seluruh kota pada saat PKA jalannya macet, terutama jalur "Kota -Darussalam" karena harus melewati "Taman Ratu Syafi'atuddin" sebagai pusat tempat acara Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) biasa dilaksanakan.
Pekan Kebudayaan Aceh tahun 2023 ini, informasinya akan disebarkan dibeberapa tempat, sebagai pusatnya tetap dilaksanakan di Anjung PKA (Taman Ratu Syafi'atuddin), dengan ini diharapkan kendala-kendala klasik, akan dapat diminimalisir, sehingga semua masyarakat dan pengunjung dapat lebih aman dan nyaman berkunjung ke Acara PKA, mengingat sebuah kebahagian luar biasa bagi rakyat Aceh, bisa ikut menyaksikan pelaksanaan acara Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) secara langsung.
Sejarah Lahirnya Pekan Kebudayaan Aceh
Dikutip dari pekankebudayaanaceh.com, bahwa sejarah PKA berawal dari satu tahun sebelum digelar Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) untuk pertama kalinya pada tahun 1957 terbentuk Lembaga Kebudayaan Aceh yang diketuai Mayor T Hamzah.
Lembaga ini kemudian mempersiapkan pelaksanaan PKA I pada tahun 1958.
PKA merupakan ajang perhelatan kebudayaan terbesar masyarakat Aceh untuk melestarikan nilai-nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat Aceh yang telah diadakan sejak tahun 1958 sampai sekarang.
PKA 1 tahun 1958, PKA ke 2 tahun 1972, PKA ke 3 tahun 1988, PKA ke 4 tahun 2004, PKA 5 tahun 2009, PKA ke 6 tahun 2013, PKA ke 7 tahun 2018, dan PKA ke 8 tahun 2023 yang sedang berlangsung dari tanggal 4-11 November 2023.
Orientasi Tempat Pelaksanaan Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)
Memasuki tempat acara PKA, Pertama-tama kita akan melihat bangunan atau rumah-rumah adat dibuat dalam satu komplek, tempat tersebut diberinama "Taman Ratu Syafi'atuddin" tempat biasanya dilaksanakan acara Pekan Kebudayaan Aceh. Taman seni dan budaya ini diambil dari nama seorang Sulthanah yang memerintah pada masa Kerjaaan Aceh Darussalam pada abad ke-17, Sri Ratu Tajul Alam Safi'atuddin Johan Berdaulat.
Semua bangunan dan rumah yang ada di taman ini mewakili ciri khas rumah adat masing-masing kabupaten kota yang ada di Aceh, yang biasa disebut Anjungan PKA.
Di Anjungan ini terdapat 23 rumah adat yang mewakili setiap kabupaten/kota di Provinsi Aceh yaitu Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tamiang, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Timur, Aceh Utara, Benar Meriah, Bireun, Gayo Luwes, Nagan Raya, Pidie, Pidie Jaya, Simeulue, Banda Aceh, Langsa, Lhokseumawe, Sabang dan Subulussalam.
Bangunan atau rumah tersebut menjadi tempat bagi masing-masing daerah untuk memajang berbagai hasil produksi yang menjadi ciri khas daerah masing-masing, bisa berupa hasil alam, pertanian, perkebunan, hasil industri rumah tangga, hasil karya tangan anak-anak daerah, benda-benda bersejarah, adat, budaya, makanan, pakaian, dan lainnya.
Pada saat pelaksanaan PKA bangunan-bangunan tersebut atau rumah adat tersebut dihias atau didekor sesuai dengan rumah adat atau ciri khas daerah/kabupaten masing-masing untuk menambah daya tarik pengunjung melihat atau berkunjung ke masing-masing rumah adat tersebut.
Di kutip dari dlhk.acehprov.go.id, tentang Pekan Kebudayaan Aceh, Tema PKA tahun 2023 terkait seputar jalur rempah Aceh, yakni "Rempahkan Bumi, Pulihkan Dunia".
Puluhan cabang akan diperlombakan selama PKA 8 ini, diantaranya lomba anjungan (stan), lomba peuayon aneuk (mengayun anak), lomba boh gaca (memakaikan inai), cipta dan baca puisi, serta sandiwara rakyat. Ditampilkan juga berbagai kesenian dan kebudayaan khas, seperti tari tradisi, kerajinan, artefak, kuliner, dan praktik kebudayaan lampau.
Kebahagian akan kita lihat dari wajah para pengunjung yang menyaksikan berbagai pameran budaya dan mencicipi berbagai macam makanan khas daerah, makanan nasional juga Internasional.
Tidak kalah membahagiakan bagi para peserta PKA yang datang dari 23 kabupaten kota, para pedagang, pengusaha, pemborong, usaha tenda, pengusaha angkutan atau transportasi dan usaha lainnya.
Dengan acara ini mereka dapat meraup rezeki dari hasil penjualan berbagai barang, jasa, usaha, makanan, atau hasil promosi, hasil kerjasama dengan panitia dalam berbagai bentuk. Tidak ketinggalan juga, kebahagian bagi tukang parkir, tukang becak, dan seluruh masyarakat Aceh lainnya mendapat semua hiburan yang mendidik dari acara PKA yang diadakan.
Agenda Pelaksanaan PKA 2023
Dikutip dari dinkes.acehptov.go.id, disebutkan lokasi dan jadwal pelaksanaan PKA-8, tahun 2023. Di Taman Sulthanah Safiatuddin akan digunakan untuk acara pembukaan, pameran, pertunjukan, perlombaan seni, festival kuliner dan acara penutupan pada tanggal 11 November 2023.
Di area Blang Padang akan diadakan pawai jalan kaki, kenduri budaya, dan pameran pembangunan. Di Aliran Krueng Aceh akan dijadikan tempat pawai kapal hias. Anjong Mon Mata tempat pelaksanaan Jamuan makan. Amel Hotel dan Convention Hall tempat pelaksanaan festival busana.
Di Hermes Hotel akan dilaksanakan pembukaan seminar internasional dan business matching. Kampus UIN Ar-Raniry dan Universitas Syiah Kuala (USK)/Auditorium Gedung AAC Dayan Dawood USK dan Auditorium Ali Hasyimi UIN Ar Raniry akan dijadikan tempat pelaksanaan Seminar Internasional.
Area Krueng Lamnyong tempat pelaksanaan lomba permainan rakyat. Museum Aceh tempat pelaksanaan festival adat, budaya, lomba permainan rakyat. Taman Seni Budaya tempat pelaksanaan pameran foto budaya dan pertunjukan/perlombaan seni.
Gampong Baet Lampout, Gampong Jawa, dan KM 0 tempat diadakan Kenduri Blang, Kenduri Laot. Pendopo Wali Nanggroe akan dijadikan tempat Anugerah Budaya.
Memakmurkan Ekonomi Rakyat Lewat PKA
Perhelatan akbar ini tentu memiliki target, tujuan dan harapan untuk kemajuan ekonomi rakyat Aceh, tidak sekedar menjadi hiburan rutin bagi rakyat.
Dengan kegiatan PKA ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang nyata, sebagai bahan evaluasi dan motivasi bagi pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahtaraan ekonomi rakyat.
Dengan cara, memasukkan point upaya pemberdayaan ekonomi rakyat, dalam setiap agenda kegiatan pemerintah sangat di harapkan tentunya.
Rakyat tentu berharap dengan PKA ini menjadikan pemerintah punya perhatian yang lebih terhadap usaha-usaha kecil, usaha tingkat menengah dan usaha lainnya yang mengalami kendala modal, skill, promosi, perlindungan hukum dan kendala-kendala lainnya, menuju masyarakat Aceh makmur dan sejahtera sebagaimana tema PKA ke 8 hari ini “Rempahkan Bumi Pulihkan Dunia”
*) PENULIS Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA TULISAN KUPI BEUNGOH LAINNYA DISINI
Genosida Gaza dan Dosa Besar Amerika |
![]() |
---|
Menjadikan Baitul Mal Aceh Sebagai Katalisator Kesejahteraan Rakyat |
![]() |
---|
Refleksi 20 Tahun Damai Aceh: Menanti Peran Anak Syuhada Menjaga Damai Aceh Lewat Ketahanan Pangan |
![]() |
---|
Utang: Membangun Negeri atau Menyandera Masa Depan? |
![]() |
---|
Melihat Peluang dan Tantangan Potensi Migas Lepas Pantai Aceh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.